5 Fakta LB Moerdani, Jenderal TNI Kenamaan yang Berjaya di 2 Era Presiden Indonesia

Rabu, 14 Agustus 2024 - 11:44 WIB
loading...
A A A
Kedekatannya itu membuat Soeharto turut merestuinya sebagai Panglima TNI (dulu ABRI). Menggantikan Jenderal TNI M Jusuf, Benny menduduki posisi ini pada periode 1983-1988.

Sebelum penunjukannya, ada kisah menarik ketika Soeharto baru menginginkan Benny untuk memegang tongkat komando ABRI. Prabowo Subianto dalam buku biografinya 'Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto' mengungkap bahwa waktu itu Soeharto menggunakan caranya yang sangat khas: kalem dan halus.

Saat mendapati tiga nama jenderal bintang tiga: Himawan Susanto, Yogie S Memet, dan Soesilo Sudarman, Soeharto justru mencari 'anak emas'-nya yang seakan menjadi sinyal tersendiri. "Benny ada di mana sekarang?" tanya mantan Pangkostrad itu.

Pada akhirnya, Benny tidak hanya dipasrahi jabatan Panglima ABRI. Ia juga diplot sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).

4. Pernah Jadi Menteri Pertahanan

Pada 1988, hubungan harmonis Benny Moerdani dan Soeharto memburuk. Dalam hal ini, ia dianggap terlalu banyak melakukan kritik terhadap pemerintahan.

Akhirnya, Try Sutrisno naik menjadi pengganti Benny sebagai Panglima ABRI. Namun, Soeharto tidak lantas langsung membuang Benny.

Presiden ke-2 RI itu menunjuknya menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan. Namun, kembali Benny mendapat tuduhan ingin melakukan kudeta terhadap Orde Baru.

Pada 1993, jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan digantikan oleh Edi Sudrajat. Sementara Benny memilih vakum dari politik.

5. Menjalani Masa Tua dengan Kesepian

Kegemilangan karier LB Moerdani berubah total ketika memasuki usia senja. Mendekati akhir hidupnya, Benny tinggal dengan kesepian.

Setelah benar-benar vakum dari militer dan politik, ia banyak menghabiskan waktu untuk sekadar mengobrol bersama kawan-kawannya di CSIS seperti Harry Tjan Silalahi, Clara, dan Jusuf Wanandi. Selain itu, Benny hanya menghabiskan waktu untuk membaca koran dan buku kiriman kawan-kawannya di Amerika Serikat.

Lalu, sisa hidupnya dihabiskan pada kediamannya di Hang Lekir, Jakarta Selatan. Benny hanya ditemani istri, anak tunggalnya, dan juga seorang perawat.

Sementara untuk komunikasi, ia hanya dibantu lonceng karena memang waktu itu hidupnya sudah berada di atas kursi roda. Pada 29 Agustus 2004, Benny meninggal dunia dalam usia ke-71.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1067 seconds (0.1#10.140)