2021, Indonesia Target Miliki Vaksin Merah Putih

Rabu, 12 Agustus 2020 - 06:30 WIB
loading...
2021, Indonesia Target Miliki Vaksin Merah Putih
Presiden Joko Widodo saat mengunjungi fasilitas pengamasan vaksin milik Bio Farma, kemarin. Foto/Biro Pers Setpres
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang tak henti membuat Indonesia semakin serius menciptakan vaksin mandiri untuk menangkal virus tersebut. Saat ini sejumlah ahli dari Lembaga Eijkman, serta BPPT, LIPI, BPPOM, Kementerian Riset dan Teknologi tengah mengembangkan vaksin tersebut. Proyek ini juga melibatkan sejumlah ilmuwan dari perguruan tinggi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaruh harapan besar vaksin mandiri bernama Merah Putih ini benar-benar manjur dan bisa segera diproduksi secara massal. Dalam tiga bulan terakhir, pengembangan vaksin telah diintensifkan. Jokowi berharap pengembangan ini bisa tuntas pada pertengahan 2021 mendatang.

Vaksin sendiri ini dari isolated yang dikembangkan dari covid yang beredar di Indonesia. Kita harapkan vaksin Merah Putih ini juga akan segera selesai,” katanya saat menyaksikan secara langsung proses imunisasi kandidat vaksin Covid-19 Sinovac terhadap 1.620 relawan di Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung, kemarin. (Baca: Presiden Jokowi Saksikan Penyuntikan Uji Klinis Vaksin Covid-19)

Meski mengembangkan secara mandiri, Jokowi menandaskan bahwa Indonesia membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak lain. Salah satunya dengan perusahaan asal China, Sinovac Biotech. Kerja sama lain yang sudah dilakukan adalah dengan Uni Emirat Arab di G-42 dan Korea Selatan. “Kita membuka diri dalam rangka secepat-cepatnya kita bisa melakukan vaksinasi kepada seluruh rakyat Indonesia,” terangnya.

Soal vaksin Sinovac, Jokowi berharap setelah enam bulan uji klinis, vaksin ini dapat segera diproduksi pada Januari 2021 mendatang. Jika lolos uji klinis tahap ketiga, vaksin ini akan diproduksi oleh Bio Farma. Pada Agustus ini, kapasitas produksi di Bio Farma mencapai 100 juta vaksin. “Tapi nanti di akhir tahun, bulan Desember, bisa meningkat 250 juta vaksin. Artinya vaksin ini nanti yang akan digunakan vaksinasi di Tanah Air,” ungkapnya.

Jokowi mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 215 negara di dunia yang terpapar oleh covid. Di Indonesia, warga yang terinfeksi Covid-19 mencapai 127.000, yang 82.000 di antaranya sembuh dan 5.700 meninggal dunia. Dengan data ini, Jokowi menilai bahwa ancaman covid belum selesai. Dia kembali menekankan pentingnya disiplin protokol kesehatan untuk pencegahan. “Utama urusan masker ini. Di Samping tentu saja yang berkaitan dengan jaga jarak, cuci tangan, tidak berada dalam kerumunan jumlah banyak. Tapi masker menjadi kunci,” katanya. (Baca juga: Pemerintahan Lebanon Bubar di Tengah Kemarahan Publik)

Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan pengujian vaksin ini menjadi tahapan yang penting. Uji klinis tahap 3 sebelum vaksin Covid-19 ini diproduksi besar-besaran merupakan tahapan yang perlu dilalui semua produk farmasi termasuk obat-obatan dan vaksin. "Bio Farma menyatakan Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI sudah mengetahui hasil positif dari tahapan uji klinis vaksin Covid-19, mulai uji pre-klinis, uji klinis tahap 1, dan uji klinis tahap 2 yang dilakukan di China," katanya.

Sinovac Paling Maju

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, vaksin Sinovac dari China diketahui yang paling terdepan dalam pengujian selama ini. Selain dengan Sinovac, Wiku menyebut ada beberapa kandidat vaksin yang sudah masuk pada tahap uji klinis. Pemerintah pun terus mencari vaksin yang tercepat dan terbaik. “Tapi yang disebut itu harus aman dan efektif bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dan proses itu selalu diperhatikan oleh pemerintah untuk memastikan keamanan dan keefektifan vaksin tersebut,” ungkapnya. (Baca juga: Korban Pakai Baju Seksi, Remaja di Bintaro Batal Merampok Malam Memerkosa)

Wiku sebelumnya menyebut terdapat 188 kandidat vaksin yang tengah dikembangkan di dunia. Dari jumlah itu, 139 di antaranya masuk dalam tahap pre-klinis. Lalu 25 kandidat vaksin yang berproses dengan uji klinis tahap I. Sebanyak 17 kandidat vaksin lainnya dengan uji klinis tahap II. Pada saat ini, Sinovac yang berkonsorsium dengan Bio Farma adalah perusahaan atau pihak yang memiliki kandidat vaksin yang paling maju,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1420 seconds (0.1#10.140)