KSAL Enggan Pikirkan Peluang Jadi Panglima TNI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengaku tidak memikirkan soal peluang dirinya menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono. Muhammad Ali justru ingin fokus dengan jabatan yang saat ini tengah diemban.
"Saya enggak mikir ke sana ya, yang penting kita jalankan saja apa yang ada sekarang, sedang melaksanakan ini," kata Ali saat ditemui di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2023).
Muhammad Ali menegaskan, ia tidak berwenang dalam menentukan apakah dirinya berpeluang sebagai Panglima TNI atau tidak. Sebab hal itu merupakan hak prerogatif Presiden dengan persetujuan DPR.
Saat ini kata Ali, dirinya tengah fokus dengan jabatannya sebagai KSAL. Ia ingin memastikan, apakah kinerjanya sudah bagus atau belum selama mengemban tugas tersebut.
"Nanti silakan saja, yang penting saya sebagai kepala staf apakah saya sudah menjalan tugas secara baik apa enggak, itu konsentrasi saya," ucapnya.
Di sisi lain, Pengamat Militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas mengungkap, ada dua nama yang setidaknya potensial untuk mengisi jabatan Panglima TNI setelah Laksamana Yudo Margono memasuki purnatugas.
Yang pertama adalah Jenderal Agus Subiyanto yang baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada Rabu (25/10/2023).
"Kans Agus diajukan sebagai calon Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono menjadi besar," kata Anton melalui keterangan tertulis, Rabu (25/10/2023).
Nama kedua, kata Anton Aliabbas, adalah KSAL Laksamana Muhammad Ali. Menurutnya, Ali layak diajukan sebagai Panglima TNI karena memiliki masa pensiun yang panjang.
"Harus diakui, nama kandidat kuat lainnya yg layak diajukan ke DPR dan mempunyai usia pensiun panjang adalah KSAL Laksamana Muhammad Ali," katanya.
Aliabbas mengatakan, jika merujuk pada visi poros maritim dunia, tentu saja nama Laksamana Muhammad Ali memiliki peluang yang lebih besar dibanding Jenderal Agus.
"Namun, jika berkaca pada pengalaman Jokowi menunjuk pos strategis maka menjatuhkan pilihan kepada Agus menjadi terbuka lebar," ungkapnya.
"Jokowi dalam sembilan tahun terakhir seringkali menunjukkan anomali dalam penentuan pos strategis," tutupnya.
Lihat Juga: 12 Daftar Perwira Tinggi TNI AU yang Dimutasi Panglima Agus Subiyanto di Pengujung Oktober
"Saya enggak mikir ke sana ya, yang penting kita jalankan saja apa yang ada sekarang, sedang melaksanakan ini," kata Ali saat ditemui di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2023).
Muhammad Ali menegaskan, ia tidak berwenang dalam menentukan apakah dirinya berpeluang sebagai Panglima TNI atau tidak. Sebab hal itu merupakan hak prerogatif Presiden dengan persetujuan DPR.
Saat ini kata Ali, dirinya tengah fokus dengan jabatannya sebagai KSAL. Ia ingin memastikan, apakah kinerjanya sudah bagus atau belum selama mengemban tugas tersebut.
"Nanti silakan saja, yang penting saya sebagai kepala staf apakah saya sudah menjalan tugas secara baik apa enggak, itu konsentrasi saya," ucapnya.
Di sisi lain, Pengamat Militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas mengungkap, ada dua nama yang setidaknya potensial untuk mengisi jabatan Panglima TNI setelah Laksamana Yudo Margono memasuki purnatugas.
Yang pertama adalah Jenderal Agus Subiyanto yang baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada Rabu (25/10/2023).
"Kans Agus diajukan sebagai calon Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono menjadi besar," kata Anton melalui keterangan tertulis, Rabu (25/10/2023).
Nama kedua, kata Anton Aliabbas, adalah KSAL Laksamana Muhammad Ali. Menurutnya, Ali layak diajukan sebagai Panglima TNI karena memiliki masa pensiun yang panjang.
"Harus diakui, nama kandidat kuat lainnya yg layak diajukan ke DPR dan mempunyai usia pensiun panjang adalah KSAL Laksamana Muhammad Ali," katanya.
Aliabbas mengatakan, jika merujuk pada visi poros maritim dunia, tentu saja nama Laksamana Muhammad Ali memiliki peluang yang lebih besar dibanding Jenderal Agus.
"Namun, jika berkaca pada pengalaman Jokowi menunjuk pos strategis maka menjatuhkan pilihan kepada Agus menjadi terbuka lebar," ungkapnya.
"Jokowi dalam sembilan tahun terakhir seringkali menunjukkan anomali dalam penentuan pos strategis," tutupnya.
Lihat Juga: 12 Daftar Perwira Tinggi TNI AU yang Dimutasi Panglima Agus Subiyanto di Pengujung Oktober
(maf)