Fadli Zon Tepis Pembredelan Pameran Lukisan Yos Suprapto
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menepis adanya pembredelan pameran lukisan karya Yos Suprapto. Pembatalan pameran di Galeri Nasional itu murni karena kurator tidak sependapat dengan beberapa karya lukis yang dipasang.
Fadli Zon menjelaskan, proses pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional sudah lama dilakukan. Kurator telah bersepakat dengan seniman mengangkat tema Kedaulatan Pangan. Di proses akhirnya, ternyata ada beberapa lukisan yang tidak sesuai dengan tema, bahkan kurator sudah mendiskusikannya dengan seniman dan tidak sependapat.
"Tetapi menurut informasi yang diterima, si senimannya memasang sendiri lukisan itu, bukan kurator, jadi memasang sendiri lukisan-lukisan yang tidak disetujui oleh kurator," kata Fadli Zon kepada wartawan, Sabtu (23/11/2024).
Selain tidak sesuai tema, kata Fadli Zon, kurator juga melihat lukisan-lukisan itu memuat motif politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang, lukisan telanjang yang dinilai tidak pantas.
"Sedang bersetubuh kira-kira begitu ya, telanjang dengan memakai topi yang mempunyai identitas atau afilitas dengan budaya tertentu, seperti topi Jawa, Raja Jawa, atau Raja Mataram. Itu kan bisa membuat ketersinggungan seseorang, kan itu bisa masuk kategori SARA," kata politikus Partai Gerindra itu.
Fadli Zon menekankan, pemerintah tidak ingin mengekang ekspresi kebebasan, bahkan semua pihak sangat mendukung kebebasan berekspresi di Indonesia. Namun kebebasan berekspresi tidak boleh melampaui batas kebebasan orang lain.
"Tidak ada pembungkaman, tidak ada bredel, kita ini mendukung kebebasan berekspresi. Misalnya, temanya soal pangan kok ada nginjek-nginjek orang, misalnya, kemudian nanti dianggap penghinaan terhadap atribut budaya tertentu, atau tidak senonoh tadi, itu kan ada batasnya," tandas Fadli Zon.
Untuk diketahui, pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan di Galeri Nasional , Jakarta, batal dilaksanakan. Pengunjung yang hadir di pembukaan, Kamis (19/12/2024) malam, dilarang melihat pameran yang telah dipersiapkan sejak setahun terakhir. Pintu pameran dikunci.
Menurut Yos, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima di antara 30 lukisan diturunkan, tapi Yos menolak. Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia. Yos menegaskan, jika lima lukisan tersebut diturunkan, ia memilih membatalkan pameran secara keseluruhan dan membawa pulang seluruh lukisan pulang ke Yogyakarta.
"Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan," kata Yos dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12/2024).
Para pengunjung yang sudah siap untuk menikmati lukisan karya Yos Suprapto akhirnya kecewa. Pihak Galeri Nasional mengunci ruang pameran. Pintu utama digrendel. Lampu digelapkan.
Galeri Nasional Indonesia (GNI) memberi penjelasan soal batalnya pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan yang sedianya digelar pada Kamis (19/12/2024). Galeri Nasional menyebut kurator lukisan mengundurkan diri.
Melalui akun Instagram @galerinasional, GNI menerangkan bahwa kurator lukisan itu, Suwarno Wisetrotomo, telah mengundurkan diri karema adanya perbedaan pandangan karya dengan tema yang disepakati.
"Bapak Suwarno Wisetrotomo memutuskan untuk mengundurkan diri karena perbedaan pandangan kuratorial terkait kesesuaian dua karya dalam pameran dengan tema yang telah disepakati," tulis GNI dalam akun Instagramnya, dikutip Jumat (20/12/2024).
"Beliau menilai pentingnya menjaga kekuatan narasi utama pameran dan memilih untuk mundur demi prinsip profesionalisme kuratorial," jelas GNI.
Dengan demikian, GNI menyampaikan bahwa pameran Yos Suprapto tak bisa dilanjutkan sesuai jadwal yang telah direncanakan. GNI mengatakan, penundaan ini merupakan upaya untuk menjaga standar kualitas dan konsistensi pameran dalam menghadirkan karya yang relevan dengan tema yang telah ditetapkan.
"Kami menghormati proses yang telah dilakukan oleh kurator dan seniman selama ini, termasuk diskusi yang berlangsung secara intensif. Keputusan ini diambil dengan tujuan agar pameran dapat memberikan pengalaman seni yang maksimal kepada publik," ujar GNI.
GNI berkomitmen untuk memberikan informasi lebih lanjut terkait langkah berikutnya, termasuk kemungkinan jadwal baru untuk pameran ini dengan konten yang sesuai tema pameran.
Lihat Juga: Pameran Lukisan Yos Suprapto Diberedel, Bonnie Triyana: Negara Harus Jamin Kebebasan Berekspresi
Fadli Zon menjelaskan, proses pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional sudah lama dilakukan. Kurator telah bersepakat dengan seniman mengangkat tema Kedaulatan Pangan. Di proses akhirnya, ternyata ada beberapa lukisan yang tidak sesuai dengan tema, bahkan kurator sudah mendiskusikannya dengan seniman dan tidak sependapat.
"Tetapi menurut informasi yang diterima, si senimannya memasang sendiri lukisan itu, bukan kurator, jadi memasang sendiri lukisan-lukisan yang tidak disetujui oleh kurator," kata Fadli Zon kepada wartawan, Sabtu (23/11/2024).
Selain tidak sesuai tema, kata Fadli Zon, kurator juga melihat lukisan-lukisan itu memuat motif politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang, lukisan telanjang yang dinilai tidak pantas.
"Sedang bersetubuh kira-kira begitu ya, telanjang dengan memakai topi yang mempunyai identitas atau afilitas dengan budaya tertentu, seperti topi Jawa, Raja Jawa, atau Raja Mataram. Itu kan bisa membuat ketersinggungan seseorang, kan itu bisa masuk kategori SARA," kata politikus Partai Gerindra itu.
Fadli Zon menekankan, pemerintah tidak ingin mengekang ekspresi kebebasan, bahkan semua pihak sangat mendukung kebebasan berekspresi di Indonesia. Namun kebebasan berekspresi tidak boleh melampaui batas kebebasan orang lain.
"Tidak ada pembungkaman, tidak ada bredel, kita ini mendukung kebebasan berekspresi. Misalnya, temanya soal pangan kok ada nginjek-nginjek orang, misalnya, kemudian nanti dianggap penghinaan terhadap atribut budaya tertentu, atau tidak senonoh tadi, itu kan ada batasnya," tandas Fadli Zon.
Untuk diketahui, pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan di Galeri Nasional , Jakarta, batal dilaksanakan. Pengunjung yang hadir di pembukaan, Kamis (19/12/2024) malam, dilarang melihat pameran yang telah dipersiapkan sejak setahun terakhir. Pintu pameran dikunci.
Menurut Yos, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima di antara 30 lukisan diturunkan, tapi Yos menolak. Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia. Yos menegaskan, jika lima lukisan tersebut diturunkan, ia memilih membatalkan pameran secara keseluruhan dan membawa pulang seluruh lukisan pulang ke Yogyakarta.
"Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan," kata Yos dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12/2024).
Para pengunjung yang sudah siap untuk menikmati lukisan karya Yos Suprapto akhirnya kecewa. Pihak Galeri Nasional mengunci ruang pameran. Pintu utama digrendel. Lampu digelapkan.
Galeri Nasional Indonesia (GNI) memberi penjelasan soal batalnya pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto bertajuk Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan yang sedianya digelar pada Kamis (19/12/2024). Galeri Nasional menyebut kurator lukisan mengundurkan diri.
Melalui akun Instagram @galerinasional, GNI menerangkan bahwa kurator lukisan itu, Suwarno Wisetrotomo, telah mengundurkan diri karema adanya perbedaan pandangan karya dengan tema yang disepakati.
"Bapak Suwarno Wisetrotomo memutuskan untuk mengundurkan diri karena perbedaan pandangan kuratorial terkait kesesuaian dua karya dalam pameran dengan tema yang telah disepakati," tulis GNI dalam akun Instagramnya, dikutip Jumat (20/12/2024).
"Beliau menilai pentingnya menjaga kekuatan narasi utama pameran dan memilih untuk mundur demi prinsip profesionalisme kuratorial," jelas GNI.
Dengan demikian, GNI menyampaikan bahwa pameran Yos Suprapto tak bisa dilanjutkan sesuai jadwal yang telah direncanakan. GNI mengatakan, penundaan ini merupakan upaya untuk menjaga standar kualitas dan konsistensi pameran dalam menghadirkan karya yang relevan dengan tema yang telah ditetapkan.
"Kami menghormati proses yang telah dilakukan oleh kurator dan seniman selama ini, termasuk diskusi yang berlangsung secara intensif. Keputusan ini diambil dengan tujuan agar pameran dapat memberikan pengalaman seni yang maksimal kepada publik," ujar GNI.
GNI berkomitmen untuk memberikan informasi lebih lanjut terkait langkah berikutnya, termasuk kemungkinan jadwal baru untuk pameran ini dengan konten yang sesuai tema pameran.
Lihat Juga: Pameran Lukisan Yos Suprapto Diberedel, Bonnie Triyana: Negara Harus Jamin Kebebasan Berekspresi
(abd)