Debat Panas dengan Silfester Matutina, Siapa Sebenarnya Rocky Gerung Pengkritik Keras Jokowi?

Rabu, 04 September 2024 - 09:00 WIB
loading...
Debat Panas dengan Silfester...
Pengamat politik Rocky Gerung berdebat panas dengan Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina saat program Rakyat Bersuara iNews TV, Selasa (3/9/2024) malam. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung berdebat panas dengan Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina saat program Rakyat Bersuara iNews TV, Selasa (3/9/2024) malam. Siapa sebenarnya Rocky Gerung yang begitu keras mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi)?

Rocky Gerung dan Silfester Matutina hadir sebagai narasumber dalam diskusi bertajuk Banyak Drama Jelang Pilkada, Kenapa? Keduanya beradu mulut, bahkan Silfester sampai mengeluarkan umpatan kata kasar kepada Rocky.



Rocky selama ini dikenal kritis dan pedas. Tak heran dia berulang kali dilaporkan ke polisi karena komentar-komentarnya yang tajam.

Rocky Gerung merupakan pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959. Bidang keahliannya adalah dosen, ahli filsafat, dan pengamat politik.

Rocky sejatinya hanya seorang dosen filsafat. Dia awalnya masuk Universitas Indonesia (IU) memilih jurusan Ilmu Politik. Namun, tidak beberapa lama dia pindah jurusan ke Filsafat. Dia lulus Ilmu Filsafat dari UI sekitar tahun 1986.

Sebagai ilmuwan filsafat, salah satu bidang kajian Rocky adalah filsafat feminisme. Rocky juga seorang pengajar Kajian Filsafat dan Feminisme (Kaffe) yang merupakan salah satu program Jurnal Perempuan.

Meski memiliki latar belakang keilmuan filsafat, Rocky Gerung justru dikenal sebagai pengamat politik. Saat kuliah dia sudah dekat dengan beberapa aktivis seperti Marsillam Simanjuntak hingga Hariman Siregar.

Di masa pemerintahan Jokowi, Rocky adalah pengkritik yang keras. Tak jarang komentarnya menuai kontroversial. Tak hanya saat tampil di acara televisi, dia juga kerap membuat cuitan di Twitter yang kontroversial.

Rocky Gerung mulai diperhatikan publik pada awal tahun 2017. Saat itu, dia mengkritik pemerintah. Bahkan, dia menyatakan pemerintah sebagai pembuat hoaks terbaik, karena memiliki banyak perangkat untuk berbohong.

Sejak itu Rocky mulai terkenal sebagai salah satu pengkritik keras pemerintah, sehingga sering diundang untuk menjadi narasumber baik di acara televisi maupun diskusi di kampus-kampus.

Akibat pedasnya mulut Rocky, dia pernah dilaporkan terkait tuduhan penistaan agama pada tahun 2018. Hal ini buntut dari pernyataannya yang menyebut kitab suci sebagai fiksi. Rocky disangkakan melanggar Pasal 156a KUHP tentang Penistaan Agama.

Pada Pilpres 2024, komentar Rocky juga amat kritis. Diukur dari pencarian mesin Google, nama Rocky Gerung cukup populer dengan jumlah berita mencapai 1.520.000 atau di urutan kedua setelah nama Denny JA dari LSI Denny JA.

Selain itu, Rocky Gerung merupakan salah satu pendiri Setara Institute dan fellow pada Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D). Setara Institute merupakan sebuah wadah pemikir di bidang demokrasi dan hak asasi manusia yang didirikan tahun 2005.

Rocky mendirikan Setara Institute bersama tokoh-tokoh seperti KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Azyumardi Azra. Rocky juga merupakan pendiri Partai Indonesia Baru (PIB) pada tahun 2002 bersama Sjahrir.

Hanya, di partai ini Rocky tidak begitu aktif di kepengurusan. Dia juga pernah bergabung dengan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) pada tahun 2011 dengan jabatan anggota Majelis Pertimbangan Partai.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1887 seconds (0.1#10.140)