Evita Dorong Kolaborasi Kementerian dan Global Majukan Ekonomi Kreatif Indonesia

Kamis, 05 Desember 2024 - 14:22 WIB
loading...
Evita Dorong Kolaborasi...
Wakil Ketua Komisi VII DPR Evita Nursanty menekankan perlunya sinergi antarkementerian dan lembaga untuk memajukan ekonomi kreatif (Ekraf) Indonesia. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Evita Nursanty menekankan perlunya sinergi antarkementerian dan lembaga untuk memajukan ekonomi kreatif Indonesia. Termasuk kolaborasi global dengan merek internasional untuk mendorong sisi promosinya.

Hal itu disampaikan Evita dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi VII DPR dengan Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).



“Kita butuh terobosan besar hasil kolaborasi antarkementerian dan lembaga mulai dari Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian, Kementerian UMKM, Kementerian Pariwisata, Kementerian BUMN. Ini tidak bisa dikerjakan sendirian. Kita dorong kementerian/lembaga ini duduk bersama punya konsep besar dan strategi bersama, dari hulu ke hilir,” kata Evita, dikutip Kamis (5/12/2024).

Menurut Evita, potensi ekonomi kreatif Indonesia ini sangat besar, sehingga butuh kebersamaan untuk menghasilkan gelombang atau dampak besar di pasar global.



Kolaborasi dengan brand global menjadi strategi penting mempromosikan produk kreatif.

Evita berharap kementerian terkait bisa mengajak brand atau merek internasional untuk berkolaborasi dengan produk kreatif Tanah Air, seperti batik.



"Bisa kerja sama dengan merek global. Seperti Dior, Louis Vuitton dengan batik, perlu lebih sering dilakukan," katanya.

Evita juga menyoroti kemungkinan kolaborasi dengan restoran atau toko internasional yang dapat memperkuat posisi produk kreatif Indonesia.

"Kuliner Indonesia banyak diminati. Negara kita sumber rempah-rempah terbaik dunia, kekayaan laut kita juga bukan main, dipadu dengan kekayaan tradisi yang tidak ada bandingannya, serta manusia-manusia kreatif di banyak subsektor unggulan. Ini modal besar kita untuk mendorong lebih banyak produk lokal yang berdaya saing ke pasar global," ujarnya.

Diaspora Indonesia juga diminta untuk aktif mempromosikan produk lokal di negara tempat tinggalnya.

"Diaspora Indonesia harus dilibatkan dalam promosi ini. Seperti kolaborasi restoran internasional dengan menu khas Indonesia. Begitu juga dengan kriya atau kerajinan tangan, film, animasi, musik, seni pertunjukan, dan seterusnya," ucapnya.

Selain itu, menurut Evita lagi, media juga harus mengambil peran strategis dalam mempromosikan produk unggulan nasional. Media dinilai mampu menjadi alat efektif untuk memperluas jangkauan produk kreatif ke pasar yang lebih besar.

"Media kita dapat menggerakkan ekonomi kreatif. Sekaligus mendorong produk unggulan kita lebih dikenal secara global. Dalam hal ini mungkin kita perlu lembaga yang bisa membangun message-nya atau konten yang tepat khusus untuk pasar global," ujarnya.

Evita juga berpandangan, perlu regulasi yang mendukung equal treatment bagi pelaku usaha ekonomi kreatif, penyederhanaan regulasi perizinan yang membebani, dan memberikan insentif bagi pelaku usaha ekonomi kreatif lokal, hingga strategi pemberian stimulan dana ekonomi kreatif.

"Termasuk pengembangan kualitas SDM dan lainnya agar terbangun ekosistem yang baik untuk mendorong industri kreatif lebih maju dan berdaya saing tinggi," katanya.

Evita juga mengusulkan penguatan peran pemerintah sebagai fasilitator melalui pengembangan home creativity dan creative hub atau bentuk kolaborasi lainnya terkait orang atau usaha kreatif, yang diharapkan mampu mempercepat inovasi dalam berbagai sektor ekonomi kreatif.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1648 seconds (0.1#10.140)