Cagub Sumut 2024 Didominasi 2 Tokoh, Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua tokoh mendominasi bursa calon Gubernur Sumatera Utara 2024. Keduanya yakni Wali Kota Medan yang juga menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bobby Nasution dan mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi . Dua nama itu mengungguli tokoh-tokoh lainnya.
Melalui hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Bobby Nasution mendapatkan keterpilihan hingga 34,2 persen kemudian Edy Rahmayadi mendapatkan 15,1 persen jika menggunakan simulasi top of mind.
Sementara, nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendapatkan 3,3 persen di bawah Musa Rajekshah (Ijeck) yang mendapatkan elektabilitas 4 persen.
"Nama lain jauh lebih rendah bahkan di bawah 10 persen," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, Minggu (28/7/2024).
Kondisi tersebut hampir sama jika simulasi dikerucutkan mulai dari 10 kandidat hingga tiga kandidat. Pemilih Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi masih mengungguli tokoh-tokoh lainnya.
Misalnya, LSI melakukan simulasi terhadap tiga nama yakni Bobby Nasution, Edy Rahmayadi, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Hasilnya, Ahok terseok di paling bawah klasemen dengan elektabilitas 9,8 persen jauh di bawah Bobby Nasution yang mendapatkan suara sebanyak 51,3 persen dan Edy Rahmayadi 27,3 persen serta responden tidak menjawab sebesar 11,6 persen.
Hanan menyebut dua tokoh itu masih populer untuk bertarung di Pilgub Sumatera Utara. Dia pun menduga pertarungan di Sumut hanya akan dilakoni Bobby dan Edy.
"Kalau di antara Bobby dan Edy kalau salah satu tidak ada, maka yang tetap dalam simulasi itu akan dominan. Artinya kalau tidak ada Bobby maka yang dominan Edy Rahmayadi. Kalau tidak ada Edy maka yang dominan Bobby, jadi memang pertarungan di Sumatera Utara tampaknya dari dua nama itu," ungkapnya.
Metodelogi survei, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Sumatera Utara yang punya hak pilih dalam Pemilu. Sampel dilakukan kepada 800 orang dengan menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun wawancara tatap muka dilakukan oleh pewawancara yang telah dilatih terhadap responden terpilih pada 7-17 Juli 2024. Kendali mutu hasil wawancara dilakukan secara random pada 20% total sampel oleh supervisor lapangan dengan kembali mendatangi responden terpilih.
Lihat Juga: Sebut Pemecatan Jokowi oleh PDIP sebagai Karma Politik, Omongan Dino Patti Djalal Titipan SBY?
Melalui hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Bobby Nasution mendapatkan keterpilihan hingga 34,2 persen kemudian Edy Rahmayadi mendapatkan 15,1 persen jika menggunakan simulasi top of mind.
Sementara, nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendapatkan 3,3 persen di bawah Musa Rajekshah (Ijeck) yang mendapatkan elektabilitas 4 persen.
"Nama lain jauh lebih rendah bahkan di bawah 10 persen," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, Minggu (28/7/2024).
Kondisi tersebut hampir sama jika simulasi dikerucutkan mulai dari 10 kandidat hingga tiga kandidat. Pemilih Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi masih mengungguli tokoh-tokoh lainnya.
Misalnya, LSI melakukan simulasi terhadap tiga nama yakni Bobby Nasution, Edy Rahmayadi, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Hasilnya, Ahok terseok di paling bawah klasemen dengan elektabilitas 9,8 persen jauh di bawah Bobby Nasution yang mendapatkan suara sebanyak 51,3 persen dan Edy Rahmayadi 27,3 persen serta responden tidak menjawab sebesar 11,6 persen.
Hanan menyebut dua tokoh itu masih populer untuk bertarung di Pilgub Sumatera Utara. Dia pun menduga pertarungan di Sumut hanya akan dilakoni Bobby dan Edy.
"Kalau di antara Bobby dan Edy kalau salah satu tidak ada, maka yang tetap dalam simulasi itu akan dominan. Artinya kalau tidak ada Bobby maka yang dominan Edy Rahmayadi. Kalau tidak ada Edy maka yang dominan Bobby, jadi memang pertarungan di Sumatera Utara tampaknya dari dua nama itu," ungkapnya.
Metodelogi survei, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Sumatera Utara yang punya hak pilih dalam Pemilu. Sampel dilakukan kepada 800 orang dengan menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun wawancara tatap muka dilakukan oleh pewawancara yang telah dilatih terhadap responden terpilih pada 7-17 Juli 2024. Kendali mutu hasil wawancara dilakukan secara random pada 20% total sampel oleh supervisor lapangan dengan kembali mendatangi responden terpilih.
Lihat Juga: Sebut Pemecatan Jokowi oleh PDIP sebagai Karma Politik, Omongan Dino Patti Djalal Titipan SBY?
(jon)