Bertemu Tokoh Lintas Agama, Atikoh: Masyarakat Harus Dapat Hak Sama untuk Beribadah

Kamis, 18 Januari 2024 - 08:52 WIB
loading...
Bertemu Tokoh Lintas...
Siti Atikoh Supriyanti, istri Capres Ganjar Pranowo silaturahmi dengan tokoh lintas agama se-Sulwesi Utara (Sulut), di Kolongan, Minahasa Utara. Foto/MPI/riana rizkia
A A A
MANADO - Siti Atikoh Supriyanti , istri Capres Ganjar Pranowo menegaskan, seluruh masyarakat harus mendapatkan hak yang sama dalam beribadah sesuai dengan kepercayaannya. Hal itu ia ungkap dalam acara silaturahmi dengan tokoh lintas agama se-Sulwesi Utara (Sulut), di Kolongan, Minahasa Utara, Rabu, 17 Januari 2024.

Pada kesempatan itu, Atikoh menjelaskan, Indonesia berdiri atas semangat keragaman untuk bersatu. Hal itu bisa dilihat dari lambang negara yakni Bhineka Tunggal Ika.

Semangat persatuan itu, kata Atikoh, juga menjadi spirit yang dibawa pasangan Ganjar-Mahfud. Khususnya untuk mencapai kesejahteraan tak hanya segi finansial, ekonomi, jasmani atau sosial, tapi juga dari rasa keamanan dan kedamaian dalam beribadah.



"Seluruh masyarakat harus mendapatkan haknya dalam beribadah dan dalam mereka mengembangkan diri," katanya didampingi Rita Tamuntuan, istri Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sulut, Olly Dondokambey, Kamis (18/1/2024).

Sarjana Teknologi Pertanian lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu mengatakan, apa yang akan dilakukan ke depan selalu berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Berkaca dari pengalaman mendampingi Ganjar saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, suaminya selalu membersamai kelompok marjinal.



"Anak-anak, lansia, perempuan, kelompok-kelompok marjinal, dan elemen masyarakat yang selama ini suaranya kurang didengar, misalnya difabel, kaum yang termarjinalkan itu harus kita perhatikan benar-benar," katanya.

Atikoh mengibaratkan keberagaman seperti alat musik angklung, yang akan terdengar harmoni keindahan nada setelah dimainkan secara bersama-sama.

"Angklung itu diketuk bersamaan akan menciptakan harmoni keindahan dan kedamaian. Bagaimana agar angklung itu tercipta menjadi sebuah suara yang indah? Tentu dibutuhkan sekali seorang pemimpin dari pemain-pemain angklung," ungkap Atikoh.

Atikoh mengatakan, seorang pemimpin harus bisa mengayomi seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Sehingga setiap individu bisa hidup bersama, saling toleransi, dan memahami. "Toleransi tercipta bila masing-masing paham perbedaan dan bagaimana mengharmonikan itu semua," katanya.

Sebagai informasi, acara itu dihadiri lengkap perwakilan tokoh lintas agama se-Sulawesi Utara dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), MUI, NU, Muhammadiyah, perwakilan Sinode, umat Katolik, hingga umat Hindu, dan Khonghucu.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.140)