DPR Minta Pemerintah Waspadai Dampak Perang Israel dengan Iran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia diminta mewaspadai dampak perang antara Iran dengan Israel . Pasalnya, serangan Iran terhadap Israel berdampak terhadap kenaikan beberapa komoditas strategis global.
Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah mengatakan, terjadi kenaikan harga minyak dan kini audah menyentuh di level USD90,5 per barel dari posisi sebelumnya di harga USD89 per barel.
Menurut Said, Iran secara resmi menyatakan penghentian serangan ke Israel setelah menyerang secara langsung pada Sabtu, 13 April 2024. Namun demikian, Said belum bisa memastikan apakah perang antara Iran dan Israel akan berakhir.
"Kita berharap serangan ini berakhir, sehingga ketegangan di Timur Tengah mereda. Namun melihat kemungkinan tren yang ada, eskalasi geopolitik di Timur Tengah akan tetap membara," ujarnya Selasa, (16/4/2024).
Sejak pecah Revolusi1979, kata Said, Iran mengubah orientasi kebijakan luar negerinya terhadap Israel. Kedua negara terlibat perang proxy berlangsung sangat lama. Atas dasar itu, Said memperkirakan permusuhan kedua negara tidak akan segera berakhir dalam waktu dekat, dan setiap saat bisa terjadi konfrontasi lanjutan.
"Merespon situasi tersebut, saya meminta pemerintah proaktif melakukan langkah-langkah strategis, antara lain proaktif melakukan upaya diplomatik melalui lembaga lembaga internasional, baik di PBB, maupun OKI untuk mendorong gencatan senjata dari kedua negara," katanya.
Hal itu sejalan dengan upaya mencari upaya damai perang antara Israel dan Palestina. Termasuk mendorong PBB untuk lebih memiliki makna dalam upaya penciptaan perdamaian dunia. Upaya ini memang tidak mudah, sebab pembelaan Amerika Serikat dan Inggris yang begitu kuat kepada Israel.
Apalagi jika dilihat dari sisi keuntungan ekonomi, eskalasi di Timur Tengah mendongkrak harga minyak dunia dan menguntungkan kedua blok politik besar yakni Tiongkok dan Rusia versus Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Kanada yang sama sama produsen minyak bumi dan senjata besar di dunia.
Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah mengatakan, terjadi kenaikan harga minyak dan kini audah menyentuh di level USD90,5 per barel dari posisi sebelumnya di harga USD89 per barel.
Menurut Said, Iran secara resmi menyatakan penghentian serangan ke Israel setelah menyerang secara langsung pada Sabtu, 13 April 2024. Namun demikian, Said belum bisa memastikan apakah perang antara Iran dan Israel akan berakhir.
"Kita berharap serangan ini berakhir, sehingga ketegangan di Timur Tengah mereda. Namun melihat kemungkinan tren yang ada, eskalasi geopolitik di Timur Tengah akan tetap membara," ujarnya Selasa, (16/4/2024).
Sejak pecah Revolusi1979, kata Said, Iran mengubah orientasi kebijakan luar negerinya terhadap Israel. Kedua negara terlibat perang proxy berlangsung sangat lama. Atas dasar itu, Said memperkirakan permusuhan kedua negara tidak akan segera berakhir dalam waktu dekat, dan setiap saat bisa terjadi konfrontasi lanjutan.
"Merespon situasi tersebut, saya meminta pemerintah proaktif melakukan langkah-langkah strategis, antara lain proaktif melakukan upaya diplomatik melalui lembaga lembaga internasional, baik di PBB, maupun OKI untuk mendorong gencatan senjata dari kedua negara," katanya.
Hal itu sejalan dengan upaya mencari upaya damai perang antara Israel dan Palestina. Termasuk mendorong PBB untuk lebih memiliki makna dalam upaya penciptaan perdamaian dunia. Upaya ini memang tidak mudah, sebab pembelaan Amerika Serikat dan Inggris yang begitu kuat kepada Israel.
Apalagi jika dilihat dari sisi keuntungan ekonomi, eskalasi di Timur Tengah mendongkrak harga minyak dunia dan menguntungkan kedua blok politik besar yakni Tiongkok dan Rusia versus Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Kanada yang sama sama produsen minyak bumi dan senjata besar di dunia.