Jenis-jenis Baret TNI Berdasarkan Warna dan Posisinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenis-jenis baret TNI berdasarkan warna dan posisinya diulas dalam artikel ini. Baret merupakan salah satu kebanggaan pasukan TNI.
Sebab, untuk memperoleh topi berbentuk bulat dan pipih ini tidak mudah. Sejumlah tes menguji fisik dan mental menanti calon prajurit TNI ketika mengikuti seleksi.
Keahlian dalam bertempur dan keterampilan khusus lainnya harus dimiliki setiap prajurit TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL), dan TNI Angkatan Udara (AU). Latihan ekstrem dan terkadang sangat membahayakan harus ditempuh demi mendapatkan baret tertentu.
Berikut jenis-jenis Baret TNI berdasarkan warna dan posisinya:
Baret ini digunakan pasukan elite yang berasal dari satuan TNI AU, Korps Pasukan Khas (Kopaskhas). Terdapat emblem lambang berupa perisai dengan gambar parasut, senapan, dan artileri pertahanan udara pada baret jingga Paskhas ini.
Tulisan semboyan Paskhas, Karmaye Vidikaraste Mafalesu Kadatjana di lambangnya, yang punya arti bekerja tanpa menghitung untung rugi. Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih.
Kopaskhas adalah satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Sedangkan makna warna jingga pada Baret Paskhas bahwa para prajurit Paskhas memiliki jiwa keberanian dan jiwa kerelaan berkorban yang tinggi didukung dengan keteguhan hati yang mantap.
Adalah Korps Marinir TNI AL yang mengenakan baret ini. Terdapat emblem Jalesu Bhumyamca Jayamahe dalam bingkai segi lima berwarna merah pada baret ini.
Jangkar dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat keris dan peta Indonesia adalah lambangnya. Baret unggu juga digunakan Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) di bawah Korps Marinir.
Cuma bedanya pada baret Yon Taifib, selain lambang Jalesu Bhumyamca Jayamahe juga terdapat Brevet Trimedia dengan gambar penyelam dan parasut di atasnya.
Detasemen Jalamangkara (Denjaka) pun menggunakan baret ungu. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Marinir TNI AL. Denjaka merupakan sebuah detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI AL.
Personel pada Markas Besar (Mabes) TNI AL menggunakan baret biru tua dengan emblem Jalesveva Jaya Mahe. Emblem ini bergambar jangkar di tengah untaian padi dan kapas dengan simbol Pancasila di atasnya.
Bagian bawah dengan tulisan Jalesveva Jaya Mahe yang berarti di laut kita jaya. Baret biru tua juga dikenakan Satuan Komando Utama yaitu Komando Armada (Koarmada) I, Koarmada II, Koarmada III atau dikenal dengan Baret Armada.
Baret ini berwarna biru tua dengan emblem perisai merah yang di dalamnya terdapat gambar jangkar dan trisula denga latar belakang ombak lautan. Penerbangan Angkatan Laut (Penerbal) juga mengenakan baret berwarna biru tua.
Dharma Jalakaca Putra merupakan lambang Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal). Yang terdiri dari elemen kapal perang, dua burung camar, perisai bergambar jangkar, dan bintang berjumlah enam buah.
Baret biru tua juga digunakan Satuan Selam di bawah Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair). Dengan tulisan Penyelam TNI AL dan moto Wicak Wireng Warih yang bermakna bijak dan ksatria dalam tugas di bawah air.
Emblemnya terdapat gambar helm selam jalam dahulu dengan tombak trisula dan jaangkar. Masih di bawah TNI AL, Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) juga mengenakan baret berwarna biru gelap dengan lambang Pushidrosal.
Pushidrosal memiliki tugas pokok menyelenggarakan pembinaan fungsi dan pelaksanaan kegiatan Hidro-Oseanografi (Hidros) yang meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun umum, dan menyiapkan data serta informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AL.
Markas Besar (Mabes) TNI AU juga diketahui mengenakan baret berwarna biru tua atau dikenal dengan Baret Lanud. Baret ini digunakan di satuan kerja Pangkalan Udara dan juga dipakai hampir seluruh personel TNI AU di luar Paskhas dan POM AU. Baret ini dengan emblem berlambang Swa Bhuwana Paksa yang bermakna sayap penjaga Tanah Air.
Baret ini digunakan oleh Polisi Militer (PM). Emblem pada baret PM ditandai dengan lambang dua pistol bersilang dalam bingkai segi lima berwarna emas.
Baret biru juga digunakan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad). Hanya saja, Puspomad mengenakan emblem bergambar topeng Gajah Mada dengan seloka Satya Wira Wicaksana.
Sama dengan Puspomad, baret biru juga dikenakan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal). Adapun yang membedakan adalah emblemnya. Emblem baret Pomal selain dua revolver bersilang juga terdapat gambar jangkar yang mengambarkan matra laut.
Pusat Polisi Militer Angkatan Udara (Puspomau) juga mengenakan baret biru seperti dua matra lainnya. Emblem pada Pomau juga bergambar pistol bersilang dengan tambahaan gambar Garuda dan bintang bersudut delapan serta tulisan Wira Waskita.
Adalah satuan Artileri Medan (Armed) yang menggunakan baret ini. Baret cokelat yang dikenakan menggunakan emblem lambang Pusat Kesenjataan Artileri Medan atau (Pussen Armed) bernama Tri Shandya Yudha.
Sedangkan lambangnya berupa gambar dua buah meriam yang saling berhadapan dan dua amunisi arteleri dengan posisi tegak di bagian tengah. Selain Armed, Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) juga menggunakan baret cokelat.
Emblem pada baret cokelatnya menggunakan lambang Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) yaitu Vyati Rakca Bhala Cakti dengan makna prajurit sakti penjaga angkasa. Lambangnya berupa busur panah dengan anak panah yang siap ditembakkan ke atas.
Pasukan Kavaleri dengan emblem lambang Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pusenkav) yaitu Tri Daya Cakti menggunakan baret ini. Makna yang terkandung di dalamnya adalah tiga kekuatan yaitu daya gerak, daya tembak, dan daya kejut.
Lambangnya berupa tank dengan latar belakang pedang dan tombak bersilang serta tapa kuda di atasnya. Baret hitam digunakan satuan Kavaleri dari Pusenkav hingga tingkat pasukan baik Batalyon, Detasemen, mapun Kompi Kavaleri.
Namun, Batalyon Kavaleri yang berada di bawah Kostrad menggunakan baret hijau Kostrad. Baret hitam juga dikenakan Korps Kapal Selam atau dengan berlambang Hiu Kencana.
Emblem ini berbentuk segi delapan yang di dalamnya terdapat jangkar dan dua ekor hiu berwarna emas. Sejak 2018, personel TNI yang bertugas di jajaran Mabes TNI dan di lembaga negara Republik Indonesia juga menggenakan baret berwarna hitam dengan emblem lambang TNI.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menggunakan baret ini. Baret Kopassus berwarna merah darah dengan emblem Tribhuana Candraca Satya Dharma.
Maknanya adalah pasukan yang setia dan memiliki kemampuan bertempur dalam tiga matra yakni, darat, laut, dan udara. Lambangnya berbentuk bingkai segi delapan yang di dalamnya terdapat pisau komando, sayap, dan jangkar.
Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang merupakan satuan khusus milik TNI AL juga mengenakan baret berwarna merah tua. Terdapat semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna yang berarti tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi.
Lambangnya berupa jangkar yang di depannya terdapat katak memegang tombak trisula. Satuan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI yang diresmikan pada 30 Juli 2019 juga mengenakan baret berwarna merah dengan emblem bergambar tiga buah anak panah.
Koopsus TNI beranggotakan personel-personel terbaik tiga matra, yakni Satuan 81 Kopassus, Satuan Bravo 90 Paskhas, dan Satuan Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Baret ini digunakan di lingkungan Markas Besar TNI AD, Markas Kodam, serta satuan teritorial seperti Kodim dan Koramil. Baret ini berwarna hijau terang dengan lambang Kartika Eka Paksi berupa burung Garuda dengan perisai Merah Putih dan satu bintang di atasnya.
Selain itu, baret hijau dipakai kecabangan Infanteri dari tingkat Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif) hingga tingkat pasukan yaitu Batalyon Infanteri. Baret Infanteri menggunakan emblem Yudha Wastu Pramuka, yang bergambar dua senapan beserta sangkurnya dengan posisi saling menyilang.
Yudha Wastu Pramuka Satuan tempur terbesar Angkatan Darat yaitu Kostrad (Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat) juga menggunakan baret berwarna hijau. Baret ini memiliki lambang Cakra Sapta Agni dengan berbentuk senjata cakra dengan tujuh ujung berapi.
Pasukan lainnya yang menggunakan baret hijau adalah Batalyon Raider. Hanya saja Raider menggunakan baret berwarna hijau lumut dengan emblem perisai merah putih diagonal dengan elemen sangkur terhunus dan kilat di depannya.
Baret ini juga digunakan Direktorat Zeni Angkatan Darat (Ditziad). Baret hijau Zeni menggunakan emblem Yudha Karya Satya Bhakti yang berarti mengabdi dengan setia dalam tugas perang dan pembangunan.
Bantuan Zeni di antaranya adalah konstruksi, destruksi, membuat rintangan, samaran, penyeberangan, dan menjinakkan bahan peledak. Perhubungan Angkatan Darat (Hubat) oleh satuan kecabangan Perhubungan juga mengenakan baret hijau.
Mulai dari tingkat Direktorat Perhubungan Angkatan Darat, Badan Pelaksana Perhubungan, hingga tingkat pasukan yaitu Batalyon Perhubungan (Yonhub). Gambar emblemnya adalah Kapota Yudha atau merpati perang yang dalam sejarah digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh.
Emblemnya bertuliskan Cighra Apta Nirbhaya yang berarti cepat, tepat, dan aman. Kemudian yang juga menggenakan baret hijau adalah Perbekalan dan Angkutan (Bekang).
Baret ini digunakan satuan kecabangan Perbekalan dan Angkutan. Mulai dari tingkat Direktorat Perbekalan dan Angkutan Darat hingga Badan Pelaksana Perbekalan dan Angkutan.
Bekang bertugas menyediakan logistik tempur dan angkutan perang. Bekang memakai emblem Dhamagati Ksatria Jaya berupa bintang delapan dengan roda gigi dan bintang di bagian atas.
Satuan kecabangan dari Penerbang Angkatan Darat (Penerbad), mulai dari tingkat Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) hingga tingkat skadron saat ini juga menggenakan baret berwarna hijau. Sebelumnya, Penerbad pernah mengenakan baret merah bata. Emblem lambang Puspenerbad yaitu Wira Amur atau prajurit terbang.
Baret yang dimiringkan ke kiri punya arti bahwa pasukan yang mengenakannya mempunyai tugas keamanan, pengamanan, dan penegakan hukum. Sedangkan baret yang dimiringkan ke posisi kanan menandakan bahwa pasukan tersebut adalah pasukan yang berada dalam kesiapan tinggi dan siap tempur.
Sebab, untuk memperoleh topi berbentuk bulat dan pipih ini tidak mudah. Sejumlah tes menguji fisik dan mental menanti calon prajurit TNI ketika mengikuti seleksi.
Keahlian dalam bertempur dan keterampilan khusus lainnya harus dimiliki setiap prajurit TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL), dan TNI Angkatan Udara (AU). Latihan ekstrem dan terkadang sangat membahayakan harus ditempuh demi mendapatkan baret tertentu.
Berikut jenis-jenis Baret TNI berdasarkan warna dan posisinya:
1. Baret Jingga
Baret ini digunakan pasukan elite yang berasal dari satuan TNI AU, Korps Pasukan Khas (Kopaskhas). Terdapat emblem lambang berupa perisai dengan gambar parasut, senapan, dan artileri pertahanan udara pada baret jingga Paskhas ini.
Tulisan semboyan Paskhas, Karmaye Vidikaraste Mafalesu Kadatjana di lambangnya, yang punya arti bekerja tanpa menghitung untung rugi. Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih.
Kopaskhas adalah satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Sedangkan makna warna jingga pada Baret Paskhas bahwa para prajurit Paskhas memiliki jiwa keberanian dan jiwa kerelaan berkorban yang tinggi didukung dengan keteguhan hati yang mantap.
2. Baret Ungu
Adalah Korps Marinir TNI AL yang mengenakan baret ini. Terdapat emblem Jalesu Bhumyamca Jayamahe dalam bingkai segi lima berwarna merah pada baret ini.
Jangkar dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat keris dan peta Indonesia adalah lambangnya. Baret unggu juga digunakan Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) di bawah Korps Marinir.
Cuma bedanya pada baret Yon Taifib, selain lambang Jalesu Bhumyamca Jayamahe juga terdapat Brevet Trimedia dengan gambar penyelam dan parasut di atasnya.
Detasemen Jalamangkara (Denjaka) pun menggunakan baret ungu. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Marinir TNI AL. Denjaka merupakan sebuah detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI AL.
3. Baret Biru Tua
Personel pada Markas Besar (Mabes) TNI AL menggunakan baret biru tua dengan emblem Jalesveva Jaya Mahe. Emblem ini bergambar jangkar di tengah untaian padi dan kapas dengan simbol Pancasila di atasnya.
Bagian bawah dengan tulisan Jalesveva Jaya Mahe yang berarti di laut kita jaya. Baret biru tua juga dikenakan Satuan Komando Utama yaitu Komando Armada (Koarmada) I, Koarmada II, Koarmada III atau dikenal dengan Baret Armada.
Baret ini berwarna biru tua dengan emblem perisai merah yang di dalamnya terdapat gambar jangkar dan trisula denga latar belakang ombak lautan. Penerbangan Angkatan Laut (Penerbal) juga mengenakan baret berwarna biru tua.
Dharma Jalakaca Putra merupakan lambang Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal). Yang terdiri dari elemen kapal perang, dua burung camar, perisai bergambar jangkar, dan bintang berjumlah enam buah.
Baret biru tua juga digunakan Satuan Selam di bawah Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair). Dengan tulisan Penyelam TNI AL dan moto Wicak Wireng Warih yang bermakna bijak dan ksatria dalam tugas di bawah air.
Emblemnya terdapat gambar helm selam jalam dahulu dengan tombak trisula dan jaangkar. Masih di bawah TNI AL, Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) juga mengenakan baret berwarna biru gelap dengan lambang Pushidrosal.
Pushidrosal memiliki tugas pokok menyelenggarakan pembinaan fungsi dan pelaksanaan kegiatan Hidro-Oseanografi (Hidros) yang meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun umum, dan menyiapkan data serta informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AL.
Markas Besar (Mabes) TNI AU juga diketahui mengenakan baret berwarna biru tua atau dikenal dengan Baret Lanud. Baret ini digunakan di satuan kerja Pangkalan Udara dan juga dipakai hampir seluruh personel TNI AU di luar Paskhas dan POM AU. Baret ini dengan emblem berlambang Swa Bhuwana Paksa yang bermakna sayap penjaga Tanah Air.
4. Baret Biru
Baret ini digunakan oleh Polisi Militer (PM). Emblem pada baret PM ditandai dengan lambang dua pistol bersilang dalam bingkai segi lima berwarna emas.
Baret biru juga digunakan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad). Hanya saja, Puspomad mengenakan emblem bergambar topeng Gajah Mada dengan seloka Satya Wira Wicaksana.
Sama dengan Puspomad, baret biru juga dikenakan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal). Adapun yang membedakan adalah emblemnya. Emblem baret Pomal selain dua revolver bersilang juga terdapat gambar jangkar yang mengambarkan matra laut.
Pusat Polisi Militer Angkatan Udara (Puspomau) juga mengenakan baret biru seperti dua matra lainnya. Emblem pada Pomau juga bergambar pistol bersilang dengan tambahaan gambar Garuda dan bintang bersudut delapan serta tulisan Wira Waskita.
5. Baret Cokelat
Adalah satuan Artileri Medan (Armed) yang menggunakan baret ini. Baret cokelat yang dikenakan menggunakan emblem lambang Pusat Kesenjataan Artileri Medan atau (Pussen Armed) bernama Tri Shandya Yudha.
Sedangkan lambangnya berupa gambar dua buah meriam yang saling berhadapan dan dua amunisi arteleri dengan posisi tegak di bagian tengah. Selain Armed, Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) juga menggunakan baret cokelat.
Emblem pada baret cokelatnya menggunakan lambang Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) yaitu Vyati Rakca Bhala Cakti dengan makna prajurit sakti penjaga angkasa. Lambangnya berupa busur panah dengan anak panah yang siap ditembakkan ke atas.
6. Baret Hitam
Pasukan Kavaleri dengan emblem lambang Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pusenkav) yaitu Tri Daya Cakti menggunakan baret ini. Makna yang terkandung di dalamnya adalah tiga kekuatan yaitu daya gerak, daya tembak, dan daya kejut.
Lambangnya berupa tank dengan latar belakang pedang dan tombak bersilang serta tapa kuda di atasnya. Baret hitam digunakan satuan Kavaleri dari Pusenkav hingga tingkat pasukan baik Batalyon, Detasemen, mapun Kompi Kavaleri.
Namun, Batalyon Kavaleri yang berada di bawah Kostrad menggunakan baret hijau Kostrad. Baret hitam juga dikenakan Korps Kapal Selam atau dengan berlambang Hiu Kencana.
Emblem ini berbentuk segi delapan yang di dalamnya terdapat jangkar dan dua ekor hiu berwarna emas. Sejak 2018, personel TNI yang bertugas di jajaran Mabes TNI dan di lembaga negara Republik Indonesia juga menggenakan baret berwarna hitam dengan emblem lambang TNI.
7. Baret Merah
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menggunakan baret ini. Baret Kopassus berwarna merah darah dengan emblem Tribhuana Candraca Satya Dharma.
Maknanya adalah pasukan yang setia dan memiliki kemampuan bertempur dalam tiga matra yakni, darat, laut, dan udara. Lambangnya berbentuk bingkai segi delapan yang di dalamnya terdapat pisau komando, sayap, dan jangkar.
Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang merupakan satuan khusus milik TNI AL juga mengenakan baret berwarna merah tua. Terdapat semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna yang berarti tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi.
Lambangnya berupa jangkar yang di depannya terdapat katak memegang tombak trisula. Satuan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI yang diresmikan pada 30 Juli 2019 juga mengenakan baret berwarna merah dengan emblem bergambar tiga buah anak panah.
Koopsus TNI beranggotakan personel-personel terbaik tiga matra, yakni Satuan 81 Kopassus, Satuan Bravo 90 Paskhas, dan Satuan Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
8. Baret Hijau
Baret ini digunakan di lingkungan Markas Besar TNI AD, Markas Kodam, serta satuan teritorial seperti Kodim dan Koramil. Baret ini berwarna hijau terang dengan lambang Kartika Eka Paksi berupa burung Garuda dengan perisai Merah Putih dan satu bintang di atasnya.
Selain itu, baret hijau dipakai kecabangan Infanteri dari tingkat Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif) hingga tingkat pasukan yaitu Batalyon Infanteri. Baret Infanteri menggunakan emblem Yudha Wastu Pramuka, yang bergambar dua senapan beserta sangkurnya dengan posisi saling menyilang.
Yudha Wastu Pramuka Satuan tempur terbesar Angkatan Darat yaitu Kostrad (Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat) juga menggunakan baret berwarna hijau. Baret ini memiliki lambang Cakra Sapta Agni dengan berbentuk senjata cakra dengan tujuh ujung berapi.
Pasukan lainnya yang menggunakan baret hijau adalah Batalyon Raider. Hanya saja Raider menggunakan baret berwarna hijau lumut dengan emblem perisai merah putih diagonal dengan elemen sangkur terhunus dan kilat di depannya.
Baret ini juga digunakan Direktorat Zeni Angkatan Darat (Ditziad). Baret hijau Zeni menggunakan emblem Yudha Karya Satya Bhakti yang berarti mengabdi dengan setia dalam tugas perang dan pembangunan.
Bantuan Zeni di antaranya adalah konstruksi, destruksi, membuat rintangan, samaran, penyeberangan, dan menjinakkan bahan peledak. Perhubungan Angkatan Darat (Hubat) oleh satuan kecabangan Perhubungan juga mengenakan baret hijau.
Mulai dari tingkat Direktorat Perhubungan Angkatan Darat, Badan Pelaksana Perhubungan, hingga tingkat pasukan yaitu Batalyon Perhubungan (Yonhub). Gambar emblemnya adalah Kapota Yudha atau merpati perang yang dalam sejarah digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh.
Emblemnya bertuliskan Cighra Apta Nirbhaya yang berarti cepat, tepat, dan aman. Kemudian yang juga menggenakan baret hijau adalah Perbekalan dan Angkutan (Bekang).
Baret ini digunakan satuan kecabangan Perbekalan dan Angkutan. Mulai dari tingkat Direktorat Perbekalan dan Angkutan Darat hingga Badan Pelaksana Perbekalan dan Angkutan.
Bekang bertugas menyediakan logistik tempur dan angkutan perang. Bekang memakai emblem Dhamagati Ksatria Jaya berupa bintang delapan dengan roda gigi dan bintang di bagian atas.
Satuan kecabangan dari Penerbang Angkatan Darat (Penerbad), mulai dari tingkat Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) hingga tingkat skadron saat ini juga menggenakan baret berwarna hijau. Sebelumnya, Penerbad pernah mengenakan baret merah bata. Emblem lambang Puspenerbad yaitu Wira Amur atau prajurit terbang.
Baret dimiringkan memiliki makna
Baret yang dimiringkan ke kiri punya arti bahwa pasukan yang mengenakannya mempunyai tugas keamanan, pengamanan, dan penegakan hukum. Sedangkan baret yang dimiringkan ke posisi kanan menandakan bahwa pasukan tersebut adalah pasukan yang berada dalam kesiapan tinggi dan siap tempur.
(rca)