Nyawa Jenderal Kopassus Ini Bakal Melayang Jika 1 Menit Terlambat Pindah Tempat saat Operasi Timtim

Minggu, 14 Januari 2024 - 06:55 WIB
loading...
A A A
Bukan hanya itu, maut juga nyaris merenggut nyawa mertua Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak saat merebut daerah Aileu. Meski berhasil menduduki Aileu, bukan berarti Luhut dan pasukannya dalam keadaan aman. Ancaman serangan dari kelompok bersenjata Tropas yang merupakan pasukan elite Fretilin ini masih bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

Hal itu perlu diwaspadai Luhut, mengingat Tropas memiliki motivasi tinggi, kemampuan menembak, dan menguasai medan dengan sempurna. Bila pertempuran di tanah datar Kopassus lebih unggul namun bila di medan perbukitan Fretilin mampu memanfaatkan alam dengan optimal.

Tropas merupakan pasukan elite untuk penyerbuan infanteri. Para prajurit Tropas adalah tentara yang dilatih sesuai dengan standard NATO. Mereka telah berpengalaman berperang di Mozambique dan Angola. Mereka mempunyai kemampuan tempur, menggunakan perlindungan, memanfaatkan medan dan menyusun pertahanan dengan baik.

“Terbukti ketika TNI mendarat di Dili, banyak yang gugur dengan tembakan di dada dan kepala. Bukan karena berondongan senapan otomatis melainkan dengan ketepatan membidik,” ujarnya.

Saat tengah mempertahankan daerah yang direbutnya, Luhut yang memiliki kode panggilan “Harimau” mendapat telepon dari Asisten Operasi Mabes ABRI Kolonel M. Sanif yang saat itu menjabat sebagai Panglima Operasi dan memiliki panggilan “Paul”.

“Harimau!, Ini Paul!” kata Sanif

“Siap Harimau di sini,” jawab Luhut.

Nyawa Jenderal Kopassus Ini Bakal Melayang Jika 1 Menit Terlambat Pindah Tempat saat Operasi Timtim

Luhut (kanan) bersama Wadan Kopassandha Kolonel Inf. Sudjasman (kiri) dan Letkol Inf. Soegito (tengah)

Ketika itu, Luhut diminta untuk membuka peta wilayah yang tengah di pegangnya. Kolonel Sanif kemudian menggambarkan situasi lokasi Luhut saat itu yang rentan disusupi musuh. Hal itu lantaran posisi Luhut dan pasukannya yang lebih rendah dari musuh.

Berkat peringatan itu, Luhut menjadi lebih waspada. Pada malam hari, Luhut meminta anak buahnya untuk selalu siaga dan membuat perlindungan agar tidak menjadi sasaran tembak. Hal yang dikhawatirkan pun terjadi, menjelang tengah malam lokasi Luhut benar-benar diserbu musuh.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)