Program Makan Bergizi Gratis, Kalangan Lansia Dinilai Harus Jadi Prioritas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jauh sebelum gagasan makan bergizi gratis disampaikan pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres lalu. Ternyata di Kabupaten Cianjur juga sudah berjalan program pemberian makanan gratis, namun targetnya bukanlah anak sekolah melainkan lansia terlantar, yang hidupnya sendiri dan jauh dari anak maupun keluarganya.
Program tersebut tidak dikelola Pemda tapi dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Cianjur. Ketua Baznas Cianjur, H Tata menjelaskan, program tersebut mulai diluncurkan pada 26 Agustus 2022.
Nama programnya Timbel (Titipan Makanan Bergizi Lansia) Kanyaah atau Timbel Kasih Sayang. Sumber dana Timbel Kanyaah berasal dari Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) ASN dan zakat dari Bupati Cianjur setiap bulan.
"Program ini gagasan Pak Bupati Cianjur, Herman Suherman, dan kami menjalankan mandat yang positif ini," ujar H Tata, Selasa (10/9/2024).
"Semua menu makanan sudah memenuhi standar rekomendasi dari Dinas Kesehatan, jadi kami juga bertanggung jawab atas nilai gizi yang dikonsumsi lansia yang membutuhkan," tambahnya.
Jumlah penerimanya memang belum banyak, baru 110 Lansia, karena menyesuaikan dengan ketersediaan dana. Para Lansia tersebut mendapatkan dua kali paket makanan dalam sehari pagi dan sore.
Biaya yang dibutuhkan untuk paket timbel adalah sebesar Rp. 20.000.- untuk satu orang dalam sehari. Jika 110 lansia, maka biaya sehari sebesar Rp2.200.00. Untuk satu bulan diperlukan biaya sebesar Rp.66.000.000.
Beberapa penerima manfaat yang disambangi merasa sangat terbantu dengan program ini. Bahkan, ada yang menangis ketika menjelaskan dampak dari program Timbel Kanyaah.
"Sejak suami saya meninggal, tidak ada lagi yang bisa menafkahi saya. Anak perempuan saya yang menemani saya akan berangkat jadi TKW ke Arab Saudi. Untungnya, karena ada Timbel Kanyaah setidaknya saya tidak usah berpikir keras untuk bisa makan," ujar Ibu Aan (69) memaparkan di rumahnya yang terdampak oleh gempa Cianjur, namun sudah menerima bantuan stimulan gempa Cianjur.
Penerima manfaat lainnya, Pak Ebo (87) mengatakan, dia sangat terbantu dengan program Timbel Kanyaah ini. Selain sudah lanjut usia, dia juga mengidap disabilitas kebutaan.
"Saya dulu seorang petinju, tapi sekarang saya buta karena cedera otak. Kalau tidak menerima bantuan Timbel Kanyaah, sejujurnya saya juga bingung mau makan dari mana," Pak Ebo berucap saat menerima makanan gratis di kediamannya.
Selain meringankan beban lansia kurang mampu yang tersebar di berbagai kecamatan di Cianjur, Timbel Kanyaah juga memberikan manfaat bagi bagi UMKM setempat yang dilibatkan sebagai penyedia makanan.
"Sudah dua tahun lebih saya jadi penyedia makanan untuk program Timbel Kanyaah, dan saya memiliki kepuasan tersendiri mengerjakannya. Saya dan istri sering dapat do’a baik dari penerima manfaat," ujar Abah Hendi (54), pemilik salah satu usaha UMKM yang menyediakan makanan untuk Timbel Kanyaah.
"Apalagi saya dan suami sudah tidak punya orang tua. Saya anggap mereka yang makan dari masakan kami seperti orang tua sendiri. Apapun rintangan kami dalam menyediakan makanan, akan selalu kami lewati karena kebutuhan masyarakat lansia," tambah ibu Dedeh (47), istri dari Abah Hendi yang menjadi juru masak utama.
Program tersebut tidak dikelola Pemda tapi dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Cianjur. Ketua Baznas Cianjur, H Tata menjelaskan, program tersebut mulai diluncurkan pada 26 Agustus 2022.
Nama programnya Timbel (Titipan Makanan Bergizi Lansia) Kanyaah atau Timbel Kasih Sayang. Sumber dana Timbel Kanyaah berasal dari Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) ASN dan zakat dari Bupati Cianjur setiap bulan.
"Program ini gagasan Pak Bupati Cianjur, Herman Suherman, dan kami menjalankan mandat yang positif ini," ujar H Tata, Selasa (10/9/2024).
"Semua menu makanan sudah memenuhi standar rekomendasi dari Dinas Kesehatan, jadi kami juga bertanggung jawab atas nilai gizi yang dikonsumsi lansia yang membutuhkan," tambahnya.
Jumlah penerimanya memang belum banyak, baru 110 Lansia, karena menyesuaikan dengan ketersediaan dana. Para Lansia tersebut mendapatkan dua kali paket makanan dalam sehari pagi dan sore.
Biaya yang dibutuhkan untuk paket timbel adalah sebesar Rp. 20.000.- untuk satu orang dalam sehari. Jika 110 lansia, maka biaya sehari sebesar Rp2.200.00. Untuk satu bulan diperlukan biaya sebesar Rp.66.000.000.
Beberapa penerima manfaat yang disambangi merasa sangat terbantu dengan program ini. Bahkan, ada yang menangis ketika menjelaskan dampak dari program Timbel Kanyaah.
"Sejak suami saya meninggal, tidak ada lagi yang bisa menafkahi saya. Anak perempuan saya yang menemani saya akan berangkat jadi TKW ke Arab Saudi. Untungnya, karena ada Timbel Kanyaah setidaknya saya tidak usah berpikir keras untuk bisa makan," ujar Ibu Aan (69) memaparkan di rumahnya yang terdampak oleh gempa Cianjur, namun sudah menerima bantuan stimulan gempa Cianjur.
Penerima manfaat lainnya, Pak Ebo (87) mengatakan, dia sangat terbantu dengan program Timbel Kanyaah ini. Selain sudah lanjut usia, dia juga mengidap disabilitas kebutaan.
"Saya dulu seorang petinju, tapi sekarang saya buta karena cedera otak. Kalau tidak menerima bantuan Timbel Kanyaah, sejujurnya saya juga bingung mau makan dari mana," Pak Ebo berucap saat menerima makanan gratis di kediamannya.
Selain meringankan beban lansia kurang mampu yang tersebar di berbagai kecamatan di Cianjur, Timbel Kanyaah juga memberikan manfaat bagi bagi UMKM setempat yang dilibatkan sebagai penyedia makanan.
"Sudah dua tahun lebih saya jadi penyedia makanan untuk program Timbel Kanyaah, dan saya memiliki kepuasan tersendiri mengerjakannya. Saya dan istri sering dapat do’a baik dari penerima manfaat," ujar Abah Hendi (54), pemilik salah satu usaha UMKM yang menyediakan makanan untuk Timbel Kanyaah.
"Apalagi saya dan suami sudah tidak punya orang tua. Saya anggap mereka yang makan dari masakan kami seperti orang tua sendiri. Apapun rintangan kami dalam menyediakan makanan, akan selalu kami lewati karena kebutuhan masyarakat lansia," tambah ibu Dedeh (47), istri dari Abah Hendi yang menjadi juru masak utama.
(maf)