Penjelasan Denny JA Jadi Konsultan Politik Prabowo di Pilpres 2024

Minggu, 18 Februari 2024 - 17:04 WIB
loading...
Penjelasan Denny JA Jadi Konsultan Politik Prabowo di Pilpres 2024
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA mengaku telah ditelepon oleh Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto pada Sabtu 17 Februari 2024. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA mengaku ditelepon oleh Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto pada Sabtu 17 Februari 2024. Apa yang menjadi perbincangan keduanya?

"Santai saja, kami bercakap-cakap lewat handphone selama sekitar 10 menit," ujar Denny dalam keterangannya, Minggu (18/2/2024).

Setelah mengucapkan terima kasih atas kerja dirinya untuk ikut membantunya terpilih sebagai dalam quick count, kata Denny, Prabowo mengutip satu kalimat ketika mereka pertama kali bertemu di tahun 2023, setelah lama tak berjumpa.

"Kata Prabowo, 'Den (Denny JA), gue ingat kata-kata elu waktu elu bilang, Pak, saya tak ingin membantu capres yang akan kalah.' Prabowo ketawa, Denny saya tertawa," tutur Denny.

"Kata Prabowo, 'Den (Denny JA), jadi kemenangan gua sekarang ini sebagai presiden menambah prestasi elu ya. Elu jadi mempunyai rekor memenangkan presiden berapa kali?" sambungnya.

Denny lantas menjawab, "Lima kali pak, ikut memenangkan Presiden, lima kali berturut-turut, Pak,"

"Wah, Den, itu prestasi dunia!" kata Denny menirukan ucapan Prabowo.

"Siap, Pak," siap. Pak, Bapak sekarang ini berada di momen yang jarang sekali. Dua puluh tahun lagi, kita menuju 2045," timpal Denny.

Dia menilai, ini momen Prabowo untuk ikut mengantar Indonesia menjadi negara keempat paling kuat secara ekonomi di dunia. Ini diprediksi oleh berbagai lembaga ekonomi.

Denny menyatakan, lima hal yang membuatnya selaku konsultan politik membantu Prabowo untuk menjadi presiden di tahun 2024?

Pertama, Prabowo punya kemungkinan menang paling besar. "Simpel saja saya melihatnya. Saya sudah punya insting. Jokowi pada waktunya akan membantu Prabowo, dan diketahui publik luas," terangnya.

Di Pilpres 2019, Jokowi bertarung dengan Prabowo. Dukungan kepada dua capres ini jika digabung, lanjutnya, suaranya itu 100% seluruh pemilih Indonesia.

Di Pilpres 2024, kata Denny, ketika mereka bergabung kembali, menyatukan kekuatan, berarti 100% dukungan pemilih pula kekuatannya. Katakanlah 50 persen pendukung lamanya pergi, karena tak setuju kerja sama Prabowo dan Jokowi, toh masih ada 50 persen lagi pendukungnya yang tersisa.

"Lima puluh persen dukungan itu sudah besar sekali. Sudah cukup kemungkinannya untuk menang. Bahkan cukup untuk menang satu putaran saja," kata dia.

Kedua, kegigihan Prabowo mengejar matahari untuk mendapatkan mandat menjadi presiden. Denny mengikuti secara khusus sejak Pilpres 2004.

Saat itu Prabowo sudah ikut konvensi Partai Golkar dan gagal. Lalu Pilpres 2009, Prabowo sebagai calon wakil presiden. Kembali ia gagal. Kemudian Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo maju sebagai capres. Kembali Prabowo kalah. Ia ikut lagi di tahun 2024.

"Kegigihan mengejar matahari ini pastilah ada yang sangat ingin Prabowo wujudkan. Ia menyimpan satu energi besar sekali, ingin melakukan sesuatu bagi negerinya," ucapnya.

Alasan ketiga, 'it is now or never'. Pilpres 2024 ini menjadi 'The Last Dance', pertarungan terakhir bagi Prabowo. Jika kalah, maka tak ada lagi momen pilpres yang bisa ia ikuti karena mungkin juga masalah usia.

Denny ingat sekali waktu jumpa Prabowo Subianto di bulan Mei 2023 itu. Denny menyanyikan lagu It is now or never. Ini lagu Elvis Presley.

“Pak, lagu ini juga buat Bapak (Prabowo). Kalau Bapak ingin jadi presiden, kesempatannya tinggal sekarang, Pak. Dan harus menang. Now! Jika tidak, ia Never untuk menjadi presiden.

Dengan sendirinya, dalam kesempatan terakhir ini, itu seperti soal hidup dan mati. Semua energi batin terbaik Prabowo akan terpancing keluar.

Keempat, yang membuat Denny juga memilih mendukung Prabowo adalah ia pemimpin konsensus. Prabowo memiliki karakter kepemimpinan yang memang dibutuhkan di negeri ini.

"Itu kemampuan mengubah lawan menjadi kawan. Mengubah penentang menjadi pendukung. Kita lihat contoh, banyak sekali, jenderal, aktivis, dan tokoh-tokoh yang tadinya menentangnya, tiba-tiba berubah menjadi pendukungnya," paparnya

Ia juga berada di pusat spektrum politik. Ia dekat dengan kalangan nasionalis, Islam, dan minoritas. Kelima, yang penting adalah visinya. Prabowo ingin sekali Indonesia menjadi Macan Asia. Juga negara kita saat ini menuju Indonesia emas 2045.

Begitu kuat keinginannya membawa Indonesia menjadi negara besar di Asia, bahkan di dunia. Dengan passion sekuat itu, banyak hal menjadi mudah, tinggal diperkuat saja oleh kemampuan teknokratis para pembantunya.

"Saya, berdiri di samping Prabowo dengan sikap seorang profesional sejati. Yaitu memberi gagasan positif. Mendukungnya ketika ia benar. Tapi juga nanti ikut menegurnya ketika ia salah," tuturnya.

"Sikap profesional itu sama dengan sikap teman sejati. Kita mendukung ketika teman benar. Juga menegur ketika teman salah," pungkasnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)