Jelang Pilkada 2024, Dico Ganinduto Diyakini Siap Bawa Perubahan untuk Kota Semarang

Selasa, 06 Agustus 2024 - 20:14 WIB
loading...
Jelang Pilkada 2024,...
Pernyataan Bupati Kendal Dico Ganinduto yang menilai Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya merupakan hal wajar. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pernyataan Bupati Kendal Dico Ganinduto yang menilai Kota Semarang sebagai Ibu Kota Provinsi yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya mendapat tanggapan dari berbagai kalangan. Pernyataan itu dinilai wajar sekaligus bukti jika yang bersangkutan siap bertarung di Pilkada 2024.

Pengamat Politik Herry Mendrofa menilai, pernyataan tersebut wajar dilontarkan Dico, sebagai kandidat yang bakal mencalonkan diri sebagai dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Saya rasa sebagai salah satu kandidat wajar Dico menyampaikan hal ini. Upaya ini juga merupakan strategi bagaimana melihat respons publik. Semacam cek ombak," kata Herry, Selasa (6/8/2024).



Sebagai seorang kandidat, menurutnya sudah pasti Dico harus memberikan atensi pada isu atau tren yang kuat. "Kandidat lain belum masuk pada sisi ini. Dan ini juga dapat diartikan sebagai bentuk kesiapan Dico untuk bertarung dan membawa perubahan untuk Semarang," lanjutnya.

Karena menurutnya, Kota Semarang jika dilihat dari pertimbangan komparasi kekuatan dan kelemahan ibu kota provinsi yang di Pulau Jawa memang masih perlu dibenahi. "Katakanlah yang terdekat Yogya atau Surabaya, jelas masih harus butuh pembenahan, Semarang perlu pembenahan dengan baik," lanjutnya.



Herry menilai jika Semarang perlu branding sebagai kota atau wilayah yang aman, nyaman, dan bisa dikenal oleh publik, karena menjadi representasi Jawa Tengah.

"Jika melihat Jawa Tengah ya Semarang. Maka ini yang jadi kritiknya. Selama ini Semarang menjadi representasi dari kelemahan Jawa Tengah bila tidak ada perubahan dan perbaikan. Entry point kritiknya disini," katanya.

Selain itu, bencana banjir masih jadi problematika di Kota Semarang, yang artinya ada kelemahan dari sisi tata kelola wilayah. "Maka variabel ini saja dapat dijadikan sebagai autokritik atas kinerja pemerintah sebelumnya," kata Herry.

Dia menyarankan agar Dico tetap fokus dengan melakukan langkah konkret serta menawarkan program terkait dengan kritikannya tersebut. "Yang perlu dilakukan oleh Dico ya tinggal ke depan langkah konkretnya, tawaran program atas kritikannya apa, dijelaskan secara gamblang ke publik," tambahnya.

Sehingga, jika kritikan Dico terhadap Kota Semarang dijadikan sebagai black campaign salah alamat. Karena proses pendaftaran Pilkada 2024 belum dimulai. "Dico belum mendaftar di KPU artinya asumsi pribadinya ini murni sebagai upaya menggaet elektoral atau melakukan cek ombak atas respons publik," kata dia.

Sebagai informasi, angka kemiskinan Kota Atlas dari 3,9% menjadi 4,5% pada 2023. Sementara berdasarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut sebanyak 21.000 kepala keluarga di Kota Semarang, Jawa Tengah mengalami kemiskinan ekstrem.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1847 seconds (0.1#10.140)