Presiden Prabowo Diharapkan Bawa Indonesia Jadi 13 Negara Terbesar Dunia di 2029

Minggu, 20 Oktober 2024 - 17:27 WIB
loading...
Presiden Prabowo Diharapkan...
Denny JA berharap Presiden Prabowo Subianto dapat mengangkat Indonesia dari peringkat ke-16 menjadi peringkat ke-13 dunia dalam hal ekonomi. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Denny JA berharap Presiden Prabowo Subianto dapat mengangkat Indonesia dari peringkat ke-16 menjadi peringkat ke-13 dunia dalam hal ekonomi di akhir masa jabatannya yang pertama pada 2029.

Denny menyatakan jika Prabowo terpilih kembali, ia bisa membawa Indonesia naik lagi tiga tingkat ke dalam Top 10 negara terbesar dunia secara ekonomi pada 2034.

Denny mendasarkan harapannya pada prediksi dari lembaga-lembaga kredibel seperti Bank Dunia dan McKinsey, yang menyatakan Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2045-2050.



"Di antara negara-negara dengan ekonomi besar, di tahun itu Indonesia akan bergabung dengan China, India, dan Amerika Serikat di puncak ekonomi global. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-16 ekonomi dunia," ujar Denny dalam tulisannya di akun media sosialnya menyambut dilantiknya Presiden Prabowo, Minggu (20/10/2024).

Menurutnya, perjalanan untuk naik 12 peringkat dalam 20 tahun ke depan adalah pencapaian besar, tetapi bukan tidak mungkin jika ditangani dengan strategi yang tepat. Jika dalam 20 tahun Indonesia bisa melompat naik dari peringkat 16 dunia (2024) menjadi peringkat 4 dunia pada 2045, berarti rata-rata setiap lima tahun, peringkat Indonesia naik 3 tingkat.



"Namun, saya juga menggarisbawahi dua kendala yang kini dihadapi Prabowo. Itu soal bahaya korupsi dan rapor merah demokrasi," ucapnya.

Denny menilai korupsi bukan sekadar masalah moral atau etika, ia adalah penyakit sistemik yang merusak tatanan ekonomi. Lanjutnya, Prabowo sudah menyadari itu. "Jauh-jauh hari ia sudah mengatakan kepada partai politik pendukungnya: Jangan menugaskan menteri cari uang dari APBN," paparnya.

Dia malnjutkan korupsi ibarat karat yang menggerogoti mesin negara. Ketika dana publik disalahgunakan atau bocor, pembangunan infrastruktur terhambat, investasi tidak datang, dan masyarakat tidak mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan.

Transparency International membuat indeks. Di tahun 2014: Skor persepsi korupsi Indonesia adalah 34, dengan peringkat 107. Di tahun 2023: Skor tetap di 34, namun peringkat turun menjadi 115.

"Meskipun skor tidak berubah, penurunan peringkat menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi perlu diperkuat. Menurunnya kualitas demokrasi juga perlu mendapatkan perhatian. Economist Intelligence Unit membuat indeks demokrasi.

"Di tahun 2014: Skor demokrasi Indonesia adalah 6,95, menempati peringkat 49. Namun di tahun 2023: Skor Indonesia turun menjadi 6,53, dengan peringkat 56. Indeks demokrasi Indonesia menurun," paparnya.



Dia berpandangan kelemahan demokrasi ini tampak pada melemahnya lembaga-lembaga untuk check and balances, seperti melemahnya DPR dan partai politik. Demokrasi yang sehat adalah fondasi penting untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

Tanpa demokrasi yang kuat, lanjut dia, kebijakan ekonomi sering kali diambil tanpa konsultasi publik yang cukup sehingga legitimasi dan dukungan terhadap kebijakan menjadi lemah. Maka reshuffle kabinet diperlukan sebagai cara Prabowo membuat para menteri bekerja maksimum.

"Apalagi kabinet Prabowo lumayan “gemuk.” Jika bertambah menteri dan wakil menteri tak menjadi tambahan prestasi, reshuffle kabinet sejak tahun pertama, bahkan enam bulan pertama menjadi pilihan," tandasnya.

Denny menjelaskan reshuffle kabinet yang dilakukan sejak 6 bulan hingga 1 tahun pertama harus menjadi langkah awal untuk memastikan bahwa kementeriannya diisi oleh orang-orang yang kompeten dan memiliki integritas tinggi. Jika ada menteri yang tidak mampu menjalankan visi besar untuk Indonesia, maka mereka harus segera diganti.

"Ini akan memberikan sinyal yang kuat bahwa Prabowo memiliki standar yang tinggi dalam mewujudkan pemerintahan yang efektif dan bersih," kata dia.

"Ini juga akan menjadi lonceng yang keras di telinga menteri dan wakil menteri. Mereka kini berada di bawah Presiden yang meletakkan standar yang tinggi agar kapal Indonesia cepat berlayar," sambungnya.

Menurut Denny, kita bisa belajar dari contoh Lee Kuan Yew di Singapura. Dalam masa pemerintahannya, Lee menerapkan kebijakan yang sangat keras terhadap korupsi dan membangun pemerintahan yang bersih dan efisien.

Itu menjadi dasar kemajuan Singapura dari negara berkembang menjadi pusat keuangan global. Keberhasilan Lee membuktikan bahwa kepemimpinan yang bersih adalah kunci kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

"Prabowo harus belajar dari pendekatan ini dan memastikan bahwa pemerintahannya tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pemerintahan yang bersih," paparnya.

Denny JA juga menyinggung hasil survei lembaganya. Survei LSI Denny JA di bulan Oktober 2024 menunjukkan Prabowo berada di puncak favourability. Sekitar lebih dari 90% publik Indonesia menyukainya.

Sejak tahun 2009, dalam survei LSI Denny JA, Prabowo tak pernah memiliki favourability setinggi itu. Kini harapan publik sangat tinggi padanya.

Namun harapan publik yang tinggi adalah pedang bermata dua. Ia bisa menjadi basis legitimasi agar Presiden Prabowo berani membuat kebijakan keras seperti zero toleransi atas korupsi.

Harapan yang tinggi dapat pula punya risiko publik mudah kecewa. Itu jika sampai 100 hari pertama, enam bulan pertama, setahun pertama, belum ada tanda-tanda prestasi pembeda dari Prabowo, harapan itu cepat kempis."

"Jika Prabowo berhasil, ia tidak hanya akan dikenang sebagai presiden, tetapi sebagai seorang pemimpin yang memandu Indonesia ke arah kebangkitan baru di panggung global," pungkasnya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0855 seconds (0.1#10.140)