Ketegasan Pemerintah dan Kedisiplinan Masyarakat Kunci Memutus Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi V DPR Nurhayati Monoarfa menilai pemerintah harus tegas dan masyarakat harus disiplin untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Kedua sikap tersebut dibutuhkan sekaligus. (Baca juga: Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Muncul Gelombang Kedua Covid-19)
"Intinya ini pemerintah harus tegas dan masyarakat harus disiplin, untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini dibutuhkan dari kedua belah pihak, bukan hanya dari sisi pemerintah," ujar Nurhayati, Selasa (5/5/2020).
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menilai langkah-langkah yang diambil pemerintah sudah tepat. "Tetapi kita juga minta masyarakat untuk membantu, untuk menyukseskan memutus mata rantai penyebaran Corona ini," ungkapnya.
Adapun mengenai kabar adanya tiga penumpang kereta rel listrik (KRL) Bogor-Jakarta yang positif virus Corona, menurut dia, harus diketahui apakah mereka orang tanpa gejala (OTG). "Sehingga dirinya sendiri tidak mengetahui positif Corona, atau dia punya gejala," ujarnya.
Dia memperkirakan jumlah OTG di Indonesia cukup banyak. "Tapi misalkan dia mempunyai gejala-gejala, apalagi dia sampai demam, itu adalah kelalaian dari pihak penyelenggara transportasi, dan ketidakdisiplinan masyarakat yang kenapa kalau sakit dia masih pergi, jadi seharusnya kita aware, kita tenggang rasa kepada orang lain, kalau kita merasa sakit ya kita jangan berada di luar," ujarnya.
Dia melanjutkan, apabila ketiga penumpang KRL itu dengan gejala, namun masih bisa masuk maka pemeriksaan di pintu masuk stasiun tidak ketat. "Seharusnya kan ditembak dulu temperatur badannya, lalu kalau terlihat batuk-batuk kan harusnya kalau dia tidak pakai masker, diharuskan pakai masker, kalau tidak dia tidak boleh masuk ke dalam," katanya.
"Intinya ini pemerintah harus tegas dan masyarakat harus disiplin, untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini dibutuhkan dari kedua belah pihak, bukan hanya dari sisi pemerintah," ujar Nurhayati, Selasa (5/5/2020).
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menilai langkah-langkah yang diambil pemerintah sudah tepat. "Tetapi kita juga minta masyarakat untuk membantu, untuk menyukseskan memutus mata rantai penyebaran Corona ini," ungkapnya.
Adapun mengenai kabar adanya tiga penumpang kereta rel listrik (KRL) Bogor-Jakarta yang positif virus Corona, menurut dia, harus diketahui apakah mereka orang tanpa gejala (OTG). "Sehingga dirinya sendiri tidak mengetahui positif Corona, atau dia punya gejala," ujarnya.
Dia memperkirakan jumlah OTG di Indonesia cukup banyak. "Tapi misalkan dia mempunyai gejala-gejala, apalagi dia sampai demam, itu adalah kelalaian dari pihak penyelenggara transportasi, dan ketidakdisiplinan masyarakat yang kenapa kalau sakit dia masih pergi, jadi seharusnya kita aware, kita tenggang rasa kepada orang lain, kalau kita merasa sakit ya kita jangan berada di luar," ujarnya.
Dia melanjutkan, apabila ketiga penumpang KRL itu dengan gejala, namun masih bisa masuk maka pemeriksaan di pintu masuk stasiun tidak ketat. "Seharusnya kan ditembak dulu temperatur badannya, lalu kalau terlihat batuk-batuk kan harusnya kalau dia tidak pakai masker, diharuskan pakai masker, kalau tidak dia tidak boleh masuk ke dalam," katanya.
(cip)