Ketum PITI Serian Wijatno: Imlek 2024 Harus Jadi Perekat Persatuan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Serian Wijatno mengingatkan agar perayaan Imlek 2024 menjadi momentum perekat persatuan bangsa. Sebab, peringatan Imlek kali ini bertepatan di tengah hangatnya suhu politik menjelang Pilpres 2024.
"Pada tahun ini, kita merayakan Imlek pada suasana turbulensi politik, yang sering disebut sebagai tahun politik. Tentu kita semua harus berdoa dan menjaga agar di tahun politik ini persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga,” ujarnya, Selasa (6/2/2024).
Menurut Serian, Imlek yang memiliki nilai luhur dalam menjunjung persatuan dan kebajikan harus dijadikan momentum untuk merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Serian berharap agar isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tidak dijadikan komoditas politik dalam Pemilu maupun Pilpres 2024 ini.
Serian yang juga Wakil Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini mengingatkan perayaan Imlek sejatinya adalah merayakan kebinekaan dalam kedamaian. Untuk itu, ia mengajak agar momen Imlek di tahun Naga Kayu ini dijadikan simbol kebersamaan
"Di negeri ini, Imlek tidak hanya menjadi renungan bagi orang-orang Tionghoa tetapi juga oase bagi mereka yang meyakini kedamaian dan kebaikan sebagai tujuan interaksi antarmanusia. Sebab makna Imlek melintasi batas-batas etnis dan agama karena telah menjadi bagian dari interaksi antar-budaya," ucapnya.
"Pada tahun ini, kita merayakan Imlek pada suasana turbulensi politik, yang sering disebut sebagai tahun politik. Tentu kita semua harus berdoa dan menjaga agar di tahun politik ini persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga,” ujarnya, Selasa (6/2/2024).
Menurut Serian, Imlek yang memiliki nilai luhur dalam menjunjung persatuan dan kebajikan harus dijadikan momentum untuk merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Serian berharap agar isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tidak dijadikan komoditas politik dalam Pemilu maupun Pilpres 2024 ini.
Serian yang juga Wakil Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini mengingatkan perayaan Imlek sejatinya adalah merayakan kebinekaan dalam kedamaian. Untuk itu, ia mengajak agar momen Imlek di tahun Naga Kayu ini dijadikan simbol kebersamaan
"Di negeri ini, Imlek tidak hanya menjadi renungan bagi orang-orang Tionghoa tetapi juga oase bagi mereka yang meyakini kedamaian dan kebaikan sebagai tujuan interaksi antarmanusia. Sebab makna Imlek melintasi batas-batas etnis dan agama karena telah menjadi bagian dari interaksi antar-budaya," ucapnya.
(cip)