Natal 2023, Pendeta GKI Serang Ajak Berdoa Agar Damai Menerangi Konflik Palestina-Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) Serang, Pdt. Benny Halim mengajak dalam perayaan Natal 2023 ini untuk berdoa agar damai menerangi konflik antara Kelompok Hamas Palestina dan Israel yang masih terus terjadi hingga kini.
“Peristiwa Natal dan peristiwa yang terjadi di Betlehem. Betlehem itu ada di tanah Palestina, tempat yang sedang bergejolak sekarang ini. Dan kita bersyukur kembali, kita mengenang peristiwa di Betlehem disertai keyakinan dan doa agar damai Sang Putra Natal juga boleh menyapa dan menerangi konflik yang masih terjadi antara Israel dengan gerakan Hamas di Palestina,” kata Pdt. Benny Halim saat Kebaktian Malam Natal GKI Serang, dikutip Senin (25/12/2023).
Mengawali khotbahnya pada malam Natal di GKI Serang, Pdt. Benny Halim bertanya pada jemaat yang hadir. “Kalian kenapa mau bertanya tentang kepedulian Allah? Saya tanya dulu kalian sudah merayakan Natal belum? Hatinya senang atau tegang? Mungkin enggak ikut nonton debat capres-cawapres, jadi senang mereka. Kalau ngikut katanya tegang,” kelakarnya.
Pdt. Benny Halim pun melanjutkan khotbahnya agar umat peduli terhadap sesama. “Ketika kita betul-betul bertanggung jawab, betul-betul fokus, betul-betul perhatian dan betul-betul berbela rasa. Ada perasaan batin yang tergerak yang memotivasi, yang menggerakkan diri kita untuk melakukan sesuatu.”
Pdt. Benny Halim mengatakan Natal adalah kepedulian Allah. “Ketika dunia ini, ketika masyarakat melihat bahwa kekuatan mereka lebih dari yang lain. Ketika mereka juga melihat bahwa kekuatan kerajaan itu begitu kuat dan itu sebabnya penginjil Lukas bersaksi pada masa Kaisar Agustus memberikan sebuah perintah, lahirlah Yesus. Lukas hendak bersaksi kalian mendengar yang disampaikan Kaisar, kalian menaati yang disampaikan Kaisar, satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh umat Allah.”
“Dunia ini milik Tuhan, masih ada Tuhan. Tuhan adalah raja atas kehidupanmu tetapi juga Tuhan adalah raja yang mengaruniakan damai atas hidupmu yang mengerti yang hadir yang merasakan kehidupan,” katanya.
Lalu, Pdt. Benny Halim bertanya kepada jemaat bukankah waktu malam adalah waktu istirahat? Bukannya waktu malam adalah ketika dunia mengakui bahwa diri kita kemanusiaan kita tidak sanggup lagi bekerja lagi perlu istirahat? “Siapa yang bisa bekerja full? rasanya tidak ada. Dia harus istirahat.”
“Malam hari adalah sebuah pertanda manusia itu ada batasannya, dia rapuh dan rentan. Dunia pernah mencatat betapa pun hebat dunia ini tetap digempur Covid-19, banyak yang tidak berdaya, karena kita rapuh,” katanya.
“Peristiwa Natal dan peristiwa yang terjadi di Betlehem. Betlehem itu ada di tanah Palestina, tempat yang sedang bergejolak sekarang ini. Dan kita bersyukur kembali, kita mengenang peristiwa di Betlehem disertai keyakinan dan doa agar damai Sang Putra Natal juga boleh menyapa dan menerangi konflik yang masih terjadi antara Israel dengan gerakan Hamas di Palestina,” kata Pdt. Benny Halim saat Kebaktian Malam Natal GKI Serang, dikutip Senin (25/12/2023).
Mengawali khotbahnya pada malam Natal di GKI Serang, Pdt. Benny Halim bertanya pada jemaat yang hadir. “Kalian kenapa mau bertanya tentang kepedulian Allah? Saya tanya dulu kalian sudah merayakan Natal belum? Hatinya senang atau tegang? Mungkin enggak ikut nonton debat capres-cawapres, jadi senang mereka. Kalau ngikut katanya tegang,” kelakarnya.
Baca Juga
Pdt. Benny Halim pun melanjutkan khotbahnya agar umat peduli terhadap sesama. “Ketika kita betul-betul bertanggung jawab, betul-betul fokus, betul-betul perhatian dan betul-betul berbela rasa. Ada perasaan batin yang tergerak yang memotivasi, yang menggerakkan diri kita untuk melakukan sesuatu.”
Pdt. Benny Halim mengatakan Natal adalah kepedulian Allah. “Ketika dunia ini, ketika masyarakat melihat bahwa kekuatan mereka lebih dari yang lain. Ketika mereka juga melihat bahwa kekuatan kerajaan itu begitu kuat dan itu sebabnya penginjil Lukas bersaksi pada masa Kaisar Agustus memberikan sebuah perintah, lahirlah Yesus. Lukas hendak bersaksi kalian mendengar yang disampaikan Kaisar, kalian menaati yang disampaikan Kaisar, satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh umat Allah.”
“Dunia ini milik Tuhan, masih ada Tuhan. Tuhan adalah raja atas kehidupanmu tetapi juga Tuhan adalah raja yang mengaruniakan damai atas hidupmu yang mengerti yang hadir yang merasakan kehidupan,” katanya.
Lalu, Pdt. Benny Halim bertanya kepada jemaat bukankah waktu malam adalah waktu istirahat? Bukannya waktu malam adalah ketika dunia mengakui bahwa diri kita kemanusiaan kita tidak sanggup lagi bekerja lagi perlu istirahat? “Siapa yang bisa bekerja full? rasanya tidak ada. Dia harus istirahat.”
“Malam hari adalah sebuah pertanda manusia itu ada batasannya, dia rapuh dan rentan. Dunia pernah mencatat betapa pun hebat dunia ini tetap digempur Covid-19, banyak yang tidak berdaya, karena kita rapuh,” katanya.
(cip)