Presiden Jokowi Bertemu 3 Ketum Parpol, Pengamat: Etika dan Fatsus Politik Dilupakan
loading...
A
A
A
“Ganjar terlihat lebih mampu menjalankan program Pak Jokowi berbanding terbalik dengan Pak Prabowo,” kata Ray.
Menurut dia, masih ada pendukung Jokowi yang belum menentukan suara dan suara mereka lebih mungkin direbut oleh Ganjar-Mahfud.
Belum lagi gaya kampanye Prabowo-Gibran yang dia sebut kurang berpola, tidak memiliki daya hentak. “Sehingga kedekatan antara mereka dan masyarakat tidak terjalin. Nah, kehadiran Pak Jokowi itu penting,” ujarnya.
Karena itu, untuk mengamankan suara mereka Jokowi terang-terangan menunjukkan dukungannya kepada Prabowo-Gibran. Membuktikan sangkaan orang-orang bahwa presiden akan sulit bersikap netral di saat anaknya ikut kontestasi Pilpres 2024.
“Namun, hal lain mengapa Pak Jokowi mulai lebih terbuka menyatakan dukungan. Saya kira pertama karena keinginan mendorong agar pilpres ini terjadi satu putaran dengan begitu Pak Jokowi memperlihatkan dukungan lebih besar ke Prabowo-Gibran,” ungkap Ray.
Namun, ternyata itu bukan hal mudah. Melihat hasil survei elektabilitas politik dalam beberapa hari terakhir ini, ada stagnasi elektabilitas Prabowo-Gibran.
“Bahwa secara umum ada stagnasi perolehan suara Prabowo sehingga untuk menciptakan pilpres satu putaran itu makin sulit. Karena itu harus ada dorongan yang lebih kuat, pesona yang lebih kuat agar satu putaran terjadi,“ ujar Ray.
Lihat Juga: 4 Kapolri Sebelum Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ada yang Menjabat di Era SBY dan Jokowi
Menurut dia, masih ada pendukung Jokowi yang belum menentukan suara dan suara mereka lebih mungkin direbut oleh Ganjar-Mahfud.
Belum lagi gaya kampanye Prabowo-Gibran yang dia sebut kurang berpola, tidak memiliki daya hentak. “Sehingga kedekatan antara mereka dan masyarakat tidak terjalin. Nah, kehadiran Pak Jokowi itu penting,” ujarnya.
Karena itu, untuk mengamankan suara mereka Jokowi terang-terangan menunjukkan dukungannya kepada Prabowo-Gibran. Membuktikan sangkaan orang-orang bahwa presiden akan sulit bersikap netral di saat anaknya ikut kontestasi Pilpres 2024.
“Namun, hal lain mengapa Pak Jokowi mulai lebih terbuka menyatakan dukungan. Saya kira pertama karena keinginan mendorong agar pilpres ini terjadi satu putaran dengan begitu Pak Jokowi memperlihatkan dukungan lebih besar ke Prabowo-Gibran,” ungkap Ray.
Namun, ternyata itu bukan hal mudah. Melihat hasil survei elektabilitas politik dalam beberapa hari terakhir ini, ada stagnasi elektabilitas Prabowo-Gibran.
“Bahwa secara umum ada stagnasi perolehan suara Prabowo sehingga untuk menciptakan pilpres satu putaran itu makin sulit. Karena itu harus ada dorongan yang lebih kuat, pesona yang lebih kuat agar satu putaran terjadi,“ ujar Ray.
Lihat Juga: 4 Kapolri Sebelum Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ada yang Menjabat di Era SBY dan Jokowi
(jon)