Mahfud Cecar Kebijakan Impor Jokowi yang Dipertanyakan Prabowo, Jawaban Gibran Tak Sesuai Harapan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menyinggung pernyataan calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih mengimpor komoditas pangan. Mahfud awalnya bertanya kepada cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka pada debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).
“Mas Gibran, saya menghormati Anda sebagai Calon Wakil Presiden sehingga saya tidak akan bicara secara menjebak dan receh-receh. Saudara, pada tanggal 17 Februari 2019 dalam sebuah debat calon presiden itu Pak Prabowo mengatakan bahwa Pak Jokowi itu menyampaikan tidak akan mengimpor komoditas-komoditas pangan jika nanti terpilih presiden,” kata Mahfud.
“Ternyata kata Pak Prabowo, 4 tahun memimpin Pak Jokowi masih mengimpor dan itu merugikan banyak petani, nanti dicek ya. Bahwa itu pertanyaan Pak Prabowo ke Pak Jokowi saat itu, pak Jokowi bilang enggak kan impor tapi sampai sekarang kita masih mengimpor banyak, masih mengimpor bahannya. Malah semakin banyak mafianya impor mengimpor bahan pangan itu. Nah itulah sebabnya apa usulan Anda untuk menyelesaikan masalah 5 tahun lalu ini?” tanya Mahfud kepada Gibran.
Menjawab hal ini, Gibran Rakabuming Raka justru berdalih jika Mahfud MD kesal dengan pertanyaan debat yang dilontarkannya. “Sepertinya Prof Mahfud agak ngambek ya soalnya saya sudah dua kali memberikan pertanyaan yang sulit carbon capture, greenflation, selalu dikomenin pertanyaan receh, ya kalau receh ya dijawab pak itu loh, segampang itu,” kata Gibran.
“Oke masalah pangan masalah impor 2019 sampai 2022, kita sebenarnya sudah Swasembada beras, 2023 ada impor karena El Nino Pak dan ini terjadi di sebagian besar di belahan dunia Pak,” kata Gibran.
Kuncinya, kata Gibran, sekarang adalah bagaimana bisa bekerja sama melakukan ekstensifikasi, intensifikasi lahan di tingkat Desa sampai tingkat nasional secara efektif. “Pupuk, pupuk itu kunci. Makanya kemarin ada Pabrik pupuk di Fakfak ini kunci untuk meningkatkan produktivitas,” tuturnya.
“Lalu mekanisasi ini kalau tidak ada mekanisasi produktivitasnya tidak akan meningkat, ada combine harvester, ada RMU ini wajib untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi food loss atau foodways,” ujarnya.
Mendengar jawaban Gibran, Mahfud pun mengatakan bahwa jawabannya tidak sesuai dengan harapannya. “Pertanyaan saya bukan itu pertanyaannya itu dulu Pak Prabowo bertanya katanya Pak Jokowi ndak mau mengimpor beras lalu sekarang faktanya per hari ini, ini catatan datanya harus dibaca, impor kedelai 200.000 ton, susu 280 juta, gula pasir 4,7 ton, beras 2,8 ton, daging sapi 160 ton,” kata Mahfud.
“Ini, ini hasilnya seberapa dari hasil debat dulu yang tanggal 17 Juli itu. Perkembangannya seberapa semakin banyak ini angkanya semakin banyak impornya semakin terdiserverifikasi juga dari versifikasi juga impornya dari data ini dan oleh sebab itu kemudian secara lebih mendasar Saya ingin menyatakan menanyakan posisi mas Gibran dengan penuh hormat posisi anda sebagai wakil presiden,” pungkas Mahfud.
“Mas Gibran, saya menghormati Anda sebagai Calon Wakil Presiden sehingga saya tidak akan bicara secara menjebak dan receh-receh. Saudara, pada tanggal 17 Februari 2019 dalam sebuah debat calon presiden itu Pak Prabowo mengatakan bahwa Pak Jokowi itu menyampaikan tidak akan mengimpor komoditas-komoditas pangan jika nanti terpilih presiden,” kata Mahfud.
“Ternyata kata Pak Prabowo, 4 tahun memimpin Pak Jokowi masih mengimpor dan itu merugikan banyak petani, nanti dicek ya. Bahwa itu pertanyaan Pak Prabowo ke Pak Jokowi saat itu, pak Jokowi bilang enggak kan impor tapi sampai sekarang kita masih mengimpor banyak, masih mengimpor bahannya. Malah semakin banyak mafianya impor mengimpor bahan pangan itu. Nah itulah sebabnya apa usulan Anda untuk menyelesaikan masalah 5 tahun lalu ini?” tanya Mahfud kepada Gibran.
Menjawab hal ini, Gibran Rakabuming Raka justru berdalih jika Mahfud MD kesal dengan pertanyaan debat yang dilontarkannya. “Sepertinya Prof Mahfud agak ngambek ya soalnya saya sudah dua kali memberikan pertanyaan yang sulit carbon capture, greenflation, selalu dikomenin pertanyaan receh, ya kalau receh ya dijawab pak itu loh, segampang itu,” kata Gibran.
“Oke masalah pangan masalah impor 2019 sampai 2022, kita sebenarnya sudah Swasembada beras, 2023 ada impor karena El Nino Pak dan ini terjadi di sebagian besar di belahan dunia Pak,” kata Gibran.
Kuncinya, kata Gibran, sekarang adalah bagaimana bisa bekerja sama melakukan ekstensifikasi, intensifikasi lahan di tingkat Desa sampai tingkat nasional secara efektif. “Pupuk, pupuk itu kunci. Makanya kemarin ada Pabrik pupuk di Fakfak ini kunci untuk meningkatkan produktivitas,” tuturnya.
“Lalu mekanisasi ini kalau tidak ada mekanisasi produktivitasnya tidak akan meningkat, ada combine harvester, ada RMU ini wajib untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi food loss atau foodways,” ujarnya.
Mendengar jawaban Gibran, Mahfud pun mengatakan bahwa jawabannya tidak sesuai dengan harapannya. “Pertanyaan saya bukan itu pertanyaannya itu dulu Pak Prabowo bertanya katanya Pak Jokowi ndak mau mengimpor beras lalu sekarang faktanya per hari ini, ini catatan datanya harus dibaca, impor kedelai 200.000 ton, susu 280 juta, gula pasir 4,7 ton, beras 2,8 ton, daging sapi 160 ton,” kata Mahfud.
“Ini, ini hasilnya seberapa dari hasil debat dulu yang tanggal 17 Juli itu. Perkembangannya seberapa semakin banyak ini angkanya semakin banyak impornya semakin terdiserverifikasi juga dari versifikasi juga impornya dari data ini dan oleh sebab itu kemudian secara lebih mendasar Saya ingin menyatakan menanyakan posisi mas Gibran dengan penuh hormat posisi anda sebagai wakil presiden,” pungkas Mahfud.
(rca)