Profil Mayjen TNI Djoko Andoko, Jenderal Kopassus Pemimpin Sekolah Intelijen Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mayjen TNI Djoko Andoko merupakan Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD) yang sudah tidak asing di kalangan militer khususnya di Korps Baret Merah Kopassus. Saat ini, abituren Akademi Militer (Akmil) 1989 dari satuan Infanteri Kopassus tersebut menjabat sebagai Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).
STIN merupakan lembaga pendidikan yang didirikan untuk mencetak para intel terbaik negara di bawah naungan Badan Intelijen Negara (BIN). Pembentukan STIN diinisiasi oleh tokoh intelijen nasional sekaligus mantan Kepala BIN yang juga berdarah Kopassus yakni, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.
Sebelum diangkat menjadi Gubernur STIN, Mayjen TNI Djoko Andoko menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan Badan Intelijen Negara (BIN).
Mayjen TNI Djoko Andoko tercatat sebagai Jenderal Kopassus yang memiliki karier cukup cemerlang. Selama mengabdi di militer, berbagai jabatan strategis pernah diembannya. Antara lain, Dan Unit 1/2 Yon 12 Grup 1/Kopassus, kemudian Dantim 2/3 Yon 12 Grup 1/Kopassus, Dantim 2/2 Yon 11 Grup 1/Kopassus.
Selain itu, dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Dan Subtim 2/3 Den 81/Kopassus, selanjutnya Dantim Free Fall Grup 5/Kopassus, Danden 521 Grup 5/Kopassus, Kasiops Sat 81/Kopassus. Termasuk sebagai Dansatdik Separa Pusdikpassus, Danyon Taruna Madya Mentar Akmil, Danyonif 300/Raider Kodam III/Siliwangi (2004-2006)
Sebagai prajurit Kopassus, hampir sebagian besar hidupnya dihabiskan di pasukan elite TNI AD tersebut. Tak heran jika dia seringkali diterjunkan dalam berbagai operasi. Di antaranya, Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste, Operasi di Aceh dan Operasi Nemangkawi.
Loyalitas dan dedikasinya selama mengabdi di TNI, membuat Mayjen TNI Djoko Andoko mendapatkan banyak Tanda Jasa Kehormatan yang tidak semua prajurit memilikinya. Tanda Jasa Kehormatan itu yakni, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya.
Kemudian, Tanda Jasa Kehormatan Satyalancana Dharma Bantala, Satyalancana Kesetiaan 32 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun, Satyalancana G.O.M IX dan Satyalancana G.O.M VII.
Termasuk Tanda Jasa Kehormatan Satyalancana Seroja, Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Ksatria Yudha, Satyalancana Dwidya Sistha, dan Satyalancana Wira Karya.
Dalam bidang akademis, Mayjen TNI Djoko Andoko juga tercatat sebagai Perwira Tinggi (Pati) yang memiliki segudang prestasi. Dia merupakan lulusan Sarjana Ekonomi (S1), dan Magister Manajemen SDM (S2). Dia juga tercatat sebagai lulusan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI hingga Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.
STIN merupakan lembaga pendidikan yang didirikan untuk mencetak para intel terbaik negara di bawah naungan Badan Intelijen Negara (BIN). Pembentukan STIN diinisiasi oleh tokoh intelijen nasional sekaligus mantan Kepala BIN yang juga berdarah Kopassus yakni, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.
Sebelum diangkat menjadi Gubernur STIN, Mayjen TNI Djoko Andoko menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan Badan Intelijen Negara (BIN).
Mayjen TNI Djoko Andoko tercatat sebagai Jenderal Kopassus yang memiliki karier cukup cemerlang. Selama mengabdi di militer, berbagai jabatan strategis pernah diembannya. Antara lain, Dan Unit 1/2 Yon 12 Grup 1/Kopassus, kemudian Dantim 2/3 Yon 12 Grup 1/Kopassus, Dantim 2/2 Yon 11 Grup 1/Kopassus.
Selain itu, dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Dan Subtim 2/3 Den 81/Kopassus, selanjutnya Dantim Free Fall Grup 5/Kopassus, Danden 521 Grup 5/Kopassus, Kasiops Sat 81/Kopassus. Termasuk sebagai Dansatdik Separa Pusdikpassus, Danyon Taruna Madya Mentar Akmil, Danyonif 300/Raider Kodam III/Siliwangi (2004-2006)
Sebagai prajurit Kopassus, hampir sebagian besar hidupnya dihabiskan di pasukan elite TNI AD tersebut. Tak heran jika dia seringkali diterjunkan dalam berbagai operasi. Di antaranya, Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste, Operasi di Aceh dan Operasi Nemangkawi.
Loyalitas dan dedikasinya selama mengabdi di TNI, membuat Mayjen TNI Djoko Andoko mendapatkan banyak Tanda Jasa Kehormatan yang tidak semua prajurit memilikinya. Tanda Jasa Kehormatan itu yakni, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya.
Kemudian, Tanda Jasa Kehormatan Satyalancana Dharma Bantala, Satyalancana Kesetiaan 32 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun, Satyalancana G.O.M IX dan Satyalancana G.O.M VII.
Termasuk Tanda Jasa Kehormatan Satyalancana Seroja, Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Ksatria Yudha, Satyalancana Dwidya Sistha, dan Satyalancana Wira Karya.
Dalam bidang akademis, Mayjen TNI Djoko Andoko juga tercatat sebagai Perwira Tinggi (Pati) yang memiliki segudang prestasi. Dia merupakan lulusan Sarjana Ekonomi (S1), dan Magister Manajemen SDM (S2). Dia juga tercatat sebagai lulusan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI hingga Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.
(cip)