Jadi Hal Fundamental Bangsa, Kemendagri Perkuat Wilayah Pedesaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Eko Prasetyanto Purnomo Putro menyatakan, desa merupakan fundamental untuk kemajuan sebuah bangsa. Jika fundamen tersebut kuat, maka negara akan kuat. Begitu juga sebaliknya jika fundamen lemah maka negara akan lemah.
Eko mengungkapkan hal tersebut saat membuka pelatihan aparatur desa Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) di Hotel Nanggroe, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Selasa (17/10/2023).
"Proklamator kita katakan pada kita semua. Bung Hatta mengatakan, Indonesia tidak akan bercahaya kalau hanya di Jakarta. Akan bercahaya kalau lilin-lilin dari desa bercahaya. Maka mari kita buat lilin-lilin di desa bercahaya," katanya.
Menurut Eko, salah satu cara untuk menghidupkan lilin tersebut adalah dengan melakukan evaluasi tingkat perkembangan desa. "Apakah swadaya, sudah swakarya, atau sudah swasembada?" katanya.
Selain itu, perlu juga dievaluasi apakah desa-desa tersebut sudah memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes). Sebab, PADes merupakan bentuk dari sebuah kemandirian desa.
"Butuh komitmen, tanpa komitmen tidak mungkin," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan para Geucik (kepala desa) untuk membuat warisan untuk generasi masa depan di desa-desa. Jabatan yang diemban saat ini haruslah dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membuat kemajuan-kemajuan yang baik, supaya kelak desa tak ditinggalkan generasi mudanya.
Berkuranganya populasi di pedesaan ini bisa dilihat dari data sejak tahun 70-an hingga sekarang. Pada 1970-an, penduduk desa masih sekitar 80 persen, namun saat ini tinggal 40 persen.
"Ini fenomena semua negara maju, banyak usia produktif meninggalkan desa," ujarnya.
Acara ini turut dihadiri Sesditjen Bina Pemdes Paudah, Direktur Fasilitasi Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa, M Lutfi, Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Desa Murtono, dan Asisten II Sekda Provinsi NAD Mawardi.
Eko mengungkapkan hal tersebut saat membuka pelatihan aparatur desa Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) di Hotel Nanggroe, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Selasa (17/10/2023).
"Proklamator kita katakan pada kita semua. Bung Hatta mengatakan, Indonesia tidak akan bercahaya kalau hanya di Jakarta. Akan bercahaya kalau lilin-lilin dari desa bercahaya. Maka mari kita buat lilin-lilin di desa bercahaya," katanya.
Menurut Eko, salah satu cara untuk menghidupkan lilin tersebut adalah dengan melakukan evaluasi tingkat perkembangan desa. "Apakah swadaya, sudah swakarya, atau sudah swasembada?" katanya.
Selain itu, perlu juga dievaluasi apakah desa-desa tersebut sudah memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes). Sebab, PADes merupakan bentuk dari sebuah kemandirian desa.
"Butuh komitmen, tanpa komitmen tidak mungkin," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan para Geucik (kepala desa) untuk membuat warisan untuk generasi masa depan di desa-desa. Jabatan yang diemban saat ini haruslah dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membuat kemajuan-kemajuan yang baik, supaya kelak desa tak ditinggalkan generasi mudanya.
Berkuranganya populasi di pedesaan ini bisa dilihat dari data sejak tahun 70-an hingga sekarang. Pada 1970-an, penduduk desa masih sekitar 80 persen, namun saat ini tinggal 40 persen.
"Ini fenomena semua negara maju, banyak usia produktif meninggalkan desa," ujarnya.
Acara ini turut dihadiri Sesditjen Bina Pemdes Paudah, Direktur Fasilitasi Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa, M Lutfi, Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Desa Murtono, dan Asisten II Sekda Provinsi NAD Mawardi.
(maf)