Bangun Inovasi, Kemendikbud Pertemukan Rekapreneur dan Kedaireka Academy
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kolaborasi inovasi antara akademisi dan industri semakin penting. Karena itulah Rekapreneur dan Kedaireka Academy muncul sebagai inisiatif yang menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dan dunia industri.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek Abdul Haris mengatakan pentingnya membangun kapasitas yang kuat di seluruh komponen ekosistem inovasi.
“Program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy dirancang untuk memberdayakan para akademisi dan praktisi industri agar dapat bekerja sama lebih efektif,” kata Abdul Haris, Minggu (11/8/2024).
Selain itu, dengan kapasitas yang tepat, kita bisa memastikan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan ide-ide brilian, tetapi juga solusi yang dapat diterapkan dan berdampak nyata pada kemajuan Indonesia.
Karena itu, keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada upaya membangun kapasitas yang memadai bagi insan perguruan tinggi dan industri untuk berkolaborasi.
Termasuk Rekapreneur, sebagai program yang menyediakan kegiatan mentoring antara calon pengusul dari perguruan tinggi dengan calon mitra bisnis dan industri, memiliki tujuan utama menciptakan pemahaman bersama.
“Tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengalaman praktis para akademisi dalam menjalin kemitraan yang efektif dengan industri,” ucapnya.
Direktur PMO Kedaireka 2024 Matrissya Hermita menjelaskan program ini tidak hanya tentang mempertemukan akademisi dengan industri, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalin kemitraan yang sukses.
Karena itu, Kedaireka Academy menawarkan pelatihan dan mentoring mendalam menghadapi tantangan kompleksitas proses pengajuan Matching Fund atau Program Dana Padanan (PDP).
Proses ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang strategi kolaborasi, kepatuhan terhadap regulasi, dan penyesuaian dengan standar DIKTI.
"Di Kedaireka Academy, kami memastikan peserta memahami setiap tahapan proses dan memiliki panduan yang jelas untuk mencapai tujuan mereka,"katanya.
Termasuk kolaborasi yang sukses membutuhkan pemahaman dan kesepahaman yang mendalam antara semua pihak yang terlibat. Di sinilah kapasitas menjadi kunci. Rekapreneur membantu menjembatani kesenjangan ini dengan membangun komunikasi efektif dan menyelaraskan tujuan antara akademisi dan mitra industri sebelum terjalinnya kesepakatan atau kolaborasi.
"Keselarasan tujuan antara akademisi dan industri adalah fondasi dari kolaborasi yang sukses. Ini adalah hal yang selalu kami tekankan dalam setiap sesi mentoring," ujar Matrissya.
Termasuk program keberhasilan dalam memperoleh pendanaan yang bisa melalui program Matching Fund atau Program Dana Padanan (PDP) sangat bergantung pada kualitas proposal yang diajukan.
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan keberhasilan dalam memperoleh pendanaan seperti melalui Program Dana Padanan sangat bergantung pada kualitas proposal yang diajukan.
“Melalui program-program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy, kami berkomitmen membekali akademisi dan mitra industri dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menyusun proposal yang kompetitif dan relevan,” katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek Abdul Haris mengatakan pentingnya membangun kapasitas yang kuat di seluruh komponen ekosistem inovasi.
“Program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy dirancang untuk memberdayakan para akademisi dan praktisi industri agar dapat bekerja sama lebih efektif,” kata Abdul Haris, Minggu (11/8/2024).
Selain itu, dengan kapasitas yang tepat, kita bisa memastikan bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan ide-ide brilian, tetapi juga solusi yang dapat diterapkan dan berdampak nyata pada kemajuan Indonesia.
Karena itu, keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada upaya membangun kapasitas yang memadai bagi insan perguruan tinggi dan industri untuk berkolaborasi.
Termasuk Rekapreneur, sebagai program yang menyediakan kegiatan mentoring antara calon pengusul dari perguruan tinggi dengan calon mitra bisnis dan industri, memiliki tujuan utama menciptakan pemahaman bersama.
“Tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengalaman praktis para akademisi dalam menjalin kemitraan yang efektif dengan industri,” ucapnya.
Direktur PMO Kedaireka 2024 Matrissya Hermita menjelaskan program ini tidak hanya tentang mempertemukan akademisi dengan industri, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalin kemitraan yang sukses.
Karena itu, Kedaireka Academy menawarkan pelatihan dan mentoring mendalam menghadapi tantangan kompleksitas proses pengajuan Matching Fund atau Program Dana Padanan (PDP).
Proses ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang strategi kolaborasi, kepatuhan terhadap regulasi, dan penyesuaian dengan standar DIKTI.
"Di Kedaireka Academy, kami memastikan peserta memahami setiap tahapan proses dan memiliki panduan yang jelas untuk mencapai tujuan mereka,"katanya.
Termasuk kolaborasi yang sukses membutuhkan pemahaman dan kesepahaman yang mendalam antara semua pihak yang terlibat. Di sinilah kapasitas menjadi kunci. Rekapreneur membantu menjembatani kesenjangan ini dengan membangun komunikasi efektif dan menyelaraskan tujuan antara akademisi dan mitra industri sebelum terjalinnya kesepakatan atau kolaborasi.
"Keselarasan tujuan antara akademisi dan industri adalah fondasi dari kolaborasi yang sukses. Ini adalah hal yang selalu kami tekankan dalam setiap sesi mentoring," ujar Matrissya.
Termasuk program keberhasilan dalam memperoleh pendanaan yang bisa melalui program Matching Fund atau Program Dana Padanan (PDP) sangat bergantung pada kualitas proposal yang diajukan.
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan keberhasilan dalam memperoleh pendanaan seperti melalui Program Dana Padanan sangat bergantung pada kualitas proposal yang diajukan.
“Melalui program-program seperti Rekapreneur dan Kedaireka Academy, kami berkomitmen membekali akademisi dan mitra industri dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menyusun proposal yang kompetitif dan relevan,” katanya.
(jon)