Wisuda Program Sarjana dan Magister, Universitas Ibnu Chaldun Siap Berkontribusi bagi Bangsa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Ibnu Chaldun menggelar wisuda program Sarjana dan Magister tahun akademik 2023-2024 di Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024).
Acara yang penuh khidmat ini dihadiri Wakil Presiden ke-13 KH Ma’ruf Amin melalui video conference, seluruh Dekan Fakultas, Ketua Program Studi, serta jajaran pimpinan universitas, termasuk Rektor UIC Dr Rahmah Marsina didampingi Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun (YPPIC) Dr H Edy Haryanto.
Selain itu, hadir pula Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Prof Dr Toni Toharudin dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar yang menyampaikan orasi ilmiah.
Pada prosesi wisuda kali ini, sebanyak 294 wisudawan dari 8 program studi S1 dan program Magister Hukum.
KH Ma’ruf Amin yang juga alumni UIC mengucapkan selamat kepada para wisudawan. Dia berharap semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
UIC kini telah memasuki usia ke-68, Ma’ruf Amin berharap dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik lagi. “Semoga Universitas Ibnu Chaldun semakin unggul, inovatif, dan kompetitif untuk menjadi universitas yang unggul Iptek dan kokoh Imtaq,” ujarnya.
Asep Saepudin Jahar dalam orasi ilmiahnya berjudul “Responsibilitas Institusi Pendidikan Tinggi Islam dalam Harmonisasi Percepatan SDGs” menyampaikan bahwa sebagai institusi pendidikan, universitas memiliki tanggung jawab bukan hanya untuk melahirkan insan-insan akademik yang cakap, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan peradaban manusia.
Menurut dia, salah satu agenda global yang menjadi perhatian besar adalah Sustainable Development Goals (SDGs), yang dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai peta jalan pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030.
“Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin memiliki nilai-nilai yang secara inheren mendukung tujuan SDGs seperti pengentasan kemiskinan (eradication of poverty), pengelolaan sumber daya alam yang adil dan lestari, hingga pembangunan perdamaian global,” katanya.
Institusi pendidikan tinggi Islam dapat memberikan kontribusi strategis dalam harmonisasi percepatan SDGs melalui tiga pilar utama Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Dr Toni Toharudin mengungkapkan bahwa data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, hanya 6% penduduk Indonesia yang telah berhasil mengenyam pendidikan tinggi dari total populasi 275,36 juta jiwa pada Juni 2022.
Menurutnya, meskipun tenaga terdidik lulusan perguruan tinggi terus mengalami peningkatan, namun penting dicatat bahwa tingkat keterserapan lulusan masih menyisakan masalah. Saat ini kita dihadapkan dengan situasi di mana populasi sarjana menjadi kelompok yang turut menyumbang angka pengangguran cukup tinggi.
“Data terbaru BPS memperlihatkan pendidikan tinggi menyumbang angka pengangguran terbuka sebesar 9,39% (terbesar kedua setelah lulusan SMK yang menyumbang 9,42%). Ini artinya banyak lulusan pendidikan tinggi yang belum memperoleh kesempatan untuk diserap dunia usaha dan dunia industri karena umumnya mereka tidak cukup memiliki keterampilan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Rektor UIC Dr Rahmah Marsinah juga mengucapkan selamat kepada para wisudawan. Menurutnya, gelar akademik yang didapatkan pada hari ini adalah bentuk pengakuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan kompetensi.
“Dengan menyandang gelar tersebut, saudara kini mengemban tanggung jawab baru yang lebih tinggi untuk berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat, agama dan bangsa,” ujar Rahmah.
Mengutip Ibnu Khaldun, Rahmah menyebutkan bahwa pendidikan melahirkan orang berilmu, tapi agama melahirkan orang berakhlak, jadikan agama sebagai fondasi dalam mencari ilmu.
Rahmah juga mengingatkan 3 karakteristik penting dalam kehidupan yang harus dipegang para wisudawan. Pertama, Adaptif. Kemampuan untuk belajar tentang lingkungan dan dinamikanya. Kedua, Integritas yakni konsistensi antara prinsip atau nilai yang kita pegang, pikiran, sikap dan perbuatan, secara terus menerus.
“Yang ketiga adalah Responsif. Hal ini berkaitan dengan kepekaan dan kepedulian akan orang-orang lain dan yang terjadi di lingkungan kita. Kepekaan membuat kita menjadi realistis dan menggerakkan kita untuk ambil peranan demi kebaikan bersama,” ujar Rahmah.
Ketua Umum YPPIC Edy Haryanto menambahkan seseorang yang menyandang gelar akademik pendidikan tinggi harus mampu secara proaktif menjadi pribadi yang memiliki kemampuan, kecakapan dan keterampilan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan pada bidang tertentu.
Lihat Juga: Santri Keluhkan Biaya Pendidikan, Atikoh: Ganjar-Mahfud Punya Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana
Acara yang penuh khidmat ini dihadiri Wakil Presiden ke-13 KH Ma’ruf Amin melalui video conference, seluruh Dekan Fakultas, Ketua Program Studi, serta jajaran pimpinan universitas, termasuk Rektor UIC Dr Rahmah Marsina didampingi Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun (YPPIC) Dr H Edy Haryanto.
Selain itu, hadir pula Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Prof Dr Toni Toharudin dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar yang menyampaikan orasi ilmiah.
Pada prosesi wisuda kali ini, sebanyak 294 wisudawan dari 8 program studi S1 dan program Magister Hukum.
KH Ma’ruf Amin yang juga alumni UIC mengucapkan selamat kepada para wisudawan. Dia berharap semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
UIC kini telah memasuki usia ke-68, Ma’ruf Amin berharap dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik lagi. “Semoga Universitas Ibnu Chaldun semakin unggul, inovatif, dan kompetitif untuk menjadi universitas yang unggul Iptek dan kokoh Imtaq,” ujarnya.
Asep Saepudin Jahar dalam orasi ilmiahnya berjudul “Responsibilitas Institusi Pendidikan Tinggi Islam dalam Harmonisasi Percepatan SDGs” menyampaikan bahwa sebagai institusi pendidikan, universitas memiliki tanggung jawab bukan hanya untuk melahirkan insan-insan akademik yang cakap, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan peradaban manusia.
Menurut dia, salah satu agenda global yang menjadi perhatian besar adalah Sustainable Development Goals (SDGs), yang dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai peta jalan pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030.
“Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin memiliki nilai-nilai yang secara inheren mendukung tujuan SDGs seperti pengentasan kemiskinan (eradication of poverty), pengelolaan sumber daya alam yang adil dan lestari, hingga pembangunan perdamaian global,” katanya.
Institusi pendidikan tinggi Islam dapat memberikan kontribusi strategis dalam harmonisasi percepatan SDGs melalui tiga pilar utama Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Dr Toni Toharudin mengungkapkan bahwa data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, hanya 6% penduduk Indonesia yang telah berhasil mengenyam pendidikan tinggi dari total populasi 275,36 juta jiwa pada Juni 2022.
Menurutnya, meskipun tenaga terdidik lulusan perguruan tinggi terus mengalami peningkatan, namun penting dicatat bahwa tingkat keterserapan lulusan masih menyisakan masalah. Saat ini kita dihadapkan dengan situasi di mana populasi sarjana menjadi kelompok yang turut menyumbang angka pengangguran cukup tinggi.
“Data terbaru BPS memperlihatkan pendidikan tinggi menyumbang angka pengangguran terbuka sebesar 9,39% (terbesar kedua setelah lulusan SMK yang menyumbang 9,42%). Ini artinya banyak lulusan pendidikan tinggi yang belum memperoleh kesempatan untuk diserap dunia usaha dan dunia industri karena umumnya mereka tidak cukup memiliki keterampilan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Rektor UIC Dr Rahmah Marsinah juga mengucapkan selamat kepada para wisudawan. Menurutnya, gelar akademik yang didapatkan pada hari ini adalah bentuk pengakuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan kompetensi.
“Dengan menyandang gelar tersebut, saudara kini mengemban tanggung jawab baru yang lebih tinggi untuk berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat, agama dan bangsa,” ujar Rahmah.
Mengutip Ibnu Khaldun, Rahmah menyebutkan bahwa pendidikan melahirkan orang berilmu, tapi agama melahirkan orang berakhlak, jadikan agama sebagai fondasi dalam mencari ilmu.
Rahmah juga mengingatkan 3 karakteristik penting dalam kehidupan yang harus dipegang para wisudawan. Pertama, Adaptif. Kemampuan untuk belajar tentang lingkungan dan dinamikanya. Kedua, Integritas yakni konsistensi antara prinsip atau nilai yang kita pegang, pikiran, sikap dan perbuatan, secara terus menerus.
“Yang ketiga adalah Responsif. Hal ini berkaitan dengan kepekaan dan kepedulian akan orang-orang lain dan yang terjadi di lingkungan kita. Kepekaan membuat kita menjadi realistis dan menggerakkan kita untuk ambil peranan demi kebaikan bersama,” ujar Rahmah.
Ketua Umum YPPIC Edy Haryanto menambahkan seseorang yang menyandang gelar akademik pendidikan tinggi harus mampu secara proaktif menjadi pribadi yang memiliki kemampuan, kecakapan dan keterampilan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan pada bidang tertentu.
Lihat Juga: Santri Keluhkan Biaya Pendidikan, Atikoh: Ganjar-Mahfud Punya Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana
(jon)