Tiga Kali Erupsi, Gunung Semeru Berstatus Siaga
loading...
A
A
A
JAWA TIMUR - Gunung Semeru terpantau tiga kali erupsi dan mengeluarkan abu vulkanik. Kejadian ini berlangsung dalam rentang tiga jam sejak sore hingga malam ini. Aktivitas vulkanik tiga kali itu tercatat oleh seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru.
Dari laporan yang dihimpun, tiga kali erupsi itu terjadi pada pukul 16.49 WIB, 19.13 WIB, dan 20.16 WIB, sepanjang Jumat sore hingga malam. Sebelumnya pada Jumat dini hari pukul 01.31 WIB, Gunung Semeru juga erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik.
Petugas Pos PGA Semeru Ghufron Alwi membenarkan informasi tiga kali Gunung Semeru yang mengeluarkan abu vulkanik, sepanjang Jumat sore hingga malam ini. Tapi sayang kolom erupsi abu vulkanik tidak teramati karena kabut tebal yang terjadi.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 126 detik. Erupsi yang jam 19.13 WIB, juga tinggi kolom erupsi tidak teramati," ucap Ghufron Alwi, pada Jumat (1/3/2024) malam.
Ghufron menambahkan, bila dari visual letusan Gunung Semeru pada pukul 19.13 WIB juga tidak teramati. Di mana erupsi ini terekam seismograf dengan amplitudo amplitude 22 mm dan durasi maksimal 124 detik.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 01 Maret 2024, pukul 20:16 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 132 detik," jelas dia.
Senada, Petugas Pos PGA Sigit Rian Alfian menyebut, secara keseluruhan dari laporan enam kali Pos PGA, sejak pukul 12.00 - 18.00 WIB, gunung api disebut lain tertutup Kabut 0-II hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Gunung Semeru mengalami 18 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 58-124 detik.
"Kemudian terjadi 10 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-7 mm, dan lama gempa 36-48 detik. Berikutnya tiga kali gempa harmonik dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 100-151 detik," ujarnya.
Melihat status Gunung Semeru yang masih naik turun atau fluktuatif, saat ini aktivitas Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga. Pihaknya pun masih meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," jelas Sigit.
Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. Warga juga diminta mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Dari laporan yang dihimpun, tiga kali erupsi itu terjadi pada pukul 16.49 WIB, 19.13 WIB, dan 20.16 WIB, sepanjang Jumat sore hingga malam. Sebelumnya pada Jumat dini hari pukul 01.31 WIB, Gunung Semeru juga erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik.
Petugas Pos PGA Semeru Ghufron Alwi membenarkan informasi tiga kali Gunung Semeru yang mengeluarkan abu vulkanik, sepanjang Jumat sore hingga malam ini. Tapi sayang kolom erupsi abu vulkanik tidak teramati karena kabut tebal yang terjadi.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 126 detik. Erupsi yang jam 19.13 WIB, juga tinggi kolom erupsi tidak teramati," ucap Ghufron Alwi, pada Jumat (1/3/2024) malam.
Ghufron menambahkan, bila dari visual letusan Gunung Semeru pada pukul 19.13 WIB juga tidak teramati. Di mana erupsi ini terekam seismograf dengan amplitudo amplitude 22 mm dan durasi maksimal 124 detik.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 01 Maret 2024, pukul 20:16 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 132 detik," jelas dia.
Senada, Petugas Pos PGA Sigit Rian Alfian menyebut, secara keseluruhan dari laporan enam kali Pos PGA, sejak pukul 12.00 - 18.00 WIB, gunung api disebut lain tertutup Kabut 0-II hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Gunung Semeru mengalami 18 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 58-124 detik.
"Kemudian terjadi 10 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-7 mm, dan lama gempa 36-48 detik. Berikutnya tiga kali gempa harmonik dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 100-151 detik," ujarnya.
Melihat status Gunung Semeru yang masih naik turun atau fluktuatif, saat ini aktivitas Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga. Pihaknya pun masih meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," jelas Sigit.
Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. Warga juga diminta mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
(cip)