Jokowi Tak Terima Pemerintah Dianggap Mencla-Mencle
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama tujuh bulan menghadapi pandemi Covid-19 , pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Tak dipungkiri selama itu ada kebijakan yang disesuaikan dengan perkembangan terkini Covid-19. Salah satunya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Akhir-akhir ini, Jokowi mengaku cenderung menekankan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).
“Setelah 7 bulan banyak yang bisa kita pelajari dari wabah ini. Misalnya pembatasan sosial, saya kira harus kita sesuaikan. Untuk itu saya menekankan pentingnya pembatasan sosial skala mikro atau mini lockdown. Kita buat lebih terarah, spesifik, fokus, tajam, untuk mengatasi masalah covid tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat. Ini yang harus kita lakukan,” ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (4/10/2020).
(Baca: Jokowi: Tak Perlu Sok-sokan Lockdown Kabupaten/Kota)
Meski ada penyesuaian-penyesuaian kebijakan, Jokowi meminta agar masyarakat jangan menganggap bahwa pemerintah tidak bisa dipercaya. Menurutnya apa yang dilakukan pemerintah bagian dari untuk mencari cara terbaik untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
“Penyesuaian kebijakan itu jangan dianggap pemerintah mencla-mencle. Covid ini masalah baru. Seluruh dunia juga sama. Belum ada negara yang berani mengklaim sudah menemukan solusi yang terbaik. Tiap negara juga beda-beda masalahnya, berbeda cara dalam menanganinya. Jadi kita pun harus terus menyesuaikan diri mencari cara terbaik yang paling cocok dengan situasi kita,” ungkapnya.
Apalagi menurutnya selama 7 bulan ini pencapaian Indonesia tidaklah buruk. Salah satunya terlihat dari angka kesembuhan yang mengalami peningkatan yakni dari 3,84% di bulan Maret menjadi 74,9% per 2 Oktober 2020. Dimana angka ini sudah melampaui angka kesembuhan dunia yakni 74,43%.
“Sekali lagi pencapaian kita sejauh ini tidak buruk. Angka-angkanya jelas. Tapi jangan membuat kita terlena. Kita harus waspada, kita harus tetap bekerja keras. Wabah ini jangan diremehkan. Ini realita. Tapi jangan membuat kita pesimistis,” ujarnya.
(Baca: Presiden Jokowi Klaim Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Buruk)
Jokowi mengakui meski tak buruk kondisi Indonesia namun memang belum sempurna. Sehingga perlu kerjasama semua pihak untuk mengatasi pandemi ini.
“Tujuh bulan ini, Indonesia membuktikan mampu mengatasi masalah. Belum sempurna, iya. Tapi bisa kita perbaiki bersama-sama. Mengatasi pandemi ini memang sulit. Memerlukan kerja keras bersama dan saya yakin kita akan dapat melakukannya,” katanya.
“Yang penting dalam situasi seperti ini jangan ada yang berpolemik. Dan jangan ada yang membuat kegaduhan kegaduhan,” katanya.
Lihat Juga: 6 Menteri Perdagangan Sedekade Terakhir, Nomor 2 Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Importasi Gula
“Setelah 7 bulan banyak yang bisa kita pelajari dari wabah ini. Misalnya pembatasan sosial, saya kira harus kita sesuaikan. Untuk itu saya menekankan pentingnya pembatasan sosial skala mikro atau mini lockdown. Kita buat lebih terarah, spesifik, fokus, tajam, untuk mengatasi masalah covid tapi tidak membunuh ekonomi dan kehidupan masyarakat. Ini yang harus kita lakukan,” ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (4/10/2020).
(Baca: Jokowi: Tak Perlu Sok-sokan Lockdown Kabupaten/Kota)
Meski ada penyesuaian-penyesuaian kebijakan, Jokowi meminta agar masyarakat jangan menganggap bahwa pemerintah tidak bisa dipercaya. Menurutnya apa yang dilakukan pemerintah bagian dari untuk mencari cara terbaik untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
“Penyesuaian kebijakan itu jangan dianggap pemerintah mencla-mencle. Covid ini masalah baru. Seluruh dunia juga sama. Belum ada negara yang berani mengklaim sudah menemukan solusi yang terbaik. Tiap negara juga beda-beda masalahnya, berbeda cara dalam menanganinya. Jadi kita pun harus terus menyesuaikan diri mencari cara terbaik yang paling cocok dengan situasi kita,” ungkapnya.
Apalagi menurutnya selama 7 bulan ini pencapaian Indonesia tidaklah buruk. Salah satunya terlihat dari angka kesembuhan yang mengalami peningkatan yakni dari 3,84% di bulan Maret menjadi 74,9% per 2 Oktober 2020. Dimana angka ini sudah melampaui angka kesembuhan dunia yakni 74,43%.
“Sekali lagi pencapaian kita sejauh ini tidak buruk. Angka-angkanya jelas. Tapi jangan membuat kita terlena. Kita harus waspada, kita harus tetap bekerja keras. Wabah ini jangan diremehkan. Ini realita. Tapi jangan membuat kita pesimistis,” ujarnya.
(Baca: Presiden Jokowi Klaim Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Buruk)
Jokowi mengakui meski tak buruk kondisi Indonesia namun memang belum sempurna. Sehingga perlu kerjasama semua pihak untuk mengatasi pandemi ini.
“Tujuh bulan ini, Indonesia membuktikan mampu mengatasi masalah. Belum sempurna, iya. Tapi bisa kita perbaiki bersama-sama. Mengatasi pandemi ini memang sulit. Memerlukan kerja keras bersama dan saya yakin kita akan dapat melakukannya,” katanya.
“Yang penting dalam situasi seperti ini jangan ada yang berpolemik. Dan jangan ada yang membuat kegaduhan kegaduhan,” katanya.
Lihat Juga: 6 Menteri Perdagangan Sedekade Terakhir, Nomor 2 Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Importasi Gula
(muh)