Banyuasin Dukung High Value Crop pada Pertanian CSA SIMURP
loading...
A
A
A
BANYUASIN - Penyuluh Pertanian di Banyuasin, Sumatera Selatan, mendukung penggunaan komoditas bernilai tinggi, atau High Value Crop pada pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) proyek Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (Simurp).
Penggunaan High Value Crop dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan pasar, harga, juga permintaan konsumen dan varietas yang adaptif pada kondisi setempat. Yang tentunya mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memberikan nilai tambah dan pendapatan petani di sekitar Proyek SIMURP.
Salah satu High Value Crop yang dapat ditanam petani dan memiliki nilai ekonomis tinggi, serta merupakan komoditas primadona pasar adalah cabe. Kebutuhan cabe selalu meningkat dari tahun ke tahun sehingga dapat ditanam oleh petani untuk menambah pendapatannya.
Pemilihan benih/varietas cabe perlu dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan pasar (rasa, warna, penampakan, ukuran) tahan terhadap serangan OPT serta cocok/adaptif pada kondisi setempat.
Materi High Value Crop merupakan salah satu paket Pelatihan Training Of Trainer (TOT) CSA yang dilakukan secara tatap muka menggunakan protokol kesehatan pada 10-14 Agustus 2020. Kegiatan ini dibuka Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan.
Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Leli Nuryati, SIMURP harus mendukung kegiatan Kostratani. “Dukungan terhadap Kostratani harus dilakukan untuk mewujudkan Kostratani sebagai pusat pembangunan pertanian dan sebagai pusat data dan informasi,” tutur Leli Nuryati.
Menurut Menteri Pertanian, SIMURP dilakukan untuk mendukung program utama Kementan melalui pengembangan Kostratani. “Oleh karena itu, dalam pengembangan Kostratani jangan hanya menunggu bantuan datang. Tetapi, kita juga harus mampu menggerakkan Kostratani dalam kondisi apapun untuk membantu peningkatan produksi dan pendapatan petani,” tutur Menteri SYL.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. “Daerah melalui Dinas Pertanian Provinsi (Kostrawil) dan Kabupaten (Kostrada) harus bersama-sama mendorong BPP sebagai BPP Kostratani dalam mengoptimalkan peranan dan fungsinya sebagai pusat pembangunan pertanian,” katanya.
Di Sumatera Selatan, ToT CSA SIMURP menghadirkan narasumber Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Provinsi Sumsel dan Para Fasilitator TOT meliputi Penyuluh Pertanian, Dosen, Guru danWidyaiswara.
Karang Agung Ilir, dipilih sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Banyuasin yang akan menjadi percontohan penerapan pertanian CSA seluas 9.700 ha dalam empat tahun ke depan. (SM/NF)
Penggunaan High Value Crop dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan pasar, harga, juga permintaan konsumen dan varietas yang adaptif pada kondisi setempat. Yang tentunya mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memberikan nilai tambah dan pendapatan petani di sekitar Proyek SIMURP.
Salah satu High Value Crop yang dapat ditanam petani dan memiliki nilai ekonomis tinggi, serta merupakan komoditas primadona pasar adalah cabe. Kebutuhan cabe selalu meningkat dari tahun ke tahun sehingga dapat ditanam oleh petani untuk menambah pendapatannya.
Pemilihan benih/varietas cabe perlu dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan pasar (rasa, warna, penampakan, ukuran) tahan terhadap serangan OPT serta cocok/adaptif pada kondisi setempat.
Materi High Value Crop merupakan salah satu paket Pelatihan Training Of Trainer (TOT) CSA yang dilakukan secara tatap muka menggunakan protokol kesehatan pada 10-14 Agustus 2020. Kegiatan ini dibuka Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan.
Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Leli Nuryati, SIMURP harus mendukung kegiatan Kostratani. “Dukungan terhadap Kostratani harus dilakukan untuk mewujudkan Kostratani sebagai pusat pembangunan pertanian dan sebagai pusat data dan informasi,” tutur Leli Nuryati.
Menurut Menteri Pertanian, SIMURP dilakukan untuk mendukung program utama Kementan melalui pengembangan Kostratani. “Oleh karena itu, dalam pengembangan Kostratani jangan hanya menunggu bantuan datang. Tetapi, kita juga harus mampu menggerakkan Kostratani dalam kondisi apapun untuk membantu peningkatan produksi dan pendapatan petani,” tutur Menteri SYL.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. “Daerah melalui Dinas Pertanian Provinsi (Kostrawil) dan Kabupaten (Kostrada) harus bersama-sama mendorong BPP sebagai BPP Kostratani dalam mengoptimalkan peranan dan fungsinya sebagai pusat pembangunan pertanian,” katanya.
Di Sumatera Selatan, ToT CSA SIMURP menghadirkan narasumber Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Provinsi Sumsel dan Para Fasilitator TOT meliputi Penyuluh Pertanian, Dosen, Guru danWidyaiswara.
Karang Agung Ilir, dipilih sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Banyuasin yang akan menjadi percontohan penerapan pertanian CSA seluas 9.700 ha dalam empat tahun ke depan. (SM/NF)
(alf)