Profil Feisal Tanjung, Jenderal TNI Kelahiran Sumatera dengan Segudang Pengalaman Tempur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung merupakan salah seorang tokoh militer berpengaruh di Indonesia. Dalam riwayatnya, dia tercatat telah banyak menempati jabatan penting di militer.
Salah satunya yang cukup membekas adalah ketika ditunjuk menjadi Panglima TNI . Menggantikan Jenderal Edi Sudrajat, posisi ini ditempati Feisal Tanjung pada periode 1993-1998.
Lantas, seperti apakah sebenarnya sosok Feisal Tanjung ini? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak ulasannya profilnya berikut.
Feisal Edno Tanjung lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada 17 Juni 1939. Dia merupakan putra dari pasangan Amin Husin Abdul Mun’im dan Siti Rawani Hutagalung.
Pada masa kecilnya, Feisal sempat mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Rakyat Sibolga. Usai keluarganya pindah ke Medan, dia melanjutkan sekolah di SR Yosua.
Feisal memiliki cita-cita masuk militer dan bergabung bersama Angkatan Laut. Dia bahkan diketahui pernah nekat mendaftar aspiran kadet AAL saat masih duduk di kelas 3 SMP.
Tentu saja, waktu itu harapannya sempat gagal karena belum memenuhi syarat usia minimal pendaftaran. Namun, hal ini tak menyurutkan asa Feisal menjadi tentara.
Tamat SMA, Feisal kembali mendaftarkan diri masuk AAL. Namun, kali ini dia juga ikut mendaftar Akademi Militer Nasional (AMN).
Sempat bercita-cita menjadi prajurit Angkatan Laut, suratan takdir berkata lain. Panggilan AMN ternyata datang lebih dulu.
Feisal berhasil lolos menjadi calon prajurit taruna (capratar) tahun 1958 setelah mengikuti seleksi. Pendidikan militer berhasil dilaluinya hingga tuntas dan lulus tahun 1961.
Masuk Angkatan Darat, Feisal banyak ditempa di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kelak bakal dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Seiring waktu, kiprahnya di militer semakin bersinar.
Tak hanya pangkatnya yang beranjak naik, Feisal juga mulai dipercaya untuk menempati berbagai posisi strategis di militer. Dari sekian banyak, bisa disebutkan contohnya seperti Pangdam VI/Tanjungpura (1985-1988), Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1988-1992), hingga Kasum ABRI (1992-1993).
Puncak karier militernya didapat ketika mendapat penunjukan menjadi Panglima TNI tahun 1993. Waktu itu, Feisal ditunjuk untuk menggantikan Jenderal TNI Edi Sudrajat.
Sepanjang kariernya di militer, Feisal Tanjung termasuk sosok yang sudah kenyang pengalaman tempur. Tercatat, berbagai operasi penugasan pernah dijalaninya.
Mengutip laman Perpusnas, Rabu (20/9/2023), saat dirinya bergabung dengan RPKAD (kini Kopassus), Feisal berturut-turut mendapat tugas di Kalimantan Barat, Irian Jaya, dan hampir semua provinsi di Jawa. Masing-masing di antaranya adalah dalam rangka operasi Dwikora, penumpasan gerombolan OPM, hingga penumpasan G-30-S/PKI.
Kemudian, Feisal pernah bertugas pada Kontingen Garuda di Vietnam tahun 1973. Sekitar dua tahun setelahnya, dia beralih ke Timor Timur.
Selain itu, Feisal juga pernah menjadi komandan Tim Ekspedisi ke Lembah X di Irian Jaya. Diterjunkan ke daerah bergunung-gunung terjal dan terisolasi, waktu itu misinya adalah mengumpulkan data dan membuka isolasi penduduk asli dengan dunia luar.
Demikian ulasan mengenai profil Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung, eks Panglima TNI dengan segudang pengalaman tempur.
Salah satunya yang cukup membekas adalah ketika ditunjuk menjadi Panglima TNI . Menggantikan Jenderal Edi Sudrajat, posisi ini ditempati Feisal Tanjung pada periode 1993-1998.
Lantas, seperti apakah sebenarnya sosok Feisal Tanjung ini? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak ulasannya profilnya berikut.
Profil Feisal Tanjung
Feisal Edno Tanjung lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada 17 Juni 1939. Dia merupakan putra dari pasangan Amin Husin Abdul Mun’im dan Siti Rawani Hutagalung.
Pada masa kecilnya, Feisal sempat mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Rakyat Sibolga. Usai keluarganya pindah ke Medan, dia melanjutkan sekolah di SR Yosua.
Feisal memiliki cita-cita masuk militer dan bergabung bersama Angkatan Laut. Dia bahkan diketahui pernah nekat mendaftar aspiran kadet AAL saat masih duduk di kelas 3 SMP.
Tentu saja, waktu itu harapannya sempat gagal karena belum memenuhi syarat usia minimal pendaftaran. Namun, hal ini tak menyurutkan asa Feisal menjadi tentara.
Tamat SMA, Feisal kembali mendaftarkan diri masuk AAL. Namun, kali ini dia juga ikut mendaftar Akademi Militer Nasional (AMN).
Sempat bercita-cita menjadi prajurit Angkatan Laut, suratan takdir berkata lain. Panggilan AMN ternyata datang lebih dulu.
Feisal berhasil lolos menjadi calon prajurit taruna (capratar) tahun 1958 setelah mengikuti seleksi. Pendidikan militer berhasil dilaluinya hingga tuntas dan lulus tahun 1961.
Masuk Angkatan Darat, Feisal banyak ditempa di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kelak bakal dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Seiring waktu, kiprahnya di militer semakin bersinar.
Baca Juga
Tak hanya pangkatnya yang beranjak naik, Feisal juga mulai dipercaya untuk menempati berbagai posisi strategis di militer. Dari sekian banyak, bisa disebutkan contohnya seperti Pangdam VI/Tanjungpura (1985-1988), Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1988-1992), hingga Kasum ABRI (1992-1993).
Puncak karier militernya didapat ketika mendapat penunjukan menjadi Panglima TNI tahun 1993. Waktu itu, Feisal ditunjuk untuk menggantikan Jenderal TNI Edi Sudrajat.
Segudang Pengalaman Tempur
Sepanjang kariernya di militer, Feisal Tanjung termasuk sosok yang sudah kenyang pengalaman tempur. Tercatat, berbagai operasi penugasan pernah dijalaninya.
Mengutip laman Perpusnas, Rabu (20/9/2023), saat dirinya bergabung dengan RPKAD (kini Kopassus), Feisal berturut-turut mendapat tugas di Kalimantan Barat, Irian Jaya, dan hampir semua provinsi di Jawa. Masing-masing di antaranya adalah dalam rangka operasi Dwikora, penumpasan gerombolan OPM, hingga penumpasan G-30-S/PKI.
Kemudian, Feisal pernah bertugas pada Kontingen Garuda di Vietnam tahun 1973. Sekitar dua tahun setelahnya, dia beralih ke Timor Timur.
Selain itu, Feisal juga pernah menjadi komandan Tim Ekspedisi ke Lembah X di Irian Jaya. Diterjunkan ke daerah bergunung-gunung terjal dan terisolasi, waktu itu misinya adalah mengumpulkan data dan membuka isolasi penduduk asli dengan dunia luar.
Demikian ulasan mengenai profil Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung, eks Panglima TNI dengan segudang pengalaman tempur.
(okt)