Hadapi Ancaman Nirmiliter, Hasto Setuju Kurikulum Militer Diajarkan di Kampus
loading...
A
A
A
TANGERANG - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mendukung rencana Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memasukan kurikulum pendidikan militer bagi mahasiswa.
Nanti, dalam satu semester, mahasiswa bisa mengikuti pendidikan militer. Nilainya akan dimasukkan ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS). Rencana ini sedang digodok bersama oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. "Bela negara dengan sistem pertahanan semesta, setiap warga negara terlibat aktif dan memahami konsepsi bela negara tersebut," kata Hasto, kepada SINDOnews, di Serpong, Kota Tangsel, Rabu (19/8/2020). (Baca juga: PKS: Program Bela Negara Perlu, tapi Bukan Pendidikan Militer)
Menurut Hasto, pendidikan militer sangat penting. Terutama di tengah ancaman nirmiliter seperti sekarang. Konsepsi bela negara juga telah berkembang sangat luas. "Bela negara kan sekarang konsepsinya luas, kita melihat ada ancaman nyata yang berasal dari nirmiliter, dan itu pun harus kita pahami secara bersama-sama," sambung Hasto. (Baca juga: KSAD Dukung Program Bela Negara untuk Milenial)
Tidak hanya dalam kurikulum sekolah tinggi atau setingkat universitas, pengenalan bela negara juga menurutnya harus mulai dikenalkan sejak pendidikan tingkat dini, dari pelajaran dasar yang ada di bangku sekolah. "Bahkan di dalam penguasaan ilmu dasar, Matematika, Fisika, Biologi, ketahanan nasional kita, kebudayaan kita, itu bagian dari elemen-elemen yang seharusnya membentuk dasar kita untuk membela negara," jelasnya.
Rencana Kemhan memasukkan kurikulum militer ini disampaikan juga dalam laman resmi Kemhan, pada 16 Agustus 2020. Rencana tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono. (Baca juga: Prabowo Ajak Semua Anak Negeri Terlibat dalam Bela Negara)
Menurut dia, filosofi program bela negara adalah, membuat milenial bangga terlahir di Indonesia sekaligus menjadi bagian dari warga dunia yang memiliki daya saing tinggi. "Kita jangan kalah dengan Korea Selatan yang mampu mengguncang dunia melalui budaya K-Pop. Jika dilihat dari sudut pertahanan, itu cara mereka melalui industri kreatifnya di dalam memengaruhi dunia," ungkap Wahyu.
Lihat Juga: Prabowo dan Joe Biden Sepakat Perluas Cakupan Latihan Militer Bersama dan Perkuat Keamanan Maritim
Nanti, dalam satu semester, mahasiswa bisa mengikuti pendidikan militer. Nilainya akan dimasukkan ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS). Rencana ini sedang digodok bersama oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. "Bela negara dengan sistem pertahanan semesta, setiap warga negara terlibat aktif dan memahami konsepsi bela negara tersebut," kata Hasto, kepada SINDOnews, di Serpong, Kota Tangsel, Rabu (19/8/2020). (Baca juga: PKS: Program Bela Negara Perlu, tapi Bukan Pendidikan Militer)
Menurut Hasto, pendidikan militer sangat penting. Terutama di tengah ancaman nirmiliter seperti sekarang. Konsepsi bela negara juga telah berkembang sangat luas. "Bela negara kan sekarang konsepsinya luas, kita melihat ada ancaman nyata yang berasal dari nirmiliter, dan itu pun harus kita pahami secara bersama-sama," sambung Hasto. (Baca juga: KSAD Dukung Program Bela Negara untuk Milenial)
Tidak hanya dalam kurikulum sekolah tinggi atau setingkat universitas, pengenalan bela negara juga menurutnya harus mulai dikenalkan sejak pendidikan tingkat dini, dari pelajaran dasar yang ada di bangku sekolah. "Bahkan di dalam penguasaan ilmu dasar, Matematika, Fisika, Biologi, ketahanan nasional kita, kebudayaan kita, itu bagian dari elemen-elemen yang seharusnya membentuk dasar kita untuk membela negara," jelasnya.
Rencana Kemhan memasukkan kurikulum militer ini disampaikan juga dalam laman resmi Kemhan, pada 16 Agustus 2020. Rencana tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono. (Baca juga: Prabowo Ajak Semua Anak Negeri Terlibat dalam Bela Negara)
Menurut dia, filosofi program bela negara adalah, membuat milenial bangga terlahir di Indonesia sekaligus menjadi bagian dari warga dunia yang memiliki daya saing tinggi. "Kita jangan kalah dengan Korea Selatan yang mampu mengguncang dunia melalui budaya K-Pop. Jika dilihat dari sudut pertahanan, itu cara mereka melalui industri kreatifnya di dalam memengaruhi dunia," ungkap Wahyu.
Lihat Juga: Prabowo dan Joe Biden Sepakat Perluas Cakupan Latihan Militer Bersama dan Perkuat Keamanan Maritim
(cip)