Survei Denny JA: Elektabilitas Anies Turun Pascadeklarasikan Cak Imin Cawapres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan mengalami penurunan tajam setelah mendeklarasikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres)-nya di Pilpres 2024. Hal ini terpotret dalam hasil survei terbaru LSI Denny JA.
Direktur KCI-LSI Denny JA, Adji Alfaraby mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan rutin sejak Januari 2023, elektabilitas Anies Baswedan yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan terus menurun. Berturut-turut sejak Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, hingga September adalah 22,1%; 20,8%; 22,1%; 18,4: 19,7; dan 14,5%.
"Perbandingan Januari dan September, Anies ada penurunan 7,6%. Elektabilitas Anies bahkan menurun 5,2% setelah pilih Muhaimin sebagai bacawapres," kata Adji Alfarabi dalam rilis hasil survei terbaru Denny JA, Senin (2/10/2023).
Berbeda dengan dua bakal capres lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang mengalami kenaikan elektabilitas. Pada periode yang sama Prabowo Subianto meraih 25,4%; 33,9%; 34,3%; 38,2%; 36,2%, dan 39,8%. Sementara Ganjar Pranowo 37,8%; 31,9%; 32,7%; 35,3%; 35,8%; dan 37,9%.
Adji Alfarabi menjelaskan, dari hasil riset kualitatif, terdapat dua hal yang menyebabkan suara Anies menurun. Pertama, kritik keras Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pemimpin yang tidak memegang janji. Sebagai mantan presiden dua periode, SBY memiliki banyak pengikuti, sehingga kritikan pedas itu mempunyai efek pada persepsi yang berkembang di publik.
Faktor kedua adalah Cak Imin kalah populer dan kalah disukai dibandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tak lain adalah putra SBY. Popularitas AHY sebesar 65,9% sementara Cak Imin hanya 49%.
"Dari sisi kesukaan, AHY disukai sebesar 68,3%. Kesukaan terhadap Muhaimin sebesar 61,5%. Angka kesukaan terhadap keduanya terpaut 6,8%," kata Adji.
Menurutnya, pularitas AHY bisa dilacak dari kontestasi di Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Saat itu Pilkada DKI mendapat liputan yang sangat luas. AHY yang menjadi salah satu kontestan mendapatkan efek popularitasnya. Simpati publik (kesukaan) juga muncul karena AHY relatif bersih dari pemberitaan kasus hukum maupun tindakan tercela.
"Asosiasi Anies Baswedan dengan AHY, SBY dan Demokrat lebih kuat elektabilitasnya ketimbang Anies dengan Muhaimin Iskandar dan PKB," katanya.
Untuk diketahui, survei tatap muka LSI Denny JA dilaksanakan 4-12 Septermber 2023 kepada 1.200 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan margin of error sebesar 2,9%. Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, indepth interview, expert judgement, dan focus group discussion.
Direktur KCI-LSI Denny JA, Adji Alfaraby mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan rutin sejak Januari 2023, elektabilitas Anies Baswedan yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan terus menurun. Berturut-turut sejak Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, hingga September adalah 22,1%; 20,8%; 22,1%; 18,4: 19,7; dan 14,5%.
"Perbandingan Januari dan September, Anies ada penurunan 7,6%. Elektabilitas Anies bahkan menurun 5,2% setelah pilih Muhaimin sebagai bacawapres," kata Adji Alfarabi dalam rilis hasil survei terbaru Denny JA, Senin (2/10/2023).
Berbeda dengan dua bakal capres lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang mengalami kenaikan elektabilitas. Pada periode yang sama Prabowo Subianto meraih 25,4%; 33,9%; 34,3%; 38,2%; 36,2%, dan 39,8%. Sementara Ganjar Pranowo 37,8%; 31,9%; 32,7%; 35,3%; 35,8%; dan 37,9%.
Adji Alfarabi menjelaskan, dari hasil riset kualitatif, terdapat dua hal yang menyebabkan suara Anies menurun. Pertama, kritik keras Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pemimpin yang tidak memegang janji. Sebagai mantan presiden dua periode, SBY memiliki banyak pengikuti, sehingga kritikan pedas itu mempunyai efek pada persepsi yang berkembang di publik.
Faktor kedua adalah Cak Imin kalah populer dan kalah disukai dibandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tak lain adalah putra SBY. Popularitas AHY sebesar 65,9% sementara Cak Imin hanya 49%.
"Dari sisi kesukaan, AHY disukai sebesar 68,3%. Kesukaan terhadap Muhaimin sebesar 61,5%. Angka kesukaan terhadap keduanya terpaut 6,8%," kata Adji.
Menurutnya, pularitas AHY bisa dilacak dari kontestasi di Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Saat itu Pilkada DKI mendapat liputan yang sangat luas. AHY yang menjadi salah satu kontestan mendapatkan efek popularitasnya. Simpati publik (kesukaan) juga muncul karena AHY relatif bersih dari pemberitaan kasus hukum maupun tindakan tercela.
"Asosiasi Anies Baswedan dengan AHY, SBY dan Demokrat lebih kuat elektabilitasnya ketimbang Anies dengan Muhaimin Iskandar dan PKB," katanya.
Untuk diketahui, survei tatap muka LSI Denny JA dilaksanakan 4-12 Septermber 2023 kepada 1.200 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan margin of error sebesar 2,9%. Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, indepth interview, expert judgement, dan focus group discussion.
(abd)