Di Hadapan Ratusan Santri Probolinggo, Atikoh Bicara Pentingnya Etika dan Adab
loading...
A
A
A
JAKARTA - Istri calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengungkapkan bahwa nilai menjaga etika dan akhlak sangat penting dalam menjalankan kehidupan bersosialisasi di masyarakat. Sebab, Atikoh menyakini jika nilai-nilai tersebut harus terus dibawa dalam setiap kondisi, di dunia pendidikan, dunia kerja, hingga bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat.
Atikoh mengatakan bahwa pendidikan di pondok pesantren mengajarkan banyak hal, dari manajemen waktu, disiplin, dan kerja sama. "(Para santri) terus sudah terbiasa dengan manajemen waktu, terbiasa dengan kedisiplinan, terbiasa dengan kerja kelompok, dan paling penting adalah kebiasaan menerapkan takwa. Ini lah yang paling penting," kata Atikoh saat menghadiri istigasah bersama ratusan santri dan satriwati di Pondok Pesantren Tarbiyatus Salafiyah, Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024) malam.
Berbekal pendidikan di pesantren, ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini meyakini para santri ketika bersosialisasi, berkomunikasi, dan bersilaturahmi dengan seseorang, akan mengedepankan adab dan etika. Apalagi, ketika para santri kelak terjun ke dunia kerja yang penuh dengan persaingan.
"Apalagi misalnya di dunia kerja, yang paling menentukan kita disukai atau tidak sama orang, bagaimana kita pekerjaannya itu sangat ditentukan oleh seberapa besar, seberapa baik akhlak kita, bukan hanya dari nilai akademis," ucapnya.
"Nilai akademis itu penting, tapi ada yang paling penting adalah etika kita, adab kita, akhlak kita kepada orang lain. Jadi di situlah nilai positif yang luar biasa," tambahnya.
Tak lupa, mantan wartawati ini menyebut bahwa para santri adalah anak yang paling ikhlas menempuh pendidikan formal maupun agama. Atikoh pun memberikan semangat kepada para santri untuk terus belajar dengan gigih dan serius sehingga bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara.
"Jadi cukup padat sekali aktivitas di ponpes, apalagi nanti kemudian ada pendidikan umumnya di sini, dan khususnya menghafal Al-Qur’an, surat-surat atau hadits, ini kan menunjukkan bahwa adik-adik ini ikhlasnya luar biasa, belajar terus. Tetapi justru manfaatnya itu, kita melihat banyak sekali santri-santri dari Indonesia ketika sudah dewasa maka bisa mendapatkan posisi di mana pun," jelas cucu pendiri Ponpes Riyadus Sholikhin Kalijaran KH Hisyam A Karim ini.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Atikoh mengatakan bahwa pendidikan di pondok pesantren mengajarkan banyak hal, dari manajemen waktu, disiplin, dan kerja sama. "(Para santri) terus sudah terbiasa dengan manajemen waktu, terbiasa dengan kedisiplinan, terbiasa dengan kerja kelompok, dan paling penting adalah kebiasaan menerapkan takwa. Ini lah yang paling penting," kata Atikoh saat menghadiri istigasah bersama ratusan santri dan satriwati di Pondok Pesantren Tarbiyatus Salafiyah, Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024) malam.
Berbekal pendidikan di pesantren, ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini meyakini para santri ketika bersosialisasi, berkomunikasi, dan bersilaturahmi dengan seseorang, akan mengedepankan adab dan etika. Apalagi, ketika para santri kelak terjun ke dunia kerja yang penuh dengan persaingan.
Baca Juga
"Apalagi misalnya di dunia kerja, yang paling menentukan kita disukai atau tidak sama orang, bagaimana kita pekerjaannya itu sangat ditentukan oleh seberapa besar, seberapa baik akhlak kita, bukan hanya dari nilai akademis," ucapnya.
"Nilai akademis itu penting, tapi ada yang paling penting adalah etika kita, adab kita, akhlak kita kepada orang lain. Jadi di situlah nilai positif yang luar biasa," tambahnya.
Tak lupa, mantan wartawati ini menyebut bahwa para santri adalah anak yang paling ikhlas menempuh pendidikan formal maupun agama. Atikoh pun memberikan semangat kepada para santri untuk terus belajar dengan gigih dan serius sehingga bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara.
"Jadi cukup padat sekali aktivitas di ponpes, apalagi nanti kemudian ada pendidikan umumnya di sini, dan khususnya menghafal Al-Qur’an, surat-surat atau hadits, ini kan menunjukkan bahwa adik-adik ini ikhlasnya luar biasa, belajar terus. Tetapi justru manfaatnya itu, kita melihat banyak sekali santri-santri dari Indonesia ketika sudah dewasa maka bisa mendapatkan posisi di mana pun," jelas cucu pendiri Ponpes Riyadus Sholikhin Kalijaran KH Hisyam A Karim ini.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(rca)