Berpidato di Sidang Umum PBB, Jokowi Soroti Masalah Kedaulatan Wilayah

Rabu, 23 September 2020 - 09:56 WIB
loading...
Berpidato di Sidang...
Presiden Joko Widodo. Foto/setkab.go.id
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti perdamaian dunia yang belum terwujud meski Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah berusia 75 tahun. Hal itu dikatakan Jokowi saat berpidato pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB yang digelar secara virtual, Rabu (23/9/2020).

Jokowi juga menyinggung penghormatan terhadap kedaulatan wilayah yang kerap tidak diindahkan. "Tahun ini genap 75 tahun usia PBB, 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar perang besar, Perang Dunia II tidak terulang kembali. 75 tahun lalu PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera," ucapnya.

Menurut Jokowi, perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Tak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya pula menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.

( ).

"Pimpinan sidang yang terhormat, di usia PBB yang ke-75 ini kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama, belum," ungkapnya.

Jokowi melihat konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan, dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan. "Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah," tandas dia.

Jokowi prihatin melihat situasi ini. Apalagi hal ini masih juga terjadi di tengah pandemi corona . Seharusnya negara di belahan dunia bersatu padu mengalahkan wabah ini, bukan justru menciptakan rivalitas yang tidak berujung.

( ).

"Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19 ini. Di saat kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam. Padahal, kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win win pada hubungan antarnegara yang saling menguntungkan," pungkasnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1931 seconds (0.1#10.140)