Jelang Ramadan, Kemenag Kirim 1.000 Pendakwah ke Wilayah 3T hingga Luar Negeri
loading...
A
A
A
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi menambahkan, meningkatnya permintaan layanan keagamaan dari diaspora membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi kiblat dalam kajian dan praktik keislaman global.
Menurutnya, fenomena ini terlihat dari keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), yang memiliki 70% mahasiswa asing. Abu juga mengungkapkan tantangan sosial dalam dakwah, seperti meningkatnya angka perceraian dan turunnya angka pernikahan.
"Pada 2023, jumlah pernikahan hanya 1,3 juta, sementara angka perceraian lebih dari 400.000. Ini menjadi ancaman bagi ketahanan keluarga. Dai tidak hanya bertugas menyampaikan ajaran agama, tetapi juga melakukan analisis sosial agar dakwah lebih efektif," ujarnya.
Program pengiriman dai ini digelar atas kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji, Baznas, Bank Syariah Indonesia, serta sejumlah lembaga filantropi Islam dan pesantren. Para pendakwah dijadwalkan berangkat pada 27 Februari 2025 dan bertugas hingga akhir Ramadan.
Menurutnya, fenomena ini terlihat dari keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), yang memiliki 70% mahasiswa asing. Abu juga mengungkapkan tantangan sosial dalam dakwah, seperti meningkatnya angka perceraian dan turunnya angka pernikahan.
"Pada 2023, jumlah pernikahan hanya 1,3 juta, sementara angka perceraian lebih dari 400.000. Ini menjadi ancaman bagi ketahanan keluarga. Dai tidak hanya bertugas menyampaikan ajaran agama, tetapi juga melakukan analisis sosial agar dakwah lebih efektif," ujarnya.
Program pengiriman dai ini digelar atas kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji, Baznas, Bank Syariah Indonesia, serta sejumlah lembaga filantropi Islam dan pesantren. Para pendakwah dijadwalkan berangkat pada 27 Februari 2025 dan bertugas hingga akhir Ramadan.
(cip)
Lihat Juga :