Patenkan 4 Penelitian, Rektor SGU: Inovasi untuk Masyarakat Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Empat penelitian berhasil dipatenkan oleh Swiss German University (SGU). Langkah ini merupakan bukti dan komitmen mereka untuk masyarakat Indonesia.
Hak paten itu diberikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) beberapa waktu lalu.
Rektor SGU, Samuel P. Kusumocahyo mengatakan pencapaian ini mencerminkan dedikasi dan kreativitas luar biasa dari tim penelitinya.
“Hak paten ini bukan hanya menghargai upaya kami dalam menghasilkan teknologi inovatif tetapi juga menegaskan komitmen kami untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan industri. Kami berharap inovasi ini akan membuka peluang baru dan memberikan manfaat luas dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan,” kata Rektor, Jumat (6/9/2024).
Samuel menjelaskan bila proses hak paten memakan waktu sekitar dua tahun, termasuk pemeriksaan dan publikasi yang memerlukan waktu hingga 18 bulan. Selama proses tersebut, para peneliti dibantu oleh DJKI Provinsi Banten yang menyediakan forum pendampingan untuk mempercepat proses pemeriksaan.
Termasuk soal revisi dari pemeriksa dapat diselesaikan dalam waktu hanya satu bulan, mempercepat langkah menuju komersialisasi dan penerapan teknologi ini. “Penting untuk dicatat bahwa penelitian di tingkat universitas adalah hasil dari upaya jangka panjang yang memerlukan dedikasi bertahun-tahun,” tambahnya.
Dia mengharapkan inovasi yang dihasilkan tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki dampak luas pada ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
Dengan semakin banyak penelitian inovatif yang mendapatkan pengakuan dan perlindungan hak paten, diharapkan tercipta lebih banyak solusi praktis yang dapat diakses oleh masyarakat luas dan memberikan dampak positif bagi kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa inovasi yang mendapatkan hak paten:
1. Pemurnian Etanol untuk Energi Terbarukan
Irvan S. Kartawiria, mengembangkan teknologi pemurnian etanol dengan suhu rendah yang digunakan untuk bahan bakar energi terbarukan. Teknologi ini memungkinkan proses pemurnian etanol pada suhu di bawah 40 derajat Celsius, jauh lebih efisien dibandingkan metode konvensional. Inovasi ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan efisiensi produksi bahan bakar etanol yang lebih ramah lingkungan dan
ekonomis.
2. Ekstrak Sereh untuk Anti Diabetes
Maria Dewi P.T Gunawan Puteri memfokuskan penelitiannya pada penggunaan ekstrak sereh konsentrat sebagai bahan anti-diabetes. Penelitian ini membuka peluang baru untuk pengembangan produk kesehatan, seperti minuman herbal dan jamu, yang dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes. Ini menawarkan alternatif alami yang mudah diakses oleh masyarakat.
3. Daur Ulang Plastik untuk Filter Industri
Samuel P. Kusumocahyo, menciptakan teknologi daur ulang botol plastik menjadi filter khusus untuk industri. Filter ini dapat digunakan dalam proses pemurnian air dan bahan kimia di pabrik-pabrik. Teknologi ini tidak hanya mendukung upaya daur ulang plastik, tetapi juga menyediakan solusi inovatif dan berkelanjutan bagi industri.
4. Mikroskop Digital Versi Ekonomis
Kholis Abdurachim Audah, mengembangkan teknologi mikroskop digital yang lebih sederhana dan ekonomis. Mikroskop ini mampu menghasilkan gambar digital otomatis, menjadikannya alternatif terjangkau dibandingkan dengan mikroskop sejenis yang lebih mahal. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas teknologi mikroskop digital di institusi pendidikan dan penelitian, terutama di daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya.
Hak paten itu diberikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) beberapa waktu lalu.
Rektor SGU, Samuel P. Kusumocahyo mengatakan pencapaian ini mencerminkan dedikasi dan kreativitas luar biasa dari tim penelitinya.
Baca Juga
“Hak paten ini bukan hanya menghargai upaya kami dalam menghasilkan teknologi inovatif tetapi juga menegaskan komitmen kami untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan industri. Kami berharap inovasi ini akan membuka peluang baru dan memberikan manfaat luas dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan,” kata Rektor, Jumat (6/9/2024).
Samuel menjelaskan bila proses hak paten memakan waktu sekitar dua tahun, termasuk pemeriksaan dan publikasi yang memerlukan waktu hingga 18 bulan. Selama proses tersebut, para peneliti dibantu oleh DJKI Provinsi Banten yang menyediakan forum pendampingan untuk mempercepat proses pemeriksaan.
Termasuk soal revisi dari pemeriksa dapat diselesaikan dalam waktu hanya satu bulan, mempercepat langkah menuju komersialisasi dan penerapan teknologi ini. “Penting untuk dicatat bahwa penelitian di tingkat universitas adalah hasil dari upaya jangka panjang yang memerlukan dedikasi bertahun-tahun,” tambahnya.
Dia mengharapkan inovasi yang dihasilkan tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki dampak luas pada ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
Dengan semakin banyak penelitian inovatif yang mendapatkan pengakuan dan perlindungan hak paten, diharapkan tercipta lebih banyak solusi praktis yang dapat diakses oleh masyarakat luas dan memberikan dampak positif bagi kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa inovasi yang mendapatkan hak paten:
1. Pemurnian Etanol untuk Energi Terbarukan
Irvan S. Kartawiria, mengembangkan teknologi pemurnian etanol dengan suhu rendah yang digunakan untuk bahan bakar energi terbarukan. Teknologi ini memungkinkan proses pemurnian etanol pada suhu di bawah 40 derajat Celsius, jauh lebih efisien dibandingkan metode konvensional. Inovasi ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan efisiensi produksi bahan bakar etanol yang lebih ramah lingkungan dan
ekonomis.
2. Ekstrak Sereh untuk Anti Diabetes
Maria Dewi P.T Gunawan Puteri memfokuskan penelitiannya pada penggunaan ekstrak sereh konsentrat sebagai bahan anti-diabetes. Penelitian ini membuka peluang baru untuk pengembangan produk kesehatan, seperti minuman herbal dan jamu, yang dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes. Ini menawarkan alternatif alami yang mudah diakses oleh masyarakat.
3. Daur Ulang Plastik untuk Filter Industri
Samuel P. Kusumocahyo, menciptakan teknologi daur ulang botol plastik menjadi filter khusus untuk industri. Filter ini dapat digunakan dalam proses pemurnian air dan bahan kimia di pabrik-pabrik. Teknologi ini tidak hanya mendukung upaya daur ulang plastik, tetapi juga menyediakan solusi inovatif dan berkelanjutan bagi industri.
4. Mikroskop Digital Versi Ekonomis
Kholis Abdurachim Audah, mengembangkan teknologi mikroskop digital yang lebih sederhana dan ekonomis. Mikroskop ini mampu menghasilkan gambar digital otomatis, menjadikannya alternatif terjangkau dibandingkan dengan mikroskop sejenis yang lebih mahal. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas teknologi mikroskop digital di institusi pendidikan dan penelitian, terutama di daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya.
(cip)