Jangan Golput di 2024! Ini Data Sebaran Golput saat Pemilu 2019
loading...
A
A
A
JAKARTA - Istilah golongan putih atau golput dipopulerkan oleh aktivis pro-demokrasi Indonesia pada 1971 ketika pemerintahan Orde Baru berkuasa. Pada saat itu, istilah golput digunakan untuk merujuk pada kelompok yang dengan sengaja dan sadar memutuskan untuk tidak memberikan suara dalam pemilihan umum (pemilu), karena merasa bahwa aspirasi politik mereka tidak tercermin dalam calon-calon yang berpartisipasi dalam pemilu tersebut.
Tetapi seiring berjalannya waktu, istilah golput juga sering digunakan untuk merujuk kepada warga yang tidak berpartisipasi dalam pemilihan umum secara keseluruhan, baik itu disebabkan oleh alasan politik atau masalah teknis tertentu. Permasalahan teknis ini bisa mencakup situasi di mana seseorang tidak ikut dalam pemilu karena namanya tidak terdaftar, kurang pengetahuan tentang tanggal pemilu, kesulitan mencapai tempat pemungutan suara, dan berbagai masalah lainnya.
Menurut informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), dalam Pemilu 2019, jumlah total pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 192,77 juta individu. Dari jumlah tersebut, sekitar 157,47 juta orang, atau sekitar 81,69% dari seluruh pemilih nasional, menggunakan hak pilih mereka dalam Pemilu Legislatif (Pileg) DPR 2019.
Sementara itu, sekitar 35,29 juta orang, atau sekitar 18,31% dari total pemilih nasional, memilih untuk tidak menggunakan hak pilih mereka, atau disebut juga sebagai golput. Jika dibedah menurut wilayahnya, angka golput terbanyak saat itu tercatat di DKI Jakarta dan di luar negeri.
Pada 2019, DKI Jakarta memiliki sekitar 9,75 juta pemilih (termasuk mereka yang berada di luar negeri). Dari kelompok ini, hanya 73,8% yang menggunakan hak pilih dalam Pileg DPR 2019, sedangkan sisanya sekitar 26,2% memilih untuk golput.
Daerah lain yang mencatat angka golput yang signifikan dalam Pileg DPR 2019 meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Kalimantan Utara, dengan masing-masing memiliki tingkat golput di atas 20%.
Berikut adalah daftar 10 provinsi dengan tingkat golput tertinggi dalam Pileg DPR 2019 berdasarkan data BPS:
1. DKI Jakarta (termasuk pemilih di luar negeri): 26,20%
2. Sumatera Utara: 22,15%
3. Sumatera Barat: 21,22%
4. Kalimantan Tengah: 21,01%
5. Maluku: 20,82%
6. Kalimantan Utara: 20,70%
7. Nusa Tenggara Timur: 19,97%
8. Jawa Tengah: 19,96%
9. Kalimantan Timur: 19,86%
10. Lampung: 19,50%
Relawan Perempuan Pilih Ganjar (PIJAR) melakukan upaya dan sosialisasi, khususnya kepada kaum perempuan agar memakai hak suara mereka. Relawan PIJAR telah aktif sejak Juni 2023 dan berencana menyelenggarakan sebuah acara besar yang melibatkan 1.000 komunitas perempuan Indonesia pada 14 November 2023.
Acara ini akan melibatkan berbagai kegiatan dan akan dihadiri oleh istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh di Tennis Indoor Senayan. Ketua Umum PIJAR Dyah Kartika Rini menjelaskan bahwa tujuan utama Pijar adalah untuk meningkatkan partisipasi pemilih perempuan di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 51 persen dari total pemilih.
Sayangnya, banyak pemilih perempuan cenderung tidak menggunakan hak pilihnya, yang dikenal sebagai golput. Dyah menyebutkan bahwa alasan banyak perempuan memilih golput pada hari pemungutan suara adalah karena adanya kendala faktor internal.
Dia menjelaskan bahwa ketika hari pemungutan suara tiba, banyak perempuan menghadapi kesulitan hadir di tempat pemungutan suara (TPS) karena mereka terikat oleh tanggung jawab rumah tangga, seperti banyak pekerjaan rumah dan perlu merawat anak-anak.
Oleh karena itu, Pijar berusaha mendukung perempuan-perempuan ini agar mereka menggunakan hak suara mereka dalam Pemilu 2024. PIJAR menyediakan solusi sederhana untuk mengatasi tantangan ini, yaitu dengan mendukung ibu-ibu yang menghadapi kendala internal saat hari pemungutan suara.
Dyah Kartika Rini berharap bahwa melalui inisiatif ini, partisipasi pemilih perempuan di Indonesia akan meningkat, dan semakin banyak perempuan akan menggunakan hak suara mereka dalam pemilihan-pemilihan yang akan datang.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Tetapi seiring berjalannya waktu, istilah golput juga sering digunakan untuk merujuk kepada warga yang tidak berpartisipasi dalam pemilihan umum secara keseluruhan, baik itu disebabkan oleh alasan politik atau masalah teknis tertentu. Permasalahan teknis ini bisa mencakup situasi di mana seseorang tidak ikut dalam pemilu karena namanya tidak terdaftar, kurang pengetahuan tentang tanggal pemilu, kesulitan mencapai tempat pemungutan suara, dan berbagai masalah lainnya.
Menurut informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), dalam Pemilu 2019, jumlah total pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 192,77 juta individu. Dari jumlah tersebut, sekitar 157,47 juta orang, atau sekitar 81,69% dari seluruh pemilih nasional, menggunakan hak pilih mereka dalam Pemilu Legislatif (Pileg) DPR 2019.
Sementara itu, sekitar 35,29 juta orang, atau sekitar 18,31% dari total pemilih nasional, memilih untuk tidak menggunakan hak pilih mereka, atau disebut juga sebagai golput. Jika dibedah menurut wilayahnya, angka golput terbanyak saat itu tercatat di DKI Jakarta dan di luar negeri.
Pada 2019, DKI Jakarta memiliki sekitar 9,75 juta pemilih (termasuk mereka yang berada di luar negeri). Dari kelompok ini, hanya 73,8% yang menggunakan hak pilih dalam Pileg DPR 2019, sedangkan sisanya sekitar 26,2% memilih untuk golput.
Daerah lain yang mencatat angka golput yang signifikan dalam Pileg DPR 2019 meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Kalimantan Utara, dengan masing-masing memiliki tingkat golput di atas 20%.
Berikut adalah daftar 10 provinsi dengan tingkat golput tertinggi dalam Pileg DPR 2019 berdasarkan data BPS:
1. DKI Jakarta (termasuk pemilih di luar negeri): 26,20%
2. Sumatera Utara: 22,15%
3. Sumatera Barat: 21,22%
4. Kalimantan Tengah: 21,01%
5. Maluku: 20,82%
6. Kalimantan Utara: 20,70%
7. Nusa Tenggara Timur: 19,97%
8. Jawa Tengah: 19,96%
9. Kalimantan Timur: 19,86%
10. Lampung: 19,50%
Upaya Sosialisasi agar Tak Golput dari Relawan Ganjar Pranowo
Relawan Perempuan Pilih Ganjar (PIJAR) melakukan upaya dan sosialisasi, khususnya kepada kaum perempuan agar memakai hak suara mereka. Relawan PIJAR telah aktif sejak Juni 2023 dan berencana menyelenggarakan sebuah acara besar yang melibatkan 1.000 komunitas perempuan Indonesia pada 14 November 2023.
Acara ini akan melibatkan berbagai kegiatan dan akan dihadiri oleh istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh di Tennis Indoor Senayan. Ketua Umum PIJAR Dyah Kartika Rini menjelaskan bahwa tujuan utama Pijar adalah untuk meningkatkan partisipasi pemilih perempuan di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 51 persen dari total pemilih.
Sayangnya, banyak pemilih perempuan cenderung tidak menggunakan hak pilihnya, yang dikenal sebagai golput. Dyah menyebutkan bahwa alasan banyak perempuan memilih golput pada hari pemungutan suara adalah karena adanya kendala faktor internal.
Dia menjelaskan bahwa ketika hari pemungutan suara tiba, banyak perempuan menghadapi kesulitan hadir di tempat pemungutan suara (TPS) karena mereka terikat oleh tanggung jawab rumah tangga, seperti banyak pekerjaan rumah dan perlu merawat anak-anak.
Oleh karena itu, Pijar berusaha mendukung perempuan-perempuan ini agar mereka menggunakan hak suara mereka dalam Pemilu 2024. PIJAR menyediakan solusi sederhana untuk mengatasi tantangan ini, yaitu dengan mendukung ibu-ibu yang menghadapi kendala internal saat hari pemungutan suara.
Dyah Kartika Rini berharap bahwa melalui inisiatif ini, partisipasi pemilih perempuan di Indonesia akan meningkat, dan semakin banyak perempuan akan menggunakan hak suara mereka dalam pemilihan-pemilihan yang akan datang.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(rca)