Menhub Ungkap Dampak Positif Pelabuhan Internasional Patimban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengungkapkan sejumlah dampak positif dari keberadaan Pelabuhan Patimban. Di mana, dampak positif itu akan dirasakan oleh masyarakat dan juga negara.
(Baca juga: Kemenhub Tegaskan Menteri Perhubungan Budi Karya dalam Kondisi Sehat)
"Diharapkan, pelabuhan ini dapat mendorong ekonomi masyarakat sekitar dan juga secara nasional," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melalui keterangan tertulisnya usai meninjau langsung lokasi proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Minggu (9/8/2020).
(Baca juga: DPR Minta BP2MI Serius Perangi Sindikat Pengiriman Pekerja Migran Ilegal)
Budi menjelaskan, dampak positif itu karena Pelabuhan Patimban memiliki fasilitas pendukung yang memadai. Di antaranya, pelabuhan Patimban akan dilengkapi akses jalan tol dan jalur kereta api. Dengan adanya kemudahan akses dan fasilitas itu diharapkan ke depan akan dapat menjadikan kawasan Pelabuhan Patimban ini menjadi kawasan logistik yang sangat besar seperti Pelabuhan London Gateway.
Selain itu kata Budi, dengan adanya Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (Car Terminal) di Pelabuhan Patimban diyakini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebab selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.
Pelabuhan juga diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, sekaligus mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dari dan menuju Jakarta.
Saat ini lanjut Budi, proyek pembangunan tahap I Pelabuhan Patimban hampir rampung atau lebih dari 90 persen. Rencananya pelabuhan di Subang, Jawa Barat itu dapat diselesaikan pada Oktober 2020, sehingga bisa dilakukan soft launching pada bulan November.
"Kami berharap semua pihak kerja keras agar Pelabuhan Patimban ini mulai dapat beroperasi pada November 2020," kata Budi.
Pelabuhan Internasional Patimban yang sedang dibangun ini bakal menjadi pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah pelabuhan Tanjung Priok. Saat ini sejumlah pekerjaan saat ini masih dalam proses yang harus segera difinalisasi.
"Seperti ramp on/ramp off dari jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, pemilihan operator, dan sejumlah hal lainnya. Diharapkan semuanya dapat selesai tepat waktu," ujar Menteri Budi.
Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam 3 (tiga) Tahap. Tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3.75 juta peti kemas (TEUS). Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5.5 Juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7.7 juta TEUS (ultimate).
Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (Car Terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car Terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan per tahun pada kondisi ultimate (sudah selesai seluruhnya).
(Baca juga: Kemenhub Tegaskan Menteri Perhubungan Budi Karya dalam Kondisi Sehat)
"Diharapkan, pelabuhan ini dapat mendorong ekonomi masyarakat sekitar dan juga secara nasional," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melalui keterangan tertulisnya usai meninjau langsung lokasi proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Minggu (9/8/2020).
(Baca juga: DPR Minta BP2MI Serius Perangi Sindikat Pengiriman Pekerja Migran Ilegal)
Budi menjelaskan, dampak positif itu karena Pelabuhan Patimban memiliki fasilitas pendukung yang memadai. Di antaranya, pelabuhan Patimban akan dilengkapi akses jalan tol dan jalur kereta api. Dengan adanya kemudahan akses dan fasilitas itu diharapkan ke depan akan dapat menjadikan kawasan Pelabuhan Patimban ini menjadi kawasan logistik yang sangat besar seperti Pelabuhan London Gateway.
Selain itu kata Budi, dengan adanya Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (Car Terminal) di Pelabuhan Patimban diyakini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas khususnya untuk ekspor-impor produk kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebab selama ini, kendaraan berat termasuk angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.
Pelabuhan juga diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, sekaligus mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dari dan menuju Jakarta.
Saat ini lanjut Budi, proyek pembangunan tahap I Pelabuhan Patimban hampir rampung atau lebih dari 90 persen. Rencananya pelabuhan di Subang, Jawa Barat itu dapat diselesaikan pada Oktober 2020, sehingga bisa dilakukan soft launching pada bulan November.
"Kami berharap semua pihak kerja keras agar Pelabuhan Patimban ini mulai dapat beroperasi pada November 2020," kata Budi.
Pelabuhan Internasional Patimban yang sedang dibangun ini bakal menjadi pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah pelabuhan Tanjung Priok. Saat ini sejumlah pekerjaan saat ini masih dalam proses yang harus segera difinalisasi.
"Seperti ramp on/ramp off dari jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, pemilihan operator, dan sejumlah hal lainnya. Diharapkan semuanya dapat selesai tepat waktu," ujar Menteri Budi.
Pembangunan Pelabuhan Patimban dilaksanakan dalam 3 (tiga) Tahap. Tahap pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3.75 juta peti kemas (TEUS). Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5.5 Juta TEUS dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7.7 juta TEUS (ultimate).
Secara umum, Pelabuhan Patimban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor (Car Terminal) yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. Car Terminal ini nantinya memiliki kapasitas tampung hingga 600 ribu kendaraan per tahun pada kondisi ultimate (sudah selesai seluruhnya).
(maf)