Cegah Korupsi, KPK Kolaborasi dengan Pemprov Jateng Ajak Kepala OPD Bentuk Keluarga Berintegritas
loading...
A
A
A
SEMARANG - Guna mencegah korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk bersama membentuk keluarga berintegritas. Hal ini tampak dalam kegiatan Bimbingan Teknis Keluarga Berintegritas bertema Keluarga Berintegritas Menuju Indonesia Emas di Ruang Pertemuan BPKAD Jateng Semarang, Senin (8/7/2024).
Sekda Jateng Sumarno mengatakan, kegiatan Bintek Keluarga Berintegritas merupakan kolaborasi antara Pemprov dengan KPK. Sebab integritas itu merupakan hal penting Yang dimulai dari keluarga.
"Integritas itu memang salah satunya dimulai dari keluarga. Karena kita semua bekerja dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga. Apa yang diperoleh suami atau istri di kantor, apa saja, harus ada keterbukaan," kata Sumarno usai membuka acara di lokasi.
Ia mengatakan, keluargalah yang nanti mengontrol. Jadi, rezeki yang dibawa suami dari tempat kerja sesuai dengan nilai yang seharusnya diterima.
"Seorang istri jangan bahagia kalau suaminya membawa rezeki yang tidak biasa ke rumah. Itu wajib ditanya, ditanya dapatnya dari mana. Sepanjang itu jadi haknya, itu disyukuri," ucapnya.
Namun bila tidak sesuai, maka keluarga harus menegur. Selain itu pula, gaya hidup istri harus sesuai dengan kapasitasnya. Sehingga suami bisa kerja dengan tenang.
Adapun peserta kali ini, kata dia, merupakan semua Kepala OPD Pemprov Jateng, namun ada beberapa yang tidak hadir karena ada kegiatan BPKRI yang tidak bisa diwakilkan. Total yang hadir 35 orang beserta istri/suami.
"Hadir saja, menurut saya, ini adalah bentuk komitmen bersama menjaga integritas," ujar Sekda.
Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK Kumbul Kuswidjanto Sudjadi mengatakan, dalam kegiatan pihaknya menyampaikan sekilas tentang korupsi, terutama yang melibatkan keluarga. Kemudian, pencegahan korupsi dari keluarga.
"Kita juga melibatkan motivator dan psikolog untuk membangun keluarga yang harmonis, yang penuh keterbukaan, saling menyayangi, saling mengingatkan, untuk sama-sama tidak melakukan perbuatan melanggar hukum, termasuk juga melakukan pelanggaran korupsi," kata Kumbul.
Kumbul menuturkan, musuh utama korupsi ada di hati masing-masing. Maka setiap individu harus tidak melakukan korupsi. Selanjutnya, keluarga. Kalau masing-masing keluarga sudah tidak korupsi, diharapkan lingkungan sekitarnya tidak korupsi seperti RT, RW dan lainnya.
"Jadi kontribusi nyata bahwa keluarga sangat penting untuk saling mengingatkan. Karena kita melihat kasus korupsi modusnya melibatkan keluarga. Baik itu istri atau anak," ujarnya.
Sekda Jateng Sumarno mengatakan, kegiatan Bintek Keluarga Berintegritas merupakan kolaborasi antara Pemprov dengan KPK. Sebab integritas itu merupakan hal penting Yang dimulai dari keluarga.
"Integritas itu memang salah satunya dimulai dari keluarga. Karena kita semua bekerja dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga. Apa yang diperoleh suami atau istri di kantor, apa saja, harus ada keterbukaan," kata Sumarno usai membuka acara di lokasi.
Ia mengatakan, keluargalah yang nanti mengontrol. Jadi, rezeki yang dibawa suami dari tempat kerja sesuai dengan nilai yang seharusnya diterima.
"Seorang istri jangan bahagia kalau suaminya membawa rezeki yang tidak biasa ke rumah. Itu wajib ditanya, ditanya dapatnya dari mana. Sepanjang itu jadi haknya, itu disyukuri," ucapnya.
Namun bila tidak sesuai, maka keluarga harus menegur. Selain itu pula, gaya hidup istri harus sesuai dengan kapasitasnya. Sehingga suami bisa kerja dengan tenang.
Adapun peserta kali ini, kata dia, merupakan semua Kepala OPD Pemprov Jateng, namun ada beberapa yang tidak hadir karena ada kegiatan BPKRI yang tidak bisa diwakilkan. Total yang hadir 35 orang beserta istri/suami.
"Hadir saja, menurut saya, ini adalah bentuk komitmen bersama menjaga integritas," ujar Sekda.
Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK Kumbul Kuswidjanto Sudjadi mengatakan, dalam kegiatan pihaknya menyampaikan sekilas tentang korupsi, terutama yang melibatkan keluarga. Kemudian, pencegahan korupsi dari keluarga.
"Kita juga melibatkan motivator dan psikolog untuk membangun keluarga yang harmonis, yang penuh keterbukaan, saling menyayangi, saling mengingatkan, untuk sama-sama tidak melakukan perbuatan melanggar hukum, termasuk juga melakukan pelanggaran korupsi," kata Kumbul.
Kumbul menuturkan, musuh utama korupsi ada di hati masing-masing. Maka setiap individu harus tidak melakukan korupsi. Selanjutnya, keluarga. Kalau masing-masing keluarga sudah tidak korupsi, diharapkan lingkungan sekitarnya tidak korupsi seperti RT, RW dan lainnya.
"Jadi kontribusi nyata bahwa keluarga sangat penting untuk saling mengingatkan. Karena kita melihat kasus korupsi modusnya melibatkan keluarga. Baik itu istri atau anak," ujarnya.
(ars)