Kampanyekan Dokumen Abu Dhabi, Pimpinan Pemuda Lintas Iman Kunjungi Vatikan
loading...
A
A
A
Gusma menilai hal ini sesuai dengan poin ketiga Dokumen Abu Dhabi yang berbunyi 'Keadilan berdasarkan belas kasihan adalah jalan yang perlu diikuti untuk mencapai hidup bermartabat yang menjadi hak setiap manusia'.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla mengungkapkan upaya menegakkan keadilan seiring dengan upaya membangun kesejahteraan sosial. Dua hal itu juga sangat dibutuhkan oleh dunia global yang penuh gejolak, konflik sosial dan kemiskinan.
"Generasi muda di dunia terlibat berpikir dan bekerja untuk menata semesta, menegakkan keadilan itu semua, membangun kemakmuran itu sesama," ujar Dzul.
Ketum Pemuda Hindu (Paradah) I Gede Ariawan mengungkapkan dalam Hindu ada ajaran Vasudhaiva Kutumbakam yang berarti ‘Dunia Adalah Satu Keluarga’.
"Gagasan ungkapan tersebut masih relevan hingga saat ini karena menekankan perspektif global, mengutamakan kesejahteraan kolektif di atas kepentingan individu atau keluarga," kata I Gede.
Hal ini mendorong dirinya untuk memikirkan kesejahteraan orang lain, memupuk solidaritas dan tanggung jawab global, terutama dalam mengatasi isu-isu krusial seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, perdamaian, dan toleransi terhadap perbedaan.
Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat menilai kunjungan organisasi kepemudaan lintas iman ke Vatikan adalah wujud dari komitmen pemuda Indonesia untuk merawat keberagaman dan menyuarakan perdamaian di tengah berbagai konflik yang sedang terjadi di berbagai negara.
"Gagasan mediator positif yang selama ini digencarkan organisasinya, GAMKI, terwujud dalam perjalanan ini. Bersolidaritas dengan saudara-saudara lintas iman menjadi bentuk pengejawantahan yang konkret sesuai Dokumen Abu Dhabi. Harapan kami perjalanan iman ini akan terus berlanjut untuk merajut persaudaraan sesama serta mewujudkan keadilan dan perdamaian dunia," ujar Sahat.
Dokumen Abu Dhabi berisi tentang persaudaraan umat manusia yang ditandatangani oleh dua tokoh besar dunia yakni Imam Besar Al-Azhar Syekh Ahmed At-Tayyeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019.
Setelah ke Vatikan, rencananya kunjungan akan dilanjutkan menemui Imam Besar Al-Azhar Syekh Ahmed At-Tayyeb di Mesir. Rombongan ini juga akan mengunjungi tokoh-tokoh agama dunia dan penerima nobel perdamaian.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla mengungkapkan upaya menegakkan keadilan seiring dengan upaya membangun kesejahteraan sosial. Dua hal itu juga sangat dibutuhkan oleh dunia global yang penuh gejolak, konflik sosial dan kemiskinan.
"Generasi muda di dunia terlibat berpikir dan bekerja untuk menata semesta, menegakkan keadilan itu semua, membangun kemakmuran itu sesama," ujar Dzul.
Ketum Pemuda Hindu (Paradah) I Gede Ariawan mengungkapkan dalam Hindu ada ajaran Vasudhaiva Kutumbakam yang berarti ‘Dunia Adalah Satu Keluarga’.
"Gagasan ungkapan tersebut masih relevan hingga saat ini karena menekankan perspektif global, mengutamakan kesejahteraan kolektif di atas kepentingan individu atau keluarga," kata I Gede.
Hal ini mendorong dirinya untuk memikirkan kesejahteraan orang lain, memupuk solidaritas dan tanggung jawab global, terutama dalam mengatasi isu-isu krusial seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, perdamaian, dan toleransi terhadap perbedaan.
Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat menilai kunjungan organisasi kepemudaan lintas iman ke Vatikan adalah wujud dari komitmen pemuda Indonesia untuk merawat keberagaman dan menyuarakan perdamaian di tengah berbagai konflik yang sedang terjadi di berbagai negara.
"Gagasan mediator positif yang selama ini digencarkan organisasinya, GAMKI, terwujud dalam perjalanan ini. Bersolidaritas dengan saudara-saudara lintas iman menjadi bentuk pengejawantahan yang konkret sesuai Dokumen Abu Dhabi. Harapan kami perjalanan iman ini akan terus berlanjut untuk merajut persaudaraan sesama serta mewujudkan keadilan dan perdamaian dunia," ujar Sahat.
Dokumen Abu Dhabi berisi tentang persaudaraan umat manusia yang ditandatangani oleh dua tokoh besar dunia yakni Imam Besar Al-Azhar Syekh Ahmed At-Tayyeb dan Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019.
Setelah ke Vatikan, rencananya kunjungan akan dilanjutkan menemui Imam Besar Al-Azhar Syekh Ahmed At-Tayyeb di Mesir. Rombongan ini juga akan mengunjungi tokoh-tokoh agama dunia dan penerima nobel perdamaian.