Pendiri PAN Minta Amien Rais Tak Campuri Urusan Kongres Bulan Depan

Minggu, 19 Januari 2020 - 10:36 WIB
Pendiri PAN Minta Amien Rais Tak Campuri Urusan Kongres Bulan Depan
Pendiri PAN Minta Amien Rais Tak Campuri Urusan Kongres Bulan Depan
A A A
JAKARTA - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Abdillah Toha meminta agar Amien Rais tidak kembali ikut campur dengan urusan sistem demokrasi partai. Hal tersebut disampaikan oleh Abdillah saat menanggapi sikap Amien yang cenderung ikut campur terlalu dalam di PAN, teranyar ialah soal pelaksanaan Kongres bulan depan.

"Ya sudahlah, yang lalu-lalu kan selalu ikut campur, itu kan urusan sistem demokrasi di partai. Sudah waktunya lah melepaskan ini ke yang muda-muda. Sudah lah Pak Amien jangan ikut campur lagi," ujar Abdillah di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).

"Jangan ada tekanan-tekanan dari Pak Amien lah, Pak Amien harus membiarkan, partai jangan tergantung ke Pak Amien," sambung dia.

Abdillah mengungkapkan bahwa banyak pihak yang merasa keberatan dengan tekanan yang dilakukan Amien selama ini. Meskipun dalam hal ini, dia tak menjelaskan apa saja tekanan tersebut.

"Ya tafsirkan sendiri ikut campurnya bagaimana? Banyak yang keberatan. Bikin ruwet," tegas Abdillah.

Rakernas PAN direncakan sendiri akan berlangsung pada (12/2/2020) di Sulawesi Tenggara. Sejumlah nama ketua umum baru periode 2020-2025 sudah bermunculan yakni Zulkifli Hasan, Mulfachri Harahap, dan Asman Abnur. Menariknya salah satu calon yakni Mulfachri Hararap akan berpasangan dan maju dengan Putra Amien Rais yakni Hanafi Rais sebagai Sekjen.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Universitas Al-azhar Ujang Komarudin menilai majunya Hanafi berpasangan dengan Mulfachri merupakan upaya Amien Rais untuk membangun dinasti politik.

"Kasus dinasti politik di Indonesia masih banyak diwarnai dinasti politik yang buruk. Karena banyak pejabat yang dihasilkan dari dinasti politik itu korup dan cenderung membangun oligarki," tegas Ujang.

Ujang menambahkan dinasti politik biasanya juga akan menyebabkan kinerja partai tersebut melempem alias tidak berkembang. "Jika yang diangkat dari kalangan keluarganya tak punya kemampuan, lalu kinerjanya melempem," tandas Ujang.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4452 seconds (0.1#10.140)