Mayoritas Ingin Figur Tegas dan Merakyat

Sabtu, 17 Februari 2018 - 13:05 WIB
Mayoritas Ingin Figur Tegas dan Merakyat
Mayoritas Ingin Figur Tegas dan Merakyat
A A A
Kriteria figur tegas dan merakyat menjadi preferensi utama publik dalam memilih calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Calon yang memiliki dua kriteria tersebut punya peluang terbesar untuk terpilih. Berdasarkan survei yang dilakukan Indo Barometer, alasan utama publik memilih calon presiden adalah tegas, merakyat, kerja nyata, orangnya baik, dan pintar/intelektual. Demikian juga dalam hal alasan memilih calon wakil presiden.

Selain kriteria utama, yakni cocok dengan calon presiden, sosok cawapres yang paling diminati adalah yang punya kriteria tegas, dekat dengan rakyat, pintar/intelektual, orangnya baik, dan dari militer.

“Alasan utama publik memilih calon presiden, faktor ketegasan paling tinggi, yaitu 12,2%, kemudian merakyat 9,9%, kerja nyata 9%, orangnya baik 7,8%, pintar/intelektual 6,3%,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta kemarin.

Survei dilaksanakan pada 23-30 Januari 2018 di seluruh provinsi di Indonesia yang meliputi 34 provinsi. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden dengan margin of error sebesar ± 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%. Jika dibreakdown pada alasan tegas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada di posisi paling atas sebagai capres yakni 47%, kemudian Prabowo Subianto 40,1%, dan Gatot Nurmantyo 9,2%.

Posisi Jokowi juga teratas dalam hal kriteria merakyat, yakni90,5%, kemudian dalam hal alasan kerja nyata sebesar 88,5%, lalu alasan karena orang nya baik sebesar 95%. “Sosok Jokowi hanya kalah dalam hal kriteria pintar/intelektual. Pada kriteria ini, yang teratas adalah Anies Baswedan sebesar 33,3%, sementara Jokowi hanya 25%,” ujarnya.

Adapun lima alasan utama publik memilih calon wakil presiden, lanjut Qodari, alasan cocok sebagai wakil 18,5%, tegas 16,5%, dekat dengan rakyat 15%, pintar/intelektual 10,5%, dan alasan karena orangnya baik sebesar 5%.

Menurut Qodari, jika di-breakdown pada alas an cocok sebagai wakil, Anies Baswedan berada di posisi teratas yakni 25%, kemudian Gatot Nurmantyo 25%, dan Agus Harimurti Yudhoyono 15%.

Pada alasan tegas Anies Baswedan juga tetap teratas, yakni sebesar 20%, disusul Gatot Nurmantyo 20%, dan Agus Harimurti Yudhoyono 17,5%. Dalam surveinya, Indo Barometer juga mengungkap sejumlah figur yang dari segi popularitas atau tingkat pengenalan di atas 50% sehingga punya potensi menjadi calon presiden.

Se lain Jokowi yang tingkat pengenalannya mencapai 97%, ada sosok Jusuf Kalla (91,5%), Prabowo Subianto (87,7%), Megawati Soekarnoputri (84,7%), Anies Baswedan (84,6%), Agus Harimurti Yudhoyono (68,5%), Hary Tanoesoedibjo (64,1%), Surya Paloh (62,5%), dan Gatot Nurmantyo (57,6%).

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Jawa dan Kalimantan Nusron Wahid yang hadir dalam pemaparan survei ter sebut mengungkapkan, kemungkinan yang akan menjadi lawan Jokowi di Pilpres 2019 bukanlah Prabowo.

Meski belum bisa memprediksi siapa sosok tersebut, Nusron menyebutkan kriteria yang mewakili figur tersebut diantaranya punya kemampuan di bidang ekonomi, diterima masyarakat internasional dan masyarakat Islam.

“Entah siapa orangnya nanti. Tapi bukan Pak Prabowo. Hidup politik saya sudah merasakan. Tapi (menurut) intuisi, feeling saya, Pak Prabowo enggak akan maju,” ungkap Nusron.

Sementara itu Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengungkapkan, pihaknya tetap meyakini Prabowo punya kriteria yang diharapkan rakyat untuk bisa menandingi Jokowi di Pilpres 2019 nanti.

Menurut dia, meski belum dideklarasikan sebagai capres, sejauh ini elektabilitas Prabowo tidak pernah di bawah 20%, bahkan punya kecenderungan menguat. Sementara itu elektabilitas Jokowi, kata dia, justru cenderung stagnan. “Ini sangat baik buat kami (Partai Gerindra) dan sangat mengkhawatirkan buat petahana,” katanya.

PKS Godok 9 Kader untuk Capres
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dipastikan akan mengusung kader sendiri untuk maju sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2019 mendatang.

Untuk kepentingan tersebut, PKS telah menetapkan sembilan kader sebagai bakal calon presiden. Mereka adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Mata, Irwan Prayitno, Muhammad Sohibul Iman, Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.

Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman mengatakan bahwa keputusan PKS ini bukan tanpa alasan. Selain sudah menjadi keputusan majelis syura PKS, pada pemilu mendatang PKS harus menjadi bagian capres ataupun cawapres; juga me lihat hasil dalam pemilihan kepala daerah (pilkada), calon yang diusung PKS memenangkan lebih dari separuh daerah yang diikutinya. “Ini membuktikan kader PKS memang andal dan dapat di percaya untuk memimpin kemajuan Indonesia,” tandasnya. (Rahmat Sahid /Priyo Setyawan/Agung Bakti Sarasa)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8861 seconds (0.1#10.140)