Indonesia Kirim Pinang Senilai Rp11 Miliar ke Arab Saudi dan Bangladesh

Minggu, 14 Juli 2024 - 14:40 WIB
loading...
Indonesia Kirim Pinang...
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melepas pengiriman pinang ke Arab Saudi dan Bangladesh di Jambi. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Indonesia mengirimkan hasil pertanian berupa pinang ke Arab Saudi dan Bangladesh. Rinciannya, sebanyak 8 kontainer untuk dikirim ke Arab Saudi dan 20 kontainer ke Bangladesh.

“Eskpor senilai USD692.000 atau Rp11 miliar ini adalah bukti nyata bahwa potensi diversifikasi produk untuk ekspor sangat besar, mulai dari sumber daya alam, manufaktur, hingga hasil pertanian dan perkebunan, seperti pagi ini kita melihat kontainer-kontainer yang berisi pinang untuk diekspor,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) di acara Pelepasan Ekspor Produk Pinang oleh PT. Best Star Indonesia di Jambi, Sabtu (14/7/2024).

Ketua Umum PAN ini mengatakan, Indonesia memiliki komoditi pinang yang cukup potensial. Pasalnya, Indonesia merupakan eksportir pinang terbesar di dunia. “Indonesia merupakan eksportir pinang nomor 1 di dunia, memasok 35% kebutuhan pinang dunia. Kita harus jaga dan perkuat posisi ini,” ujar Zulhas.



Secara angka, kata dia, nilai ekspor pinang asal Indonesia mencapai USD49,1 juta. Tujuan negara yang diekspor pun beragam seperti dari Iran, India, China, Bangladesh, dan Malaysia.

“Pada Januari-Mei 2024, nilai ekspor Pinang Indonesia mencapai USD49,1 juta. Negara tujuan ekspor terbesar pinang tahun 2023, yaitu Iran 42,11%, India 14,82%, China 10,81%, Bangladesh 9,41%, dan Malaysia 5,86%,” tuturnya.



Dia mengatakan, potensi pinang dunia tergolong potensial. Hal itu dilihat dari permintaan pinang dunia pada 2023 mengalami pertumbuhan sekitar 39,04%.

“Permintaan dunia untuk pinang sangat menjanjikan. Permintaan impor dunia tahun 2023 tumbuh 39,04% dengan nilai sebesar USD358,7 juta. Penggunaan Pinang tidak hanya untuk konsumsi langsung, tapi juga bisa untuk industri bernilai tambah, seperti biomedis untuk antidepresan, antioksidan dan lain-lain,” ungkapnya.

“Negara-negara importir pinang terbesar di dunia antara lain India USD 147,33 juta, Iran USD55,69 juta, Bangladesh USD35,30 juta, Uni Arab Emirates USD34,42 juta, dan Vietnam USD26,53 juta,” sambungnya.

Untuk itu , dia pun mengajak agar seluruh pihak bersama-sama menjaga komoditas unggulan yang dimiliki oleh Indonesia. "Oleh karena itu memang kita harus mengembangkan basisi keunggulan komparatif kita. Misalnya coklat, kopi, lada, cengkeh, pinang, kayu manis. Oleh karena itu, ini harus menjadi fokus kita, fokusnya bupati, gubernur, kita semua," jelasnya.

Dia menjelaskan sejumlah langkah strategis sudah dilakukan agar potensi tersebut bisa dimaksimalkan. “Pembukaan akses pasar luar negeri melalui pendekatan diplomasi G2G, perjanjian dagang melalui FTA, PTA atau CEPA, sebagai 'toll way' bagi ekspor ke mitra dagang. Fasilitas pendampingan untuk para eksportir untuk menunjang kelancaran ekspor, misalnya sertifikasi, penyusunan export plan dan lain-lain,” ungkapnya.

Selain itu, Zulhas mengatakan Kemendag juga memperkuatnya dengan membantu melakukan promosi melalui sejumlah kegiatan, salah satunya Trade Expo Indonesia. “Fasilitas promosi. Tahun ini Trade Expo Indonesia akan diselenggarakan kembali tanggal 9-12 Oktober 2024. Platform promosi ini sangat baik untuk memperluas pasar,” tutur Zulhas.

Zulhas mengatakan pihaknya pun terus berupaya untuk menjaga agar harga pinang di dunia tidak mengalami penurunan. Sehingga para petani dan pelaku usaha dalam negeri tidak mengalami kerugian.

"Saya bertemu dengan Perdana Menteri India 2 kali ngomong soal pinang, saya ketemu 5 kali dengan Menteri Perdagangan India. Karena ini pasar paling besar India. Karena harga kita dipatok sekian (oleh india) nah itu yang kita negosiasikan terus," tutupnya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1960 seconds (0.1#10.140)