Panglima TNI Tegaskan Isu 10 WNI Jadi Tentara Bayaran di Ukraina Hoaks

Kamis, 21 Maret 2024 - 22:27 WIB
loading...
Panglima TNI Tegaskan...
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto turut angkat bicara ihwal adanya isu 10 Warga Negara Indonesia (WNI) jadi tentara bayaran Ukraina. Foto/MPI/Aldhi Chandra
A A A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto turut angkat bicara ihwal adanya isu 10 Warga Negara Indonesia (WNI) jadi tentara bayaran Ukraina . Ia menegaskan Indonesia tak menganut tentara bayaran. Untuk itu, ia menyatakan isu itu adalah hoaks.

Agus menjelaskan pihaknya telah memeriksa atase pertahanan di sana. Dari hasil pengecekan, kata Agus, pihaknya tak menemukan 10 WNI jadi tentara bayaran Ukraina.



"Saya sudah cek ke atase pertahanan di sana, tidak ada data tersebut. Kita kan di Indonesia tidak menganut tentara bayaran, karena kita tentara sukarela atau militer wajib yang direkrut melalui perekrutan yang ada di wilayah-wilayah, Tamtama, Bintara, Perwira, ada Akmil, dan seperti yang saya sampaikan tadi militer wajib," ujar Agus saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).

Agus kembali menegaskan jika isu tersebut merupakan kabar bohong atau hoaks. Pasalnya, tak ada data yang menunjukan 10 WNI menjadi tentara bayaran Ukraina.

"Saya kita kan enggak menganut tentara bayaran, tidak ada. Itu hanya, kita sudah cek ke Kedutaan Rusia, juga tidak ada, hoaks itu," tegasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Rusia mengklaim ada 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi tentara yang berpihak kepada Ukraina. Empat di antaranya juga dilaporkan tewas di medan perang.

Menanggapi pernyataan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhammad Iqbal menegaskan bahwa informasi perihal tersebut perlu didalami lebih lanjut.

“Informasi tersebut perlu didalami lebih lanjut,” kata Lalu Muhammad Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/3/2024).



Lebih lanjut, Iqbal meminta kepada seluruh pihak untuk menanyakan langsung kepada pihak Rusia terkait data yang mereka miliki.

“Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” kata dia.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2217 seconds (0.1#10.140)