INH Salurkan Iftar dari Rakyat Indonesia untuk Pengungsi di Gaza
loading...
A
A
A
Koordinator INH Gaza Shuaib Abu Daqqa mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus memberikan dukungan untuk penduduk di Jalur Gaza. Menurut dia, puasa Ramadan tahun ini sangat kelam dan mencekam karena perang masih terus berlangsung.
"Kita berdiri dalam keadaan hormat dan syukur. Rakyat Indonesia banyak membantu semoga menjadi berkah dan terus berdiri mendukung warga Jalur Gaza dalam perang ini. Semoga Allah SWT memberkahi kalian dan senantiasa diberikan kemudahan," ucapnya.
Agresi makin meningkat di minggu kedua Ramadan di Jalur Gaza. Palestina mencatat angka syahid mencapai 32.226 jiwa sejak 7 Oktober serta melukai 74.598 jiwa, belum termasuk ribuan korban hilang yang terjebak di bawah reruntuhan. Rata-rata angka kematian 84 jiwa per hari.
Serangan terbaru menargetkan RS As Shifa secara intens dalam 7 hari membuat seluruh petugas kesehatan diculik, pasien dibunuh, dan laporan jurnalis Gaza menyebutkan para petugas medis juga dibunuh tentara Israel.
Mereka juga terus menghancurkan bangunan rumah warga secara sistematis di mana pun mereka melewati area bangunan warga.
Pembahasan gencatan senjata yang hingga hari ini belum disepakati serta bantuan kemanusiaan yang belum bisa masuk akibat blokade membuat keselamatan warga Gaza berpacu dengan waktu. Kelaparan dan malnutrisi menjadi musuh yang menunggu di pojok ruangan, pelan-pelan mendekat.
Bagi warga di Gaza utara, hal itu lain ceritanya. Kelaparan sudah hampir merata. Keselamatan warga tidak terjamin karena banyak rute jalan sudah dikuasai pasukan penjajah.
"Kita berdiri dalam keadaan hormat dan syukur. Rakyat Indonesia banyak membantu semoga menjadi berkah dan terus berdiri mendukung warga Jalur Gaza dalam perang ini. Semoga Allah SWT memberkahi kalian dan senantiasa diberikan kemudahan," ucapnya.
Agresi makin meningkat di minggu kedua Ramadan di Jalur Gaza. Palestina mencatat angka syahid mencapai 32.226 jiwa sejak 7 Oktober serta melukai 74.598 jiwa, belum termasuk ribuan korban hilang yang terjebak di bawah reruntuhan. Rata-rata angka kematian 84 jiwa per hari.
Serangan terbaru menargetkan RS As Shifa secara intens dalam 7 hari membuat seluruh petugas kesehatan diculik, pasien dibunuh, dan laporan jurnalis Gaza menyebutkan para petugas medis juga dibunuh tentara Israel.
Mereka juga terus menghancurkan bangunan rumah warga secara sistematis di mana pun mereka melewati area bangunan warga.
Pembahasan gencatan senjata yang hingga hari ini belum disepakati serta bantuan kemanusiaan yang belum bisa masuk akibat blokade membuat keselamatan warga Gaza berpacu dengan waktu. Kelaparan dan malnutrisi menjadi musuh yang menunggu di pojok ruangan, pelan-pelan mendekat.
Bagi warga di Gaza utara, hal itu lain ceritanya. Kelaparan sudah hampir merata. Keselamatan warga tidak terjamin karena banyak rute jalan sudah dikuasai pasukan penjajah.
(jon)