Di Ambang Resesi, PDIP Ajak Semua Pihak Tidak Panik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno menilai, kebijakan penyelamatan kondisi saat ini melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah tepat, di saat Indonesia akan memasuki masa resesi sebagai dampak pandemi Covid-19 (virus Corona).
(Baca juga: Klaster Tenaga Kerja Tuntas, Panja DPR Yakin RUU Cipta Kerja Rampung 8 Oktober)
Hendrawan mengatakan, arah dan langkah program PEN yang diambil pemerintahan Jokowi sudah tepat. Ia memberi catatan agar implementasi kebijakan pemulihan ekonomi ini harus didukung dengan data yang akurat, koordinasi lintas fungsi dan integritas agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
(Baca juga: Ini Syarat-syarat Sembuh dan Selesai Isolasi Covid-19)
"Yang utama, memelihara daya beli masyarakat. Ketersediaan pangan dan akses masyarakat miskin terhadap jaring pengaman sosial juga wajib diamankan," kata Hendrawan, Selasa (29/9/202).
Hendrawan mengimbau, semua pihak untuk tidak panik dalam menghadapi resesi ekonomi. Dia menilai dalam dinamika ekonomi pasar, resesi adalah soal biasa.
Yang perlu dilakukan pemerintah, kata Hendrawan, adalah konsisten mengambil kebijakan antisiklis. Ia mengibaratkan, pedal gas ditekan saat ekonomi melambat, pedal rem dimainkan saat ekonomi kepanasan.
"Di tengah pandemi, kelincahan dan kecerdikan memainkan pedal gas dan rem secara konsisten, menentukan kualitas hasil," ucap Hendrawan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan kuartal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 diprediksi kembali minus kisaran -2,9 persen hingga -1 persen.
Jika itu terjadi, secara teknis, Indonesia resmi masuk ke jurang resesi karena dalam dua kuartal berturutturut pertumbuhan ekonomi terkontraksi.
(Baca juga: Klaster Tenaga Kerja Tuntas, Panja DPR Yakin RUU Cipta Kerja Rampung 8 Oktober)
Hendrawan mengatakan, arah dan langkah program PEN yang diambil pemerintahan Jokowi sudah tepat. Ia memberi catatan agar implementasi kebijakan pemulihan ekonomi ini harus didukung dengan data yang akurat, koordinasi lintas fungsi dan integritas agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
(Baca juga: Ini Syarat-syarat Sembuh dan Selesai Isolasi Covid-19)
"Yang utama, memelihara daya beli masyarakat. Ketersediaan pangan dan akses masyarakat miskin terhadap jaring pengaman sosial juga wajib diamankan," kata Hendrawan, Selasa (29/9/202).
Hendrawan mengimbau, semua pihak untuk tidak panik dalam menghadapi resesi ekonomi. Dia menilai dalam dinamika ekonomi pasar, resesi adalah soal biasa.
Yang perlu dilakukan pemerintah, kata Hendrawan, adalah konsisten mengambil kebijakan antisiklis. Ia mengibaratkan, pedal gas ditekan saat ekonomi melambat, pedal rem dimainkan saat ekonomi kepanasan.
"Di tengah pandemi, kelincahan dan kecerdikan memainkan pedal gas dan rem secara konsisten, menentukan kualitas hasil," ucap Hendrawan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan kuartal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 diprediksi kembali minus kisaran -2,9 persen hingga -1 persen.
Jika itu terjadi, secara teknis, Indonesia resmi masuk ke jurang resesi karena dalam dua kuartal berturutturut pertumbuhan ekonomi terkontraksi.
(maf)