Ramai Isu Nepotisme, Capres Ganjar Pranowo Komitmen Tidak Akan Beri Karpet Merah ke Alam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di tengah ramainya isu nepotisme semenjak putusan Mahkamah Konstitusi (MK), calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mendapatkan pertanyaan tentang potensi dirinya memberi karpet merah kepada Alam Ganjar jika berhasil menjadi presiden. Ganjar menegaskan tidak akan memberikan karpet merah kepada anaknya tersebut.
Untuk diketahui, MK menggelar sidang putusan uji materiil atas Pasal 169 huruf Q UU Nomor Tahun 2017 tentang Pemilu yang mengatur batas usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden (cawapres) di ruang sidang pleno, Gedung MK, Jakarta, pada Senin (16/10/2023). Hasilnya MK mengabulkan syarat capres=cawapres berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.
Putusan MK itu dinilai sangat menguntungkan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang saat ini masih berusi 36 tahun. Ia digadang-gadang bakal menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto. Meski nama cawapres Prabowo saat ini masih dalam tahap pembahasan tapi nama Gibran telah dideklarasikan oleh salah satu partai koalisi Prabowo, yakni Golkar.
Pengamat politik Saiful Mujani mengatakan putusan MK atau Mahkamah Konstitusi terkait syarat capres dan cawapres mengandung muatan politik nepotisme. Saiful Mujani, putusan MK tersebut bahkan seolah dibuat memang untuk melayani Gibran Rakabuming Raka.
"Saya lebih melihat itu unsur politisnya sangat kental dan politiknya bukan yang kita harapkan, tapi itu politik nepotisme. Politik yang mengorbankan kepentingan publik untuk hubungan keluarga dan seterusnya," ucap Saiful Mujani saat diwawancarai Najwa Shihab, pada Jum'at 20/10/2023.
Di tengah ramainya isu nepotisme, Ganjar Pranowo mendapatkan pertanyaan tentang apakah ia akan memberikan karpet merah kepada Alam Ganjar, putra tunggalnya. Pertanyaan tersebut dilontarkan seniman dan pengacara Kadri Muhammad dalam acara deklarasi dukungan Ganjar–Mahfud di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta Pusat, Rabu malam (18/10/2023).
"Saya beberapa kali bertemu Alam Ganjar dan dia adalah anak yang cerdas. Apakah Pak Ganjar akan memberikan karpet merah kepada Alam jika jadi presiden?" tanya Kadri Muhammad pada kesempatan itu.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ganjar mengatakan akan lebih memilih memberikan baju merah kepada anaknya. Sebab menurutnya, segala jenis kekuasaan harus diperebutkan secara sehat dan fair.
"Saya mungkin akan kasih baju merah aja ke dia (Alam Ganjar). Bagi saya yang penting adalah bagaimana semua punya kompetensi dan bisa berkompetisi yang sehat," ungkap Ganjar.
Lebih lanjut, capres yang berpasangan dengan Prof Mahfud MD tersebut kemudian mengatakan bahwa kekuasaan memanglah menggoda. Akan tetapi, tidak sepantasnya anak dari seorang yang punya kuasa mendapatkan perlakuan yang lebih spesial dari berbagai pihak.
"Yang saya sadari adalah, kekuasaan itu ada batasnya. Kekuasaan itu menggoda. Kita harus punya kontrol diri dan tahu diri. Saya kepingin siapa pun bisa menjadi apa pun melalui jalan yang fair. Saya tidak mau nantinya anak Mas Kadri (penanya) akan kalah dengan Alam karena anak presiden," ujar pria berambut putih tersebut.
Ganjar Pranowo kemudian berpesan kepada para pendukungnya untuk selalu memberikan kritik dan kontrol atas manuvernya jika sudah kelewat batas. "Itulah mengapa kawan-kawan hadir untuk memberikan kritik dan kontrol kepada saya, bahwa semuanya butuh proses," lanjutnya.
Ungkapan ini menunjukan komitmen Ganjar yang dengan gamblang menyatakan tidak akan memberikan karpet merah kepada putra semata wayangnya, dan menunjukan posisinya dalam politik nepotisme.
Untuk diketahui, MK menggelar sidang putusan uji materiil atas Pasal 169 huruf Q UU Nomor Tahun 2017 tentang Pemilu yang mengatur batas usia minimal calon presiden dan calon wakil presiden (cawapres) di ruang sidang pleno, Gedung MK, Jakarta, pada Senin (16/10/2023). Hasilnya MK mengabulkan syarat capres=cawapres berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.
Putusan MK itu dinilai sangat menguntungkan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang saat ini masih berusi 36 tahun. Ia digadang-gadang bakal menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto. Meski nama cawapres Prabowo saat ini masih dalam tahap pembahasan tapi nama Gibran telah dideklarasikan oleh salah satu partai koalisi Prabowo, yakni Golkar.
Pengamat politik Saiful Mujani mengatakan putusan MK atau Mahkamah Konstitusi terkait syarat capres dan cawapres mengandung muatan politik nepotisme. Saiful Mujani, putusan MK tersebut bahkan seolah dibuat memang untuk melayani Gibran Rakabuming Raka.
"Saya lebih melihat itu unsur politisnya sangat kental dan politiknya bukan yang kita harapkan, tapi itu politik nepotisme. Politik yang mengorbankan kepentingan publik untuk hubungan keluarga dan seterusnya," ucap Saiful Mujani saat diwawancarai Najwa Shihab, pada Jum'at 20/10/2023.
Di tengah ramainya isu nepotisme, Ganjar Pranowo mendapatkan pertanyaan tentang apakah ia akan memberikan karpet merah kepada Alam Ganjar, putra tunggalnya. Pertanyaan tersebut dilontarkan seniman dan pengacara Kadri Muhammad dalam acara deklarasi dukungan Ganjar–Mahfud di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta Pusat, Rabu malam (18/10/2023).
"Saya beberapa kali bertemu Alam Ganjar dan dia adalah anak yang cerdas. Apakah Pak Ganjar akan memberikan karpet merah kepada Alam jika jadi presiden?" tanya Kadri Muhammad pada kesempatan itu.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ganjar mengatakan akan lebih memilih memberikan baju merah kepada anaknya. Sebab menurutnya, segala jenis kekuasaan harus diperebutkan secara sehat dan fair.
"Saya mungkin akan kasih baju merah aja ke dia (Alam Ganjar). Bagi saya yang penting adalah bagaimana semua punya kompetensi dan bisa berkompetisi yang sehat," ungkap Ganjar.
Lebih lanjut, capres yang berpasangan dengan Prof Mahfud MD tersebut kemudian mengatakan bahwa kekuasaan memanglah menggoda. Akan tetapi, tidak sepantasnya anak dari seorang yang punya kuasa mendapatkan perlakuan yang lebih spesial dari berbagai pihak.
"Yang saya sadari adalah, kekuasaan itu ada batasnya. Kekuasaan itu menggoda. Kita harus punya kontrol diri dan tahu diri. Saya kepingin siapa pun bisa menjadi apa pun melalui jalan yang fair. Saya tidak mau nantinya anak Mas Kadri (penanya) akan kalah dengan Alam karena anak presiden," ujar pria berambut putih tersebut.
Ganjar Pranowo kemudian berpesan kepada para pendukungnya untuk selalu memberikan kritik dan kontrol atas manuvernya jika sudah kelewat batas. "Itulah mengapa kawan-kawan hadir untuk memberikan kritik dan kontrol kepada saya, bahwa semuanya butuh proses," lanjutnya.
Ungkapan ini menunjukan komitmen Ganjar yang dengan gamblang menyatakan tidak akan memberikan karpet merah kepada putra semata wayangnya, dan menunjukan posisinya dalam politik nepotisme.
(abd)