Legislator Nasdem Sebut Pertanian Penyelamat dari Ancaman Resesi

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 10:36 WIB
loading...
Legislator Nasdem Sebut Pertanian Penyelamat dari Ancaman Resesi
Anggota DPR dari Fraksi Partai Nasdem, Charles Meikyansah mengatakan ancaman resesi tengah menghantui perekonomian global akibat pandemi COVID-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Nasdem , Charles Meikyansah mengatakan ancaman resesi tengah menghantui perekonomian global. Negara-negara maju (Advanced Industiral Country) sedang mengalami situasi yang sulit tak tekecuali negara-negara emerging market seperti Indonesia. Kabar baik akhir tahun 2019 tiba-tiba lenyap akibat pandemi COVID-19.

Menurut dia, daya rusak pandemi terhadap ekonomi tidak hanya memukul sisi supply side tetapi demand side. Ekonomi macet di kedua sisi. Maka jalan keluar harus benar-benar luar biasa (extra ordinary) pasar utama berhenti mengkonsumsi pun dengan negara-negara produsen berhenti berproduksi. (Baca juga: Relasi Politik Megawati-SBY 'Buruk', Duet Pasangan Muda AHY-Puan Sulit Terwujud)

"Banyak ekonom bersepakat bahwa mengatasi situasi yang sedemikian sulit ini harus menyelesaikan keduanya baik sisi permintaan dan penawaran. Dan hanya negara yang mampu dengan cara memperbesar belanja pemerintah," ujar Charles dalam keterangannya, Sabtu (8/8/2020).

Dia mengatakan, DPR mendukung penuh perluasan belanja negara dengan secara besar-besaran dan dengan cepat. Karena hanya dengan belanja negara, ekonomi setidaknya tetap bergerak.

"Ada semacam mantara bad times makes good policy. Memang biasanya demikian, tapi melihat laporan BPS pada triwulan II (Q-Q) rasa-rasanya semangat untuk memperbesar belaja negara mentok pada implementasi. Bad times and Bad Implementation. Sebuah kombinasi yang mengecewakan," jelas Anggota DPR Komisi IV ini.

Padahal pesan yang tegas dan jelas bahwa belanja pemerintah adalah kunci sudah diwujudkan kerja marathon refocusing anggaran dan keinginan besar presiden untuk belanja, belanja dan belanja sangat nyaring di media.

Sayangnya, kata dia, disituasi yang serba sulit, beberapa kementerian bekerja seperti biasa. Lama, berbelit, dan takut berbuat. Hasilnya, capaian belanja pemerintah tak banyak berubah bahkan minus sangat dalam dengan beberapa sektor menyentuk pertumbuhan negatif dua digit.

Untungnya, lanjut dia, sektor pertanian menjadi penyelamat dengan mampu mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 16,24%. Apresiasi harus ditujukan pada Kementerian Pertanian sebagai lokomotif daya dorong ekonomi di tengah pandemi. (Baca juga: Presiden Lagi-lagi Marahi Menteri, Effendi Simbolon: Dari Awal Bukan The Dream Team)

Apabila sektor lain bekerja layaknya sektor pertanian maka resesi dapat terhindarkan di kuartal ke III. Dan perbaikan ini yang harus kita dorong agar Indonesia tidak masuk dalam resesi.

"Melihat struktur PDB kita yang 65 persen dipengaruhi oleh lima sektor yang besar yaitu industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan maka kementerian terkait harus menjadi lokomotif yang kencang untuk membelanjakan anggaran agar menjadi daya ungkit ekonomi. Jangan sampai seperti kuartal ke II dimana dari lima sektor utama hanya pertanian yang mencatatkan pertumbuhan positif. Butuh kerja keras semua pihak menyelamatkan Indonesia agar keluar dari ancaman resesi di kuartal ke III," jelasnya.

Dikatakannya dua capaian utama sektor pertanian dengan rendahnya inflasi dan meningkatnya ekspor pertanian April 2020 sebesar 12,66% atau USD0,28 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2019 (YoY) harus lebih digenjot. Dua capaian utama ini adalah pondasi penting sektor pertanian terutama Kementan untuk terus menggenjot capaian positif, setidaknya mampu menjadi rem bagi ekonomi Indonsia agar tidak terjerumus dalam resesi.

"Momentumnya ada dimana pandemi membuat krisis pangan mengancam seluruh negara dan Indonesia memiliki peluang untuk menyuplai pangan. Tinggal kitanya saja mau apa tidak. Bagi saya, situasi yang sulit selalu memberikan hikmah dan momentum untuk berbenah. Capaian positif sektor pertanian memberikan momentum untuk terus memperkuat ekonomi pertanian agar kedaulatan pangan dapat tercapai," ucapnya.

Lebih jauh Charles mengatakan momentum lain adalah belanja sektor pertanian harus lebih berkualitas yang dapat memberikan efek ganda seperti perbaikan infrastruktur pertanian yang tidak hanya memperbaiki fisik tetapi juga penciptaan lapangan pekerjaan. (Baca juga: Pemimpin dan Publik Figur Harus Jadi Contoh Disiplin Bermasker)

"Tidak ada waktu lagi untuk menunggu. Situasi serba sulit harus diselesaikan dengan cara-cara kreatif dan berani. Kalau tidak, resesi di depan mata," tutupnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)