Urgent! Pemerintah Diminta Prioritaskan Pemenuhan APD di 132 RS Rujukan Corona

Minggu, 08 Maret 2020 - 02:42 WIB
Urgent! Pemerintah Diminta Prioritaskan Pemenuhan APD di 132 RS Rujukan Corona
Urgent! Pemerintah Diminta Prioritaskan Pemenuhan APD di 132 RS Rujukan Corona
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi IX Intan Fauzi mengkritik rencana pemerintah yang hendak membangun rumah sakit (RS) khusus virus Corona (Covid-19) di Pulau Galang. Menurutnya, hal itu belum terlalu urgent mengingat masih sedikitnya pasien positif Corona.

Ada baiknya jika pemerintah memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) tim medis di 132 RS rujukan Covid-19 karena banyak yang mengeluhkan masih kurang, serta mempersiapkan 132 RS rujukan ini secara baik.

“Pemerintah mau membangun RS di pulau Galang dan sebagainya kalau menurut saya dalam kondisi seperti ini kita sudah punya 132 RS rujukan,” kata Intan saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).

Intan mengakui bahwa memang RS khusus infeksi itu hanya satu-satunya di Indonesia yakni RAPI Sulianti Suroso. Sehingga, kalau memang mau ditambah, Indonesia ini luas, sementara dia menilai bahwa Pulau Galang ini aksesnya tidak mudah dijangkau oleh warga di tempat-tempat lain.

Kemudian, dari mana sumber anggarannya, apakah dari APBN. Sementara, banyak RS di daerah-daerah yang selama ini ingin meningkatkan layanan tetapi terbentur dengan anggaran.

“Jadi menurut saya, semestinya, kalau APBD siap ditambahkan dengan APBN, perbaikan rumah sakit di daerah lebih prioritas,” ujarnya.

Politisi PAN ini juga mempertanyakan urgensinya pembangunan RS di Pulau Galang ini. Tanpa maksud menyepelekan, jumlah yang positif sejauh ini hanya ada 4 kasus. Memang negara harus mengantisipasi kalau nantinya ini menjadi wabah. Tetapi, selama ini pemerintah selalu mengatakan kesiapannya dan sudah mengantisipasi agar Covid-19 ini tidak akan menjadi wabah sehingga, yang penting adalah mempersiapkan 132 RS rujukan beserta APD-nya yang masih kekurangan di sejumlah RS.

“Kan sekarang ini Corona tidak perlu ruang isolasi khusus, ruang isolasi yang diperlukan hanya supaya dia tidak menularkan kepada yang lain dan yang terpenting itu tenaga medis menggunakan APD. APD ini yang menelan biaya lumayan besar,” terang Intan.

“Jadi mungkin sebetulnya yang lebih urgent sebetulnya membantu RS rujukan tadi atau malah mungkin ditambah APD, karena kalau dia sudah positif, dia di ruang isolasi dalam hal ini ruang tersendiri. Tapi yang paling penting tenaga media dilengkapi dengan perlengkapan APD-nya,” tambahnya.

Bahkan, Intan mengusulkan agar RS swasta juga dilibatkan sebagai RS rujukan jika ada kekhawatiran bahwa 132 RS rujukan ini tidak bisa menampung nantinya. Toh selama ini, para pasien positif sebelumnya pergi ke RS swasta sebelum akhirnya dinyatakan positif dan diobservasi oleh pemerintah.

“Artinya saya yakin rumah sakit kita siap. Karena tidak membutuhkan ruangan khusus isolasi negatif atau apa, hanya sekadar ruang isolasi. Yang diperlukan perangkat APD-nya itu,” ujarnya.

“Kemudian, karena memang ini perkembangan makin ke sini berbagai penyakit semakin banyak. Di Kemenkes sudah ada Ditjen P2P kemudian pusat krisis, balai besar yang bersentuhan dengan masyarakat berbagai daerah. Itu memang harus siap dengan wabah seperti ini. Jangan sampai negara lain trennya menurun, di negara kita masuknya Maret, mita tidak berharap kemudian meningkat positifnya dan menjadi wabah. Karena kepercayaan masyarakat luar kepada kita sudah ada dampak,“ urainya.

Bendahara PUAN ini juga melihat masih ada kesimpangsiuran kabar soal pemeriksaan corona. Litbangkes jelas menyatakan kesiapannya dan mereka memang punya alat yang mana, bagi mereka yang terindikasi akan di-swap air liurnya dan dibawa ke Litbangkes lalu dalam 1x24 jam sudah bisa diketahui hasilnya. Dan tren pasien yang terjangkit Covid-19 di berbagai negara juga menurun karena lebih banyak yang bisa disembuhkan.

“Ini sebenarnya pengetahuan-pengetahuan seperti ini kalau disosialisasikan kepada masyarakat mereka secara psikologi bisa menghadapi itu. Lebih siap menghadapi,” tandasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4769 seconds (0.1#10.140)