Satgas Binmas Noken Polri Dorong Kesejahraan Masyarakat Papua

Selasa, 11 Desember 2018 - 19:37 WIB
Satgas Binmas Noken Polri Dorong Kesejahraan Masyarakat Papua
Satgas Binmas Noken Polri Dorong Kesejahraan Masyarakat Papua
A A A
JAKARTA - Persoalan di Papua membutuhkan penanganan khusus. Oleh karena itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) Binmas Noken. Ini sebagai upaya pendekatan lunak (soft approach) kepada masyarakat Papua.

Satgas Binmas Noken Polri bertujuan mengoptimalkan program-program Polri dalam menangani berbagai potensi konflik. Pendekatan tersebut salah satunya dikemas dalam bentuk kegiatan bertani dan beternak.

“Satgas Binmas Noken Polri tersebar di sembilan titik sasaran, terdiri dari Kabupetan Mimika, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nabire, Paniai, Puncak dan Puncak Jaya. Satgas ini beroperasi sejak April 2018,” kata Kepala Satgas Khusus Binmas Noken Kombes Pol Eko Rudi Sudarto dalam acara Forum Group Discussion (FGD) Binmas Noken di Jakarta, Selasa (11/12/2018).

FGD tersebut diselenggarakan Mabes Polri bersama Universitas Bhayangkara Jakarta dan Concern Strategic Thinktank. Eko menuturkan masyarakat diajak untuk lebih produktif dan mandiri lewat kegiatan bertani dan beternak. Polisi menyatu dengan warga dalam menerapkan berbagai upaya meningkatkan hasil bumi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

Satgas Binmas Noken memberikan kandang, bibit dan ilmu meningkatkan produktivitas hewan ternak sebagai modal awal. Di bidang pertanian, dilakukan pembagian bibit tanaman dan pengetahuan tentang cara bertani yang menguntungkan.

“Program Satgas Binmas Noken Polri mencakup antara lain peternakan babi atau wam, lebah madu, sapi dan ayam pedaging. Dalam bidang bidang pertanian berupa pembinaan petani kopi dan membuka lahan pertanian untuk sayur mayur,” ujarnya.

Salah satu warga yang mengaku merasakan dampak positif dari hadirnya Binmas Noken adalah Maximus Lani. Tetua suku di Wamena ini adalah petani yang baru saja memanen 28 ton kopi.

“Kami diajar (oleh Binmas Noken) bagaimana cara potong itu tanaman kopi, lalu (teknik) stek. Dalam setahun panen kopi itu dua kali. Tahun-tahun kemarin kami panen kopi 10 ton, lalu ada peningkatan sedikit jadi 11 ton. Terakhir ini panen sampai 28 ton,” cerita Maximus dalam kesempatan yang sama.

Maximus memberi gambaran perbandingan kondisi warga di Wamena saat sebelum dan sesudah Binmas Noken hadir. Sebelum kehadiran Binmas Noken, warga harus mengantre di Dinas Peternakan, Pertanian dan Perikanan setempat untuk mendapatkan pelatihan.

“Kalau ke dinas setempat itu harus antre lama. Nah kalau Binmas hadir itu bisa potong di tengah. Tidak perlu antre, mereka datang ke kami,” jelas kakek 82 tahun ini.

Maximus juga menggambar hubungan antara polisi dan warga saat sebelum dan sesudah hadirnya Binmas Noken. Sebenarnya sebelumnya sudah ada hubungan antara warga dengan polisi.

Namun hanya sekadar melapor dan menerima laporan bila terjadi masalah semisal konflik atau kejahatan. “Nah setelah ada Binmas ini, kami senang karena Binmas Noken langsung turun ke lapangan,” terangnya.

Selain di bidang ekonomi, Satgas Binmas Noken juga memberikan pendidikan dasar dan olahraga taekwondo kepada anak-anak di sembilan kabupaten. Pendidikan tersebut dikemas dalam program polisi pergi mengajar, yang dalam bahasa Papua disebut ‘polisi pi ajar’.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4670 seconds (0.1#10.140)