Puncak Musim Kemarau Juli, Ini Wilayah yang Berpotensi Karhutla
loading...

BMKG membeberkan sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya karhutla pada puncak musim kemarau yang terjadi pada periode bulan Juli hingga Agustus 2024. Foto/Okezone
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada periode bulan Juli hingga Agustus 2024. BMKG membeberkan sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) .
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan pada Juli 2024 sejumlah wilayah yang berpotensi Karhutla yakni Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: BMKG: Puncak Musim Kemarau Terjadi Juli hingga Agustus 2024
“Untuk bulan Agustus di Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan sebagian dari Lampung, juga Kalimantan Selatan dan juga Kalimantan Tengah. Kondisi tersebut juga bertahan khususnya yang di Selatan. Masih perlu diwaspadai peluang terjadinya Karhutla,” ujar Ardhasena dalam konferensi pers melalui Zoom, Jumat (15/3/2024).
Pada puncak kemarau, Ardhasena menjelaskan ada perluasan sekaligus perpindahan wilayah dengan potensi karhutla dengan risiko menengah maupun risiko tinggi. Ia mengatakan peningkatan yang signifikan untuk wilayah rawan di Pulau Sumatera di bulan Agustus dan perluasan potensi karhutla ke wilayah Pulau Kalimantan bagian selatan.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan pada Juli 2024 sejumlah wilayah yang berpotensi Karhutla yakni Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: BMKG: Puncak Musim Kemarau Terjadi Juli hingga Agustus 2024
“Untuk bulan Agustus di Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan sebagian dari Lampung, juga Kalimantan Selatan dan juga Kalimantan Tengah. Kondisi tersebut juga bertahan khususnya yang di Selatan. Masih perlu diwaspadai peluang terjadinya Karhutla,” ujar Ardhasena dalam konferensi pers melalui Zoom, Jumat (15/3/2024).
Pada puncak kemarau, Ardhasena menjelaskan ada perluasan sekaligus perpindahan wilayah dengan potensi karhutla dengan risiko menengah maupun risiko tinggi. Ia mengatakan peningkatan yang signifikan untuk wilayah rawan di Pulau Sumatera di bulan Agustus dan perluasan potensi karhutla ke wilayah Pulau Kalimantan bagian selatan.
Lihat Juga :