All Eyes on Rafah, MUI: Buka Mata Dunia Israel Tak Berperikemanusiaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Anwar Abbas menanggapi tagar All Eyes on Rafah yang artinya 'Semua Mata Tertuju Rafah' yang viral di media sosial. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah bukti bahwa dunia telah melihat kebiadaban Israel terhadap Palestina.
"Melihat tindak kebiadaban yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza dan terakhir di Rafah, benar-benar telah membuka mata dunia karena ternyata Israel benar-benar telah memperlihatkan dirinya sebagai bangsa yang tidak mengenal rasa perikemanusiaan dan rasa kasihan sama sekali," kata Anwar kepada MNC Portal, Jumat (31/5/2024).
Dia melihat Israel kini tidak segan-segan membom, membunuh, dan membakar hidup-hidup rakyat Palestina yang mereka tahan. Akibatnya rakyat Palestina benar-benar menderita dan hidup dalam keadaan serba berkekurangan dan kelaparan karena Israel melarang bantuan yang datang dari luar untuk bisa masuk ke Gaza dan Rafah.
Lantas dia mengutip Kementerian Kesehatan Palestina jumlah korban yang tewas dari rakyat Palestina sudah mencapai lebih 32.000 orang. Mayoritas di antaranya adalah kaum perempuan dan anak-anak serta lebih dari 70.000 orang mengalami luka-luka dan cacat permanen.
"Hal-hal seperti inilah yang telah membuat beberapa negara yang semula merupakan sekutu Israel mulai mengkritik kebijakan dan tindakan Israel tersebut," katanya.
Bahkan baru-baru ini, lanjutnya, massa pro Palestina di Mexico City telah mengepung dan membakar kedutaan besar Israel di Mexico City. Rakyat Mexico marah melihat pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel di Rafah, Palestina.
Karena itu, MUI meminta masyarakat dunia untuk mengutuk tindakan biadab dari Israel terhadap Palestina. "MUI mengimbau masyarakat dunia untuk mengutuk tindakan biadab yang telah dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina serta menghentikan sesegera mungkin perbuatan yang sangat tidak berperikemanusiaan," katanya.
Tekanan itu perlu dilakukan, karena jika Israel tidak berhenti, maka eskalasi politik jelas akan terjadi tidak hanya di Timur Tengah tapi juga dalam skala global. "Dan hal demikian tentu jelas akan sangat merugikan masyarakat dunia," katanya.
"Melihat tindak kebiadaban yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza dan terakhir di Rafah, benar-benar telah membuka mata dunia karena ternyata Israel benar-benar telah memperlihatkan dirinya sebagai bangsa yang tidak mengenal rasa perikemanusiaan dan rasa kasihan sama sekali," kata Anwar kepada MNC Portal, Jumat (31/5/2024).
Dia melihat Israel kini tidak segan-segan membom, membunuh, dan membakar hidup-hidup rakyat Palestina yang mereka tahan. Akibatnya rakyat Palestina benar-benar menderita dan hidup dalam keadaan serba berkekurangan dan kelaparan karena Israel melarang bantuan yang datang dari luar untuk bisa masuk ke Gaza dan Rafah.
Lantas dia mengutip Kementerian Kesehatan Palestina jumlah korban yang tewas dari rakyat Palestina sudah mencapai lebih 32.000 orang. Mayoritas di antaranya adalah kaum perempuan dan anak-anak serta lebih dari 70.000 orang mengalami luka-luka dan cacat permanen.
"Hal-hal seperti inilah yang telah membuat beberapa negara yang semula merupakan sekutu Israel mulai mengkritik kebijakan dan tindakan Israel tersebut," katanya.
Bahkan baru-baru ini, lanjutnya, massa pro Palestina di Mexico City telah mengepung dan membakar kedutaan besar Israel di Mexico City. Rakyat Mexico marah melihat pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel di Rafah, Palestina.
Karena itu, MUI meminta masyarakat dunia untuk mengutuk tindakan biadab dari Israel terhadap Palestina. "MUI mengimbau masyarakat dunia untuk mengutuk tindakan biadab yang telah dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina serta menghentikan sesegera mungkin perbuatan yang sangat tidak berperikemanusiaan," katanya.
Tekanan itu perlu dilakukan, karena jika Israel tidak berhenti, maka eskalasi politik jelas akan terjadi tidak hanya di Timur Tengah tapi juga dalam skala global. "Dan hal demikian tentu jelas akan sangat merugikan masyarakat dunia," katanya.
(abd)